TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN - Warga Desa Jekani, Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, kini mulai merasakan harapan baru melalui pengembangan budidaya jamur tiram yang memanfaatkan limbah sekam padi.
Program ini hadir sebagai upaya mendorong kebangkitan ekonomi desa sekaligus membuka peluang usaha berkelanjutan bagi masyarakat setempat.
Melalui program pengembangan budidaya jamur tiram, masyarakat Desa Jekani mendapatkan pelatihan, pendampingan, serta sarana produksi yang memadai.
Baca juga: Intip Kegiatan Warga Binaan di Lapas Brebes, Panen Jamur Tiram dari Balik Jeruji
Baca juga: Kanwil Kemenkum Jateng Dukung Peningkatan Pemahaman KIK di Kabupaten Sragen
Sebuah kumbung jamur berkapasitas sekitar 6.500 baglog dibangun, dilengkapi alat steamer dan teknologi Smart Kumbung berbasis Internet of Things (IoT).
Teknologi ini membantu petani mengatur suhu dan kelembapan secara optimal, sehingga kualitas dan produktivitas jamur meningkat.
Pembangunan dan pelatihan itu diinisiasi oleh Perum Bulog melalui kebijakan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL).
Tidak hanya itu. bantuan air bersih kepada masyarakat Desa juga diberikan pada Minggu (28/12).
Direktur SDM dan Transformasi Perum Bulog Sudarsono Hardjosoekarto menyampaikan bahwa Program Bulog Industry Ecosociosystem mendorong optimalisasi pemanfaatan produk samping pengolahan padi agar tidak menjadi limbah, melainkan diolah menjadi sumber ekonomi baru.
“Melalui program ini, kami mendorong terciptanya lapangan kerja, peningkatan keterampilan masyarakat, serta kesejahteraan yang berkelanjutan di wilayah sekitar operasional perusahaan,” ujar Sudarsono dalam keterangan tertulis.
Ia menjelaskan program itu difokuskan pada tiga pilar utama, yaitu pendidikan, lingkungan, dan pengembangan Usaha Mikro dan Kecil (UMK).
Program ini sejalan dengan core business Bulog di sektor hulu pangan melalui optimalisasi produk samping hasil penggilingan padi di Sentra Penggilingan Padi (SPP) Bulog Sragen.
Desa Jekani dipilih sebagai lokasi pelaksanaan program karena berada di sekitar wilayah operasional SPP Bulog Sragen serta memiliki potensi pengembangan agroindustri berbasis pemanfaatan sekam padi.
Program ini dilaksanakan melalui kolaborasi dengan Program Studi D3 Agribisnis Sekolah Vokasi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, dengan sasaran Kelompok Tani Jamur Tiram Makmur Mondokan yang sebelumnya terdampak penurunan aktivitas ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Bupati Sragen Sigit Pamungkas menyampaikan sinergi antara Bulog, pemerintah daerah, dan perguruan tinggi adalah langkah strategis dalam mendorong pemulihan dan penguatan ekonomi desa secara berkelanjutan.
“Program ini tidak hanya membantu pemulihan ekonomi masyarakat desa, tetapi juga membangun kemandirian ekonomi berbasis potensi lokal. Kami berharap kolaborasi seperti ini dapat terus diperluas dan berkelanjutan di wilayah lain,” tambahnya.
Selain penguatan ekonomi masyarakat, Bulog juga menyalurkan bantuan air bersih dan sanitasi berupa pembangunan sumur bagi warga Kebayanan Garut, Desa Jekani. Selama hampir dua dekade, sekitar 300 kepala keluarga serta sejumlah fasilitas ibadah di wilayah tersebut mengalami keterbatasan akses air bersih.
Program Industry Ecosociosystem ini mencakup pelatihan dan pendampingan budidaya jamur tiram, pembangunan kumbung berkapasitas 6.500 baglog, pengadaan alat steamer, serta penerapan teknologi Smart Kumbung berbasis Internet of Things (IoT) untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi.
Program ini juga mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), khususnya TPB 6 tentang Air Bersih dan Sanitasi Layak serta TPB 8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.
Melalui program ini, diharapkan tercipta ekosistem agroindustri desa yang mandiri, produktif, dan berkelanjutan serta dapat direplikasi di wilayah lain. (*)