TRIBUNGORONTALO.COM – Kapan waktu terbaik untuk melihat hiu paus di Gorontalo?
Jika Anda berencana mengunjungi Wisata Hiu Paus Botubarani, mengetahui pola kemunculan satwa laut raksasa ini bisa membantu Anda menentukan waktu kunjungan yang paling tepat.
Sepanjang tahun 2025, pengelola mencatat total 1.404 kali kemunculan hiu paus di perairan Desa Botubarani, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.
Data ini dihimpun dari catatan harian yang diperbarui secara berkala hingga Minggu (28/12/2025).
Berdasarkan rekapitulasi tersebut, bulan September menjadi periode dengan kemunculan hiu paus terbanyak, yakni 153 kali.
Sementara itu, Januari mencatat angka terendah dengan hanya 43 kali kemunculan. Berikut rincian jumlah kemunculan hiu paus per bulan sepanjang 2025:
Januari: 43
Februari: 80
Maret: 67
April: 111
Mei: 125
Juni: 152
Juli: 149
Agustus: 133
September: 153
Oktober: 114
November: 146
Desember: 131
Data tersebut menunjukkan tren peningkatan kemunculan hiu paus secara bertahap dari awal hingga akhir tahun.
Puncak aktivitas terjadi pada pertengahan hingga akhir tahun, menjadikan bulan-bulan seperti Juni hingga November sebagai waktu yang ideal untuk berkunjung.
Fakta menarik lainnya, pengelola mencatat satu hari tanpa kemunculan hiu paus sama sekali, yakni pada Selasa, 18 Maret 2025.
Sebaliknya, rekor kemunculan terbanyak dalam satu hari terjadi pada Rabu, 1 Oktober 2025, dengan delapan ekor hiu paus muncul di permukaan.
Perlu dicatat, angka 1.404 tersebut bukanlah jumlah individu hiu paus, melainkan total frekuensi kemunculan harian. Artinya, sangat mungkin individu yang sama muncul berulang kali pada hari atau bulan yang berbeda.
Wisata Hiu Paus Botubarani sendiri merupakan salah satu destinasi bahari unggulan di Indonesia. Lokasinya sangat strategis, hanya sekitar 9,6 kilometer dari pusat Kota Gorontalo atau sekitar 20 menit perjalanan dengan sepeda motor.
Dari Bandara Djalaluddin Gorontalo, wisatawan dapat menempuh perjalanan darat sejauh 40 kilometer dalam waktu sekitar satu jam.
Hiu paus (Rhincodon typus) merupakan salah satu spesies ikan terbesar di dunia dan telah ditetapkan sebagai satwa yang dilindungi.
Kehadirannya di perairan Botubarani diyakini berkaitan erat dengan ketersediaan pakan alami, serta kebiasaan nelayan setempat di masa lalu yang membuang sisa tangkapan ikan di sekitar perairan tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir, kawasan ini berkembang menjadi destinasi wisata edukatif berbasis konservasi.
Pemerintah daerah, pengelola, dan masyarakat setempat terus mendorong praktik wisata berkelanjutan guna menjaga kelestarian satwa langka ini.
Baca juga: 7 Kali Berkunjung, Susi Sisanti Bicara Kemajuan Wisata Hiu Paus Gorontalo
Meningkatnya jumlah wisatawan saat libur akhir tahun membuat pengelola Wisata Hiu Paus Botubarani menyiapkan berbagai fasilitas penunjang bagi pengunjung.
Meski jumlah wisatawan meningkat, pengelola menyebut tidak ada perlakuan khusus antara hari libur dan hari biasa. Persiapan dilakukan setiap hari agar pengunjung tetap terlayani secara maksimal.
Sebagai langkah antisipasi lonjakan pengunjung, pihak pengelola menambah tempat duduk di area wisata.
Saat ini tersedia sekitar 20 unit perahu untuk melayani wisatawan, serta sekitar 30 unit drone untuk mengabadikan momen interaksi dengan hiu paus.
Pengelola Wisata Hiu Paus Botubarani Pangkalan 4, Arpan Napu, juga membeberkan update harga sewa fasilitas yang tersedia di kawasan wisata tersebut.
“Untuk dokumentasi video dan foto drone, sudah termasuk dengan sewa perahu kaca,” jelas Arpan.
Selain fasilitas perahu, pengunjung juga dikenakan biaya masuk kawasan wisata. Tarif untuk wisatawan lokal sebesar Rp10 ribu, sedangkan wisatawan mancanegara Rp50 ribu.
Adapun fasilitas tambahan seperti kamar bilas dan toilet menggunakan sistem seikhlasnya. Kontribusi pengunjung dimasukkan ke dalam celengan yang tersedia di dekat pintu masuk kawasan wisata.
(TribunGorontalo.com/Herjianto Tangahu)