TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul menyebut kondisi banjir yang melanda beberapa titik di Bumi Projotamansari mulai surut.
Bahkan, seorang lansia yang sedang sakit dan sempat dilakukan evakuasi, kini sudah kembali ke rumah.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bantul, Mujahid Amrudin, berujar sebagian besar wilayah terdampak banjir di Kapanewon Sanden, Kapanewon Srandakan, dan Kapanewon Kretek atau wilayah hilir aliran sungai sudah terpantau surut.
"Update terkini, secara keseluruhan sudah aman terkendali. Jadi, mulai yang terdampak parah di Kapanewon Sanden, penanganan 147 titik pohon tumbang sudah selesai atau terevakuasi, dan sebagian besar banjir yang masuk ke kampung sudah surut," katanya, saat dikonfirmasi Tribunjogja.com, Minggu (28/12/2025).
Selain itu, terdapat seorang lansia di Kapanewon Sanden dalam keadaan sakit dan terkena banjir, sehingga dilakukan evakuasi ke tempat aman.
Akan tetapi, dikarenakan saat ini kondisi air, di lokasi tersebut sudah surut, sehingga lansia tersebut kembali tinggal di rumah.
"Untuk secara menyeluruh, sejauh ini tidak ada yang mengungsi. Jadi, dampak dari bencana kemarin dalam artian warga mengungsi tidak ada. Tapi, kalau mengungsi di tempat saudara selama sehari ada," ujar Mujahid.
"Kami juga sempat memantau banjir setinggi lutut di Tirtosari, Kapanewon Kretek kemarin sampai pukul 23.00 WIB, masyarakat di sana masih bertahan di rumah. Karena air selutut dan di rumah warga itu tidak ada makanan, maka kebutuhan permakanan didukung oleh pemerintah," imbuh dia.
Dikatakannya, sampai saat ini, masing-masing tim Pos Banjir dan Tanah Longsor (Bansor) di kalurahan se-Kabupaten Bantul masih bertugas untuk memberikan bantuan bagi masyarakat yang membutuhkan.
Bahkan, tim dari Tagana Dinas Sosial Bantul juga sudah memberikan bantuan makanan di beberapa titik wilayah yang terdampak.
"Jadi, semoga dengan penanganan akibat bencana itu, situasinya juga membaik. Kelihatannya cuaca hari ini juga terang. Dan kami, besok pagi akan melanjutkan penanganan untuk pekerjaan fisik di titik tanah longsor, jembatan ambles," paparnya.
Adapun titik lokasi jalan longsor yang dimaksud yakni di jalan Padukuhan Lemah Rubuh, Kalurahan Selopamioro, Kapanewon Imogiri.
Akan tetapi, sementara ini, kondisi di lokasi itu sudah ditutup oleh masyarakat, sehingga hanya boleh satu per satu kendaraan yang melintasi lokasi itu.
Lalu, di Kedung Jati atau sebelah timur Lemah Rubuh, terdapat tebing sungai ambrol dan menghantam jembatan.
Baca juga: Banjir di Bantul Sebabkan Gagal Panen Bawang Merah, 4.000 Hektare Lahan Terendam
Lebih lanjut, sampai saat ini pihaknya juga masih melakukan penyisiran di berbagai wilayah di Kapanewon Sanden, Srandakan, Kretek, hingga Imogiri.
Namun, pihaknya belum bisa memastikan kapan air banjir dapat benar-benar surut, mengingat kondisi cuaca berjalan tidak menentu.
"Kalau berdasarkan pantauan BMKG, potensi ancaman bencana hidrometeorologi sampai Februari 2026 ya. Kami berharap, ke depan tidak terjadi hujan deras berturut-turut. Akan tetapi, itu perlu kita antisipasi dengan menyiagakan tim dan mengerahkan relawan dari 35 unsur," jelas dia.
Di samping itu, BPBD Kabupaten Bantul tetap membutuhkan informasi dari masyarakat terkait keadaan dampak dari bencana hujan yang berlangsung pada Jumat-Sabtu (26-27/12/2025) lalu.
Tujuannya, agar segera melakukan penanganan bagi wilayah yang terdampak bencana.
"Kami masih membutuhkan informasi dari masyarakat, manakala ada wilayah terdampak baik pohon tumbang, banjir, tanah longsor, akses jalan, jembatan, termasuk tebing yang terdampak bencana untuk segera dilakukan penanganan. Silakan masyarakat menghubungi kami melalui WhatsApp 02746462100," tandasnya.(*)