BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Ini rute baru untuk warga pasca jembatan box culvert yang menghubungkan Dusun 2 dan 3 Desa Martadahbaru, Kecamatan Tambangulang, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel) putus total.
Putusnya jembatan box culvert yang menghubungkan Dusun 2 dan 3 Desa Martadahbaru, Kecamatan Tambangulang, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), Sabtu pagi kemarin, menyisakan dampak nyata bagi warga setempat.
Tercatat sebanyak sembilan RT yang ada di dua dusun tersebut dari total 14 RT di Martadahbaru. Warga dari dua dusun ini praktis tidak bisa saling bertandang karena akses jalan putus total sepanjang sekitar belasan meter.
Dampak paling terasa dirasakan warga Dusun 3 (RT 9 hingga 14). Pasalnya, semua fasilitas umum berada di Dusun 2 seperti kantor kepala desa, TK, dan sekolah dasar.
Warga Dusun 3 pun sebagian juga sangat terdampak. Pasalnya, sebagian aktivitas dari mereka tiap hari juga bepergian ke dusun 3.
Baca juga: Laung Kuning Banjar Buka Warung Gratis untuk Jemaah 5 Rajab Sekumpul, Jemaah Datang Silih Berganti
Baca juga: TNI Polri Dikerahkan ke Lokasi Terdampak Banjir Balangan, Bersihkan Fasilitas Umum dan Rumah Warga
"Memang ada jalan alternatif, tapi memutar dan lumayan jauh, sekitar lima atau enam kilometer," sebut Kepala Desa Martadahbaru Slamet Prayitno, Minggu (28/12/2025).
Jalan alternatif tersebut yakni melalui jalan poros kabupaten jalur Tambangulang-Banyuirang.
Beruntung saat ini pelajar sedang libur setelah bagi raport. Masuk lagi tanggal 5 Januari 2026 nanti.
"Pas nanti mulai masuk sekolah lagi yang terasa dampaknya bagi pelajar dan orangtua yang selama ini antar jemput anaknya," sebut Slamet.
Pihaknya berharap pemerintah kabupaten dapat segera mengatasi masalah infrastuktur tersebut. Slamet senang karena pada Sabtu siang kemarin juga telah datang ke lokasi dari Dinas PUPRP Tala dan anggota DPRD Tala Joko Pitoyo.
"Beliau-beliau sudah melihat sendiri di lapangan bagaimana kondisinya. Bagaimana dampaknya bagi warga kami. Alhamdulillah dikatakan akan segera ditangani," tandas Slamet.
Terdampak Arus Deras
Sebelumnya, Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan (PUPRP) Kabupaten Tanahlaut (Tala) bergerak menyiapkan langkah penanganan jangka panjang terhadap jembatan box culvert di Desa Martadahbaru, Kecamatan Tambangulang, yang runtuh total pada Sabtu pagi kemarin.
Sebagai infomasi, Minggu (28/12/2025), runtuhnya jembatan yang berada di perbatasan Dusun 2 dan Dusun 3 tersebut dipicu intensitas curah hujan tinggi yang terjadi sejak Jumat malam.
Peristiwa ini juga mengakibatkan satu warga setempat meninggal setelah terperosok ke lubang jembatan saat melintas, Sabtu subuh sekitar pukul 05.00 Wita.
Kepala Dinas PUPRP Tala H Syakhril Hadrianadi mengatakan kondisi cuaca ekstrem pada Jumat malam telah diprediksi oleh BMKG dan berdampak signifikan di sejumlah wilayah Kalimantan Selatan, termasuk Kabupaten Tanahlaut.
“Pada Jumat malam terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Di Tala, jembatan box culvert di Desa Martadahbaru runtuh pada Sabtu pagi akibat arus air yang sangat besar,” ujar Syakhril saat berada di Posko Singgah Pemkab Tala di Gunung Kayangan.
Ia menyebutkan, peristiwa tersebut langsung mendapat perhatian pimpinan daerah. Bupati H Rahmat Trianto serta anggota DPRD Tala Joko Pitoyo telah berkoordinasi dengan Dinas PUPRP terkait penanganan jembatan yang runtuh tersebut.
Syakhril menjelaskan, penanganan jembatan Martadahbaru sebenarnya telah masuk dalam perencanaan anggaran tahun 2026. Namun, kondisi kerusakan yang terjadi tergolong berat sehingga membuat rencana teknis tersebut harus dikaji ulang secara menyeluruh.
“Melihat derasnya arus dan perubahan bentang sungai akibat runtuhnya jembatan, jika hanya menggunakan box culvert, ke depan tidak akan mampu menahan debit air. Karena itu perlu penanganan yang lebih permanen, yakni dengan konstruksi tiang pancang,” jelasnya.
Konsekuensi dari perubahan desain tersebut, lanjut Syakhril, adalah kebutuhan anggaran yang jauh lebih besar. Karena itu, Dinas PUPRP Tala membuka kemungkinan terjadinya pergeseran alokasi anggaran dalam APBD 2026 untuk memprioritaskan pembangunan kembali jembatan tersebut.
“Dalam waktu dekat saya akan mengusulkan kepada Sekda, Wakil Bupati, dan Bupati untuk mendapatkan persetujuan. Bupati juga telah mengarahkan agar dilakukan lelang dini agar penanganannya bisa lebih cepat,” katanya.
Sambil menunggu pembangunan fisik, warga diminta memanfaatkan jalur alternatif yang tersedia meskipun harus memutar cukup jauh. Dinas PUPRP memastikan percepatan penanganan menjadi prioritas.
“Kami berharap masyarakat bersabar. Insya Allah pada Januari 2026 penanganan fisik sudah bisa dimulai, paling lambat Februari,” ujar Syakhril.
Untuk mempercepat proses tersebut, Dinas PUPRP Tala dijadwalkan akan melakukan analisis teknis percepatan penanganan pada Senin mendatang bersama Bidang Bina Marga, guna menentukan langkah konkret dalam waktu sesingkat-singkatnya.
(banjarmasinpost.co.id/banyu langit roynalendra nareswara)