TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Kebakaran hebat melanda akomodasi pariwisata Tanatap yang berlokasi di Jalan Monkey Forest, Desa Padangtegal, Kecamatan Ubud, Gianyar, Bali, Minggu (28/12/2025) pagi.
Bangunan berlantai tiga yang baru beroperasi sekitar dua bulan itu nyaris ludes dilalap api.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun kerugian ditaksir mencapai miliaran rupiah.
Berdasarkan keterangan saksi dan pihak pengelola, peristiwa bermula pada Minggu pagi saat aktivitas di sekitar lokasi masih relatif sepi.
Sekitar pukul 07.38 Wita, kepulan asap tebal pertama kali terlihat keluar dari bagian belakang bangunan Tanatap.
Wahyuni, warga yang rumahnya berada tepat di sebelah lokasi kejadian, menjadi salah satu saksi awal.
Saat itu ia tengah memasak di rumahnya ketika melihat asap pekat membumbung dari arah restoran Tanatap.
Merasa curiga, ia langsung mendatangi lokasi untuk memastikan sumber asap.
Sesampainya di sana, Wahyuni melihat para karyawan Tanatap sudah dalam kondisi panik.
Api diketahui berasal dari bagian belakang bangunan. Ia pun langsung meminta karyawan dan warga sekitar untuk segera menghubungi petugas pemadam kebakaran.
Sambil menunggu petugas datang, warga sekitar bersama karyawan Tanatap sempat berupaya memadamkan api menggunakan air PDAM.
Namun, karena debit air kecil dan api dengan cepat membesar, upaya tersebut tidak membuahkan hasil.
Baca juga: NYARIS Api Dupa Jadi Pemicu Kebakaran Rumah Warga di Jembrana, Pemilik Tinggalkan Bersih-bersih!
“Sudah dibantu warga, tapi tidak bisa. Apinya besar di belakang,” ujar Wahyuni.
Manajer Tanatap, Amade, mengatakan dirinya tidak berada di lokasi saat api mulai membesar.
Ia baru mendapat informasi setelah kebakaran terjadi.
Berdasarkan laporan yang diterimanya, api pertama kali muncul dari tungku sauna di lantai satu, kemudian dengan cepat merambat ke material kayu yang mendominasi bangunan.
Baca juga: Rumah 2 Lantai Berisi Cengkih di Buleleng Kebakaran, Budiyadnya Alami Kerugian Setengah Miliar
“Api dari tungku sauna, lalu merambat ke material kayu. Tiba-tiba jadi besar dan menyebar ke kopi bar, dapur, ruang yoga, dan pilates,” jelasnya.
Tak lama setelah laporan diterima, Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Gianyar langsung mengerahkan unit pemadam dari Pos Ubud.
Namun karena kobaran api cukup besar dan bangunan sebagian besar terbuat dari material alam seperti kayu, petugas menambah armada dari Pos Payangan, Pos Induk Gianyar, dan Pos Sukawati.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Gianyar, I Putu Yudanegara, menyebutkan total sembilan unit armada damkar diturunkan, ditambah satu unit kendaraan pickup untuk mendukung proses pemadaman.
“Dari luar memang tidak terlihat api besar, tapi di bagian belakang api sudah membesar. Kami fokus menghalau agar tidak merembet ke bangunan tetangga,” ujarnya.
Kabid Damkar Gianyar, I Putu Pradana, yang turut masuk ke area belakang bangunan, menyebutkan kebakaran terparah terjadi di lantai satu.
Berdasarkan keterangan pemilik, titik awal api berada di ruang sauna.
“Lantai satu yang paling parah. Api pertama kali muncul di ruang sauna,” ungkapnya.
Proses pemadaman berlangsung cukup lama karena api sempat membesar dan material bangunan mudah terbakar.
Hingga pukul 09.24 Wita, petugas masih melakukan pendinginan di lokasi untuk memastikan tidak ada titik api tersisa.
Kapolsek Ubud, Kompol I Wayan Putra Antara, memastikan tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam peristiwa tersebut.
Sementara penyebab pasti kebakaran masih dalam tahap penyelidikan.
“Kami belum bisa melakukan olah TKP karena petugas damkar masih melakukan pendinginan. Penyebab kebakaran masih kami dalami,” ujarnya sekitar pukul 09.35 Wita.
Hingga saat ini, area kebakaran telah dipasangi garis polisi, sementara aktivitas di sekitar Jalan Monkey Forest sempat mengalami gangguan akibat proses pemadaman dan pendinginan. (*)