TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Seorang nelayan tradisional yang dilaporkan hilang pada Sabtu 27 Desember 2025 saat mencari ikan dan udang dengan metode menyungkur (berjalan kaki di pinggir pantai) di perairan Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah, akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Jenazah nelayan tersebut ditemukan pada Minggu 28 Desember 2025 sekitar pukul 08.00 WIB di bibir pantai atau tepian laut, tepatnya di belakang PT Wika, Desa Sungai Bundung Laut, Dusun Tujuh Ratus, Kecamatan Sungai Kunyit.
Kapolsek Sungai Kunyit, Iptu Lodrick Taliak Hungan, membenarkan peristiwa penemuan jenazah tersebut.
Ia menjelaskan bahwa korban bernama Rayadi (50), seorang nelayan warga Desa Sungai Bundung Laut.
"Benar, pada Minggu pagi sekitar pukul 08.00 WIB, kami bersama warga menemukan jenazah seorang nelayan di tepian laut belakang PT Wika, Desa Sungai Bundung Laut. Korban atas nama Rayadi, warga setempat," ujar Iptu Lodrick.
Berdasarkan informasi, korban yang merupakan warga Sungai Bundung Laut, sehari-harinya memang bekerja sebagai nelayan tradisional.
Kapolsek menjelaskan, pencarian terhadap korban dilakukan sejak pagi hari dengan melibatkan warga setempat, Kepala Desa Sungai Bundung Laut, serta personel Polsek Sungai Kunyit.
"Sekira pukul 07.30 WIB, warga bersama Kepala Desa, personel Polsek Sungai Kunyit, dan saya sendiri kembali melakukan pencarian di sepanjang bibir pantai. Puji syukur, jenazah korban berhasil ditemukan tidak jauh dari lokasi yang diduga tempat korban mencari udang," jelasnya.
Setelah ditemukan, pihak kepolisian sempat menyarankan agar jenazah dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan autopsi guna memastikan penyebab kematian. Namun, pihak keluarga menolak tindakan tersebut.
• Warga Sekayam Dikejutkan Penemuan Mayat Pria di Sungai Sekayam, Polisi Beberkan Kronologinya
"Pihak keluarga korban menolak jenazah dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan autopsi. Selanjutnya, jenazah langsung dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan dan dilakukan proses pemakaman," kata Iptu Lodrick.
Dari hasil analisa sementara, Kapolsek Sungai Kunyit menduga korban meninggal dunia akibat terseret arus pasang laut yang berubah secara tiba-tiba saat korban sedang mencari udang dengan metode menyungkur.
"Diduga kuat korban terseret arus pasang surut yang berubah mendadak. Saat itu korban kemungkinan sedang berkonsentrasi mendorong alat sungkur, sehingga tidak menyadari perubahan arus yang kemudian menyeret korban ke tengah laut," tegasnya.
Pihak kepolisian mengimbau para nelayan tradisional agar selalu memperhatikan kondisi cuaca dan pasang surut air laut demi keselamatan saat melaut maupun mencari ikan di pesisir pantai.