Deras dan tingginya aliran air hujan di jalan poros depan Pasar/Kecamatan Kamal tidak hanya memaksa para pengendara menepi namun juga mengejutkan masyarakat setempat karena banjir kali ini datang tidak seperti biasanya.
Jalur protokol menuju Pelabuhan Kamal itu berubah ibarat sungai dengan aliran air yang deras, ketinggian air di sekitar lokasi mencapai 1,5 meter.
Camat Kamal, Ainul Yaqin mengungkapkan, kawasan paling parah terdampak banjir yang disebabkan tingginya intensitas hujan bukan hanya di sekitar Pasar Kamal namun juga di sejumlah titik mulai dari perumnas hingga ke arah Selatan atau menuju pasar.
“Paling parah di Pasar Kamal karena pertemuan arus dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter, sementara di got depan SMPN 1 Kamal atau Puskesmas Kamal sampai 2 meter."
"Untuk di depan pasar, saya berdiri jatuh karena arus air sangat deras, saya tidak berani,” ungkap Yaqin kepada Tribun Madura.
Hujan dengan intensitas tinggi disertai sambaran petir mulai menerjang Kabupaten Bangkalan menjelang waktu sore.
Bahkan hingga pukul 21.40 WIB, hujan dengan intensitas sedang masih mengguyur Bangkalan.
Sementara banjir di kawasan Pasar Kamal mulai surut sekitar pukul 20.00 WIB.
“Saya langsung ke lokasi karena sudah tahu pasti banjir karena hujan deras."
"Saya sudah lama menyampaikan karena gorong-gorong sudah crowded (sesak), sementara kawasan resapan semakin berkurang,” tegas Yaqin.
Ia menjelaskan, kondisi gorong-gorong yang semakin sesak ditambah menjamurnya pendirian perumahan-perumahan telah disampaikannya kepada pihak PUPR Pemkab Bangkalan pada kesempatan monitoring di kawasan pabrik keramik pada pekan lalu.
“Kamal butuh pelebaran gorong-gorong karena sudah tidak mampu menampung debit air ketika hujan deras."
"Karena itu saya bingung, nanti alasan (pemkab) Bangkalan terbentur anggaran, saya harus wadul (melapor) ke siapa dengan crowded-nya selokan,” keluhnya.
Karena itu, lanjutnya, dalam waktu dekat pihak kecamatan akan melakukan monitoring ke semua perumahan di Kecamatan Kamal untuk mengecek keberadaan saluran drainase termasuk gorong-gorong yang menjadi standar teknis.
“Kalau sampai dikeluarkan izin, saya akan pertanyakan kenapa tidak melibatkan pihak kecamatan?. Ada memang perumahan baru tidak melengkapi dengan gorong-gorong, alasannya pakai resapan, banyak yang seperti itu,” pungkas Yaqin.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bangkalan, Moh Zainul Qomar mengungkapkan, derasnya air hujan yang menerjang sejak pukul 17.30 WIB tidak masuk gorong-gorong.
Tetapi malah tumpah ke jalan sehingga menyebabkan genangan air di jalur poros depan Pasar Kamal.
“Tidak ada korban jiwa tetapi beberapa rumah warga tampak kotor karena tertumpah air hujan bercampur air selokan, air juga masuk ke beberapa rumah warga di desa Banyuajuh namun telah dibersihkan secara mandiri. Kami imbau warga untuk kerja bakti membersihkan gorong-gorong,” ungkap Qomar.
Selain di Kecamatan Kamal, lanjutnya, tercatat dua kejadian di Kota Bangkalan, yakni pohon tumbang di kawasan Barat Tambak, Kelurahan Bancaran dan depan Perumahan Graha Mentari, Kelurahan Bancaran.
“Pohon tumbang di Barat Tambak tidak sampai menutup total akses jalan karena ada dua jalur, kami langsung eksekusi pohon ketika ada laporan."
"Sementara pohon tumbang di depan pintu masuk Perumahan Graha Mentari, kami berkoordinasi dengan PLN karena menimpa jaringan listrik,” pungkas Qomar.