Pelampiasan Emosi Pembunuh Anak Politisi PKS Maman Suherman, Kriminolog: Sakiti Orang yang Disayang
December 29, 2025 11:48 AM

TRIBUNTRENDS.COM - Kasus pembunuhan terhadap MAHM (9), putra dari Dewan Pakar PKS Cilegon Maman Suherman, hingga kini masih menyisakan tanda tanya besar.

Pelaku belum berhasil diungkap sejak jasad korban ditemukan pada Selasa (16/12/2025).

Peristiwa tragis itu pertama kali diketahui ketika ayah korban menemukan MAHM dalam kondisi luka berat di rumah mereka yang berada di Perumahan Bukit Baja Sejahtera (BBS), Kota Cilegon, Banten.

Meski sempat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis, nyawa MAHM tidak tertolong. Ia dinyatakan meninggal dunia akibat luka-luka yang dialaminya.

Menanggapi pola kekerasan yang dilakukan pelaku, Kriminolog Haniva Hasna menilai bahwa kejahatan tersebut memiliki karakter yang sangat spesifik.

Menurutnya, tindakan pelaku menunjukkan bahwa kasus ini merupakan kejahatan yang berorientasi pada korban.

Baca juga: Kabar Terbaru Kasus Anak Maman Suherman Dibunuh di Rumah Mewah, Chat WA dan Tes DNA Perlu Diperiksa

"Kalau kita lihat, ini adalah victim oriented crime yang dituju adalah pelampiasan emosi, menunjukkan kemarahan yang luar biasa kepada korban yang sesungguhnya, tapi dia mencari korban lain untuk menyakiti," tutur Haniva, dikutip dari YouTube KompasTV, Senin (29/12/2025).

Haniva menjelaskan, tingkat kekerasan yang dialami MAHM hingga menyebabkan pendarahan hebat dan berujung kematian menjadi indikasi kuat adanya luapan emosi yang tidak terkendali dari pelaku.

Menurutnya, pola seperti ini jarang dilakukan secara acak.

Ia pun menduga, pelaku memiliki hubungan personal dengan korban atau setidaknya dengan keluarga korban.

"Muatan emosinya terlihat sangat kuat. Biasa ini (pelaku) terhubung secara personal antara korban atau keluarga," kata dia.

Lebih jauh, Haniva mengungkapkan kemungkinan bahwa kekerasan brutal tersebut sengaja dilakukan untuk melukai perasaan pihak lain yang menjadi target utama pelaku.

"Atau ini (pelaku ingin) memastikan, karena dengan dia melakukan kejahatan atau kekerasan yang brutal atau ekstrem, biasanya ia memastikan bahwa korban yang sesungguhnya itu hancur dengan cara menyakiti orang yang dia sayang," jelas Haniva.

Berdasarkan analisis tersebut, Haniva menegaskan bahwa MAHM diduga bukan target utama pelaku, melainkan korban sekunder dari konflik emosional yang lebih besar.

Kasus ini pun menambah urgensi bagi aparat penegak hukum untuk segera mengungkap pelaku dan motif di balik tragedi yang mengguncang warga Cilegon tersebut.

Ia mengungkapkan, ada kemungkinan pelaku menyakiti MAHM secara impulsif.

Impulsif itu, kata Haniva, bisa saja dipicu luka lama pelaku.

"Tapi, ini belum otomatis kejahatan ini tersusun rapi. Biasanya kekerasan ekstrem ini bisa terjadi secara impulsif."

"Impulsifnya itu membawa luka lama atau kondisi-kondisi konflik lama yang tidak terselesaikan tau mendalam," pungkas dia.

Baca juga: Orang Terdekat Dicurigai Jadi Pembunuh Anak Maman Suherman, Susno Duadji Peringatkan Satu Hal

PEMBUNUHAN ANAK POLITISI - Kondisi Maman Suherman, ucap tidak mampu melihat jenazah anak dan istrinya terus menangis
PEMBUNUHAN ANAK POLITISI - Kondisi Maman Suherman, ucap tidak mampu melihat jenazah anak dan istrinya terus menangis (TribunBanten.com/Muhammad Uqel Assathir)

18 Saksi Sudah Diperiksa

Polisi telah memeriksa 18 saksi dalam kasus tewasnya MAHM.

Kasat Reskrim Polres Cilegon, AKP Yoga Utama, mengungkapkan ke-18 saksi tersebut juga ada yang merupakan keluarga korban, termasuk ayah MAHM, Maman Suherman.

"Untuk perkembangan sekarang adanya penambahan saksi yang kita periksa. Total saksi yang kita periksa ada 18 orang, baik dari pihak keluarga dan non keluarga," jelas Yoga, Sabtu (27/2/2025), dikutip dari TribunBanten.com.

"Sejauh ini untuk pemeriksaan kami melakukan perluasan, baik siapapun yang terlibat di keluarga, kenalan keluarga korban, baik yang tinggal di rumah tersebut kita juga lakukan pemeriksaan," imbuhnya.

Terpisah, Kapolda Banten, Irjen Hengki, tak banyak bicara mengenai perkembangan kasus tewasnya MAHM.

Ia hanya mengatakan saat ini kasus masih dalam tahap penyelidikan.

Hengki juga menyebut penyelidikan dipimpin langsung oleh Dirkrimum Polda Banten.

"Saya tidak akan sampaikan perkembangan di sini, intinya masih dalam tahap penyelidikan."

"Teknis penyelidikan tidak kami sampaikan di sini ya," katanya, Jumat (26/12/2025), masih dari TribunBanten.com.

"Penyelidikan diketuai langsung oleh Pak Dirkrimum Polda Banten. Masih dalam penyelidikan, pemeriksaan saksi-saksi dan sebagainya, kita sudah mendatangkan Labfor," imbuhnya.

Korban Derita 22 Luka

Sebelumnya, Kasi Humas Polres Cilegon, AKP Sigit Darmawan, mengungkapkan MAHM tewas akibat luka senjata tajam dan benda tumpul.

Sigit mengatakan ada total 22 luka di tubuh MAHM.

Puluhan luka itu terdiri dari 19 luka tusuk dan tiga luka memar.

Luka itu ditemukan setelah dilakukan pemeriksaan di rumah sakit.

"Total ada 22 luka, terdiri dari 19 luka tusukan atau kekerasan benda tajam dan tiga luka memar dari kekerasan benda tumpul," jelas Sigit, Kamis (18/12/2025), dilansir Kompas.com.

Akibat banyaknya luka tersebut, MAHM mengalami pendarahan hebat yang menyebabkan tewas.

Dua hari sejak terjadinya pembunuhan, polisi sampai saat ini belum menemukan alat yang digunakan untuk menghabisi nyawa korban.

"Untuk benda-benda tersebut belum ada, itu masih dicari, belum ditemukan," katanya.

(TribunTrends/Tribunnews)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.