TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kawasan Jakarta dan sekitarnya masih dihadapkan pada persoalan banjir musiman yang berulang setiap tahun. Sebagai pusat aktivitas ekonomi nasional, tingginya curah hujan, luapan sungai, serta keterbatasan kapasitas drainase membuat sejumlah wilayah rawan genangan, terutama saat musim hujan mencapai puncaknya.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat, sepanjang 2025 banjir tetap menjadi ancaman serius.
Pada November 2025, genangan meluas hingga 42 Rukun Tetangga (RT) di Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat, dengan ketinggian air 30–90 sentimeter.
Sementara, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan intensitas hujan saat itu mencapai rata-rata 70–90 milimeter per hari, dengan kelembapan udara di atas 85 persen.
Sumur resapan disebut sebagai salah satu solusi berbasis lingkungan. Infrastruktur ini menampung air hujan agar meresap ke lapisan tanah, mengurangi limpasan permukaan, sekaligus membantu mengisi cadangan air tanah.
Pemerintah DKI telah mewajibkan pembangunan sumur resapan dalam pengembangan kawasan baru, meski jumlah yang terbangun masih belum ideal di permukiman padat.
Program bantuan mesin bor untuk pembuatan sumur resapan di Kelurahan Karet Kuningan, Jakarta Selatan, diserahkan pada 28 Desember 2025. Komisaris Utama sekaligus Ketua Program Holywings Peduli, Andrew Susanto, menyatakan bahwa persoalan banjir membutuhkan kolaborasi lintas sektor.
“Kami melihat persoalan banjir di Jakarta sebagai tantangan bersama yang membutuhkan kolaborasi berbagai pihak. Melalui pemberian mesin bor untuk pembuatan sumur resapan di Kelurahan Karet Kuningan ini kami berharap dapat mendukung upaya pencegahan banjir secara berkelanjutan,” jelas Andrew Susanto di kawasan Jakarta Selatan, Minggu (27/12/2025).
Pemerintah Kelurahan Karet Kuningan menyambut baik dukungan tersebut. Lurah Istambul Afrikana menegaskan bahwa bantuan ini dapat mempercepat pembangunan sumur resapan di titik rawan genangan.
Baca juga: Tenggelam di Pulau Padar Sejak Jumat, Pelatih Valencia dan Tiga Anaknya Belum Ditemukan
Plt. Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum, menegaskan bahwa sumur resapan tetap menjadi instrumen penting dalam pengendalian banjir.
“Informasi di media sosial yang menyebutkan bahwa kejadian banjir di Jakarta karena sumur resapan ditutup adalah kurang tepat. Kami tidak pernah memerintahkan penutupan sumur resapan dan selalu melakukan pengecekan jika ada yang tertutup,” ujar Ika.
Ia menambahkan, efektivitas sumur resapan bergantung pada jumlah titik, kondisi tanah, dan pemeliharaan rutin. Pembangunan harus dipadukan dengan sistem drainase dan ruang terbuka hijau agar daya serap air lebih optimal.
Permasalahan banjir di Jakarta masih membutuhkan mitigasi multisektoral dan berkelanjutan. Data sepanjang 2025 menunjukkan bahwa pencegahan harus diperkuat melalui kombinasi normalisasi sungai, peningkatan drainase, dan pembangunan sumur resapan.