Situasi Terkini di Desa Pesikaian Kuansing Usai Warga Menentang Relokasi Warga TNTN
December 28, 2025 04:03 PM

TRIBUNPEKANBARU.COM,KUANSING – Situasi Desa Pesikaian, Kecamatan Cerenti, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Minggu (28/12/2025) kembali tenang pasca aksi penolakan terhadap wacana pemerintah pusat merelokasi warga Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) ke desa tersebut.

Rencana pemerintah pusat itu sempat menimbulkan gejolak warga tempatan yang berujung penggerudukan kantor Camat Cerenti oleh seratusan warga pada Sabtu (27/12/2025) pagi.

Terlebih Satgas PKH tiba-tiba mengukur lahan dan memasang patok di lokasi yang membuat warga Desa Pesikaian resah.

"Hingga saat ini situasi kondusif. Sebenarnya, pada Sabtu kemarin itu tidak ada aksi anarkis. Hanya musyawarah masyarakat dengan camat, anggota DPRD Riau, anggota DPRD Kuansing, pihak PTPN IV dan perangkat desa hingga tokoh masyarakat," ujar Kapolres Kuansing, AKBP R. Ricky Pratidiningrat melalui Kapolsek Cerenti, AKP Benny Afriandi Siregar.

AKP Benny juga mengapresiasi masyarakat yang mengurungkan rencana aksi dan memilih jalur musyawarah sebagai upaya penyelesaian masalah secara damai.

Ia juga berharap agar masyarakat tidak terprovokasi dengan informasi-informasi yang belum jelas kebenarannya.

"Kami bersikap netral dan profesional, namun siap hadir untuk menjaga keamanan dan ketertiban agar situasi tetap aman dan kondusif," ujarnya.

Baca juga: Warga Cerenti Tolak Daerah Mereka Jadi Relokasi Warga TNTN: Singgung Penggunaan Lahan

Baca juga: Ratusan Warga Tolak Relokasi Warga TNTN di Cerenti, Anggota DPRD Riau: Penunjukannya Sepihak

Tokoh Masyarakat Tegas Menolak

Tokoh masyarakat Cerenti, Harlimus mengatakan, relokasi warga TNTN ke Desa Pesikaian tepatnya di lahan PTPN IV dinilai dapat berdampak pada perekononimian masyarakat tempatan.

Menurutnya, pemerintah pusat terlebih dahulu memprioritaskan kesejahteraan warga tempatan sebelum membuat kebijakan.

"Kami sebagai warga tempatan tidak diajak berdiskusi terlebih dahulu, tiba-tiba ada kebijakan tanah ulayat kami diserahkan kepada orang lain," ujarnya.

Harlimus pun dengan tegas menolak rencana pemerintah pusat tersebut.

Menurutnya, kebijakan pusat tersebut hanya akan menimbulkan konflik sosial masyarakat di Cerenti.

"Akan ada ketimpangan yang berujung pada konflik sosial. Dimana warga tempatan tidak memiliki tanah, sementara warga TNTN difasilitasi untuk mendapatkan lahan di kampung kami," ujarnya.

( Tribunpekanbaru.com / Guruh BW )

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.