TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyerahkan seorang warga asal Kabupaten Teluk Bintuni berinisial M.A kepada Dinsos Provinsi Papua Barat.
Prosesi serah terima dipimpin Kepala Bidang Penanganan Bencana dan Warga Migran Korban Kekerasan Dinsos NTT, Adrianus Yepa, kepada Kepala Dinsos Papua Barat, Lasarus Indouw.
Acara turut disaksikan Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos Papua Barat Luther Krimadi, Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos Kabupaten Teluk Bintuni Yance Sesa, serta Advokasi Officer Yayasan Papua Lestari, Devita Elisa Trisuanti.
Tanggung Jawab Negara
Adrianus Yepa menegaskan, penyerahan M.A merupakan wujud tanggung jawab negara dalam melindungi warga yang mengalami kondisi terlantar di luar daerah asal.
“Ini merupakan aset negara yang juga harus dijaga dan dirawat sebagai manusia,” ujarnya.
Ia menambahkan, hasil pemeriksaan kesehatan menunjukkan M.A masih mengalami gangguan sehingga membutuhkan pendampingan lanjutan dari Dinsos Papua Barat dan Dinsos Kabupaten Teluk Bintuni.
“Seluruh kondisi kesehatan sudah kami koordinasikan dengan Dinsos Papua Barat, Dinsos Teluk Bintuni, serta lembaga yang bergerak di bidang perlindungan dan pemberdayaan perempuan,” jelasnya.
Baca juga: Dinsos NTT Antar Pulang Warga Teluk Bintuni Papua Barat yang Terlantar di Ende
Dukungan Pemerintah Papua Barat
Kepala Dinsos Papua Barat, Lasarus Indouw, menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah membantu proses pemulangan M.A dari NTT.
“Dari Dinsos NTT sudah mengantarkan dan kami dari Dinsos Papua Barat sudah menerima secara resmi,” katanya.
Lasarus menuturkan, setelah proses penerimaan, M.A akan diserahkan kepada Dinsos Kabupaten Teluk Bintuni untuk dipulangkan dan disatukan dengan keluarga.
Pemerintah daerah juga akan memberikan bantuan berupa bahan makanan, bantuan tunai, serta layanan kesehatan guna mendukung pemulihan kondisi M.A.
Ia menambahkan, pihaknya akan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta pemangku kepentingan lainnya.
“Kondisi psikologis M.A masih terganggu sehingga membutuhkan dukungan keluarga, terutama orang tua,” ungkapnya.
Menurut Lasarus, pemulangan warga terlantar dengan kondisi Orang Dengan HIV (ODHIV) lintas provinsi ini merupakan yang pertama ditangani Dinsos Papua Barat dan akan menjadi bahan evaluasi ke depan.
“Ini akan kami laporkan kepada Gubernur Papua Barat,” ujarnya.
Baca juga: Dinsos Kolaborasi dengan Puskesmas Beri Obat Penenang ODGJ
Pendampingan Yayasan Papua Lestari
Advokasi Officer Yayasan Papua Lestari, Devita Elisa Trisuanti, menjelaskan bahwa proses pemulangan M.A ke kampung halaman telah diupayakan selama lebih dari dua bulan.
“Sempat pesimis karena informasi lokasi keluarga tidak tepat,” katanya.
Namun berkat bantuan berbagai pihak, keluarga M.A akhirnya berhasil ditemukan dan dokumen identitas dilengkapi.
Devita menegaskan akan terus mendampingi M.A hingga tiba di Teluk Bintuni dan diserahkan kepada keluarga.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa M.A akan diupayakan melanjutkan pendidikan melalui program paket.
“Agar cita-cita yang diinginkan bisa tercapai. ODHIV bukan akhir dari segalanya. Selama penanganan kesehatan dilakukan secara teratur, semua aman,” tutupnya.