Banjir Bandang Padang, Jalan Kapalo Koto-Lambuang Bukik Akhirnya Bisa Lewat
December 29, 2025 02:27 PM

 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Akses transportasi di kawasan Batu Busuk, Kelurahan Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat yang sempat lumpuh total akibat terjangan banjir sudah bisa dilewati.

Pantauan di lapangan pada Senin (29/12/2025) sekitar jam 11.20 WIB, jalan penghubung antara Kelurahan Kapalo Koto dan Lambuang Bukik sudah kembali bisa dilewati oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.

Deru mesin alat berat memecah keheningan kawasan yang sebelumnya luluh lantak oleh material alam.

Setidaknya, ada sembilan unit alat berat yang dikerahkan di lokasi tersebut.

Alat-alat ini bekerja ekstra keras memperbaiki aliran sungai yang sempat meluap dan bercabang, agar kembali ke jalur semula dan tidak lagi mengancam pemukiman warga.

Meski akses sudah terbuka, sisa-sisa keganasan banjir bandang masih terpampang nyata di sepanjang mata memandang.

Tumpukan material kayu gelondongan dan batu-batu besar sisa terjangan air masih berserakan di sekitar bantaran sungai dan bahu jalan.

Pulihnya akses jalan ini pun langsung berdampak pada kelancaran penyaluran bantuan.

Pantauan di lokasi menunjukkan beberapa rombongan warga datang membawa bantuan logistik, seperti nasi bungkus, untuk dibagikan kepada para korban yang terdampak musibah.

Pemberian Bantuan Lebih Cepat

Hafiz, salah seorang warga yang datang mengantarkan bantuan nasi kotak, mengaku sangat bersyukur dengan kondisi jalan yang sudah diperbaiki.

Menurutnya, akses yang terbuka membuat proses kemanusiaan menjadi jauh lebih cepat dan efisien.

"Dengan akses jalan yang telah diperbaiki ini, bantuan jadi lebih mudah diberikan. Warga yang terdampak tidak lagi merasa susah atau terisolasi seperti hari-hari sebelumnya," ujarnya.

Senada dengan Hafiz, rekannya bernama Dinda menceritakan betapa sulitnya kondisi medan sebelum perbaikan ini dilakukan.

Ia mengaku sempat melihat kondisi memprihatinkan Batu Busuak melalui unggahan di media sosial saat akses jalan terputus total.

Dinda bahkan sempat melihat video warga yang terpaksa bertaruh nyawa melewati jalan darurat.

Mereka harus mendaki tebing tanah yang licin hanya dengan bantuan seutas tali agar bisa keluar masuk dari kawasan yang terisolasi tersebut.

"Dulu lihat di medsos jalannya putus parah. Bahkan ada yang lewat jalan darurat pakai bantuan tali karena tanahnya sangat licin. Alhamdulillah, akhirnya sekarang jalan di sini sudah bisa dilewati kembali," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Pemuda Batu Busuk, Zalhendri, menjelaskan betapa krusialnya jalur ini bagi urusan perut dan kehidupan warga.

Jalan tersebut merupakan urat nadi penghubung Kelurahan Kapalo Koto menuju Kelurahan Lambung Bukit.

Zalhendri mengenang kembali momen mencekam pada Selasa (23/12/2025) malam sekitar pukul 21.00 WIB, saat jalan tersebut putus total.

Sejak saat itu, kendaraan sama sekali tidak bisa lewat, yang membuat aktivitas ekonomi warga lumpuh seketika.

Ia mengungkapkan kekhawatiran mendalam jika aliran sungai tidak segera dinormalisasi.

Jika air terus menghantam fondasi, ia takut jembatan Batu Busuak akan ambruk, yang dampaknya akan jauh lebih fatal dibandingkan sekadar jalan putus.

"Kalau jalan ini rusak, masih bisa diakali atau diperbaiki dengan cepat. Tapi kalau jembatan Batu Busuak yang sampai putus, tentu kami akan sangat terisolir sekali," tutupnya.

Jalan Sempat Putus

Akses transportasi warga di kawasan Batu Busuk, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat, sempat lumpuh total Selasa (23/12/2025) malam sekitar pukul 21.00 WIB. 

Jalan utama yang menghubungkan Kelurahan Kapalo Koto menuju Kelurahan Lambung Bukit dilaporkan terputus akibat derasnya aliran sungai yang kembali meluap.

Baca juga: Air Kembali Naik di Batu Busuk Padang, Jalan Darurat Warga Kembali Terdampak

Alat Berat Bersihkan Material Banjir Bandang Batu Busuk

jalan putus di batu busuk padang 2 24/12/2025
JALAN PUTUS- Penampakan alat berat yang bekerja di lokasi terdampak banjir bandang kawasan Batu Busuk, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat, Rabu (24/12/2025).

Wartawan TribunPadang.com, Arif Ramanda Kurnia, menyaksikan pada Rabu (24/12/2025) sekitar pukul 09.45 WIB, setidaknya ada sembilan unit alat berat yang beroperasi di sekitar Jembatan Batu Busuk. 

Alat-alat ini bekerja keras menyingkirkan material banjir bandang yang masih menumpuk di aliran sungai.

Di tengah suasana darurat tersebut, terlihat kontras pemandangan anak-anak yang asyik bermain lumpur di tepian sungai yang keruh. 

Baca juga: Banjir Bandang Berulang di Batu Busuk Padang, Nenek 70 Tahun Trauma dan Pilih Mengungsi

Sementara itu, warga dewasa tampak sibuk mengabadikan momen pengerjaan alat berat menggunakan ponsel mereka.

Untuk memenuhi kebutuhan logistik, beberapa warga terpaksa menggunakan tali untuk menyalurkan bantuan melewati jalan darurat. 

Kemudian tumpukan batu besar sisa banjir bandang masih terlihat memenuhi badan sungai, menandakan besarnya kekuatan alam yang menghantam kawasan tersebut sebelumnya.

Hingga pagi ini kendaraan roda dua maupun roda empat sama sekali tidak dapat melintasi jalur krusial tersebut.

Baca juga: Rumah Hasil Tani Alizar Hilang Disapu Galodo Padang, Hanya Bisa Tertawa Meski Sesak Menahan Air Mata

Ketua Pemuda Batu Busuk, Zalhendri, mengungkapkan bahwa kondisi ini sangat menyulitkan mobilitas warga. 

Mengingat jalan tersebut merupakan urat nadi perekonomian dan akses utama bagi masyarakat untuk menjalani aktivitas sehari-hari.

“Akses jalan ini adalah satu-satunya tumpuan masyarakat. Jika terputus seperti sekarang, praktis kehidupan warga di sini terganggu karena ketergantungan yang tinggi pada jalur ini,” ujar Zalhendri saat ditemui di lokasi kejadian.

Saat ini terdapat satu RW dan empat RT yang posisinya berada di seberang luapan sungai. 

Baca juga: Warga Sakit di Batu Busuk Padang Dievakuasi Pakai Gerobak Akibat Akses Jalan Terputus

Akibat jalan yang amblas, sedikitnya 400 Kepala Keluarga (KK) kini dalam kondisi terisolir dari akses dunia luar.

Meski kondisi cukup mengkhawatirkan, Zalhendri menyebut bantuan mulai berdatangan ke lokasi. 

Akses untuk Roda Dua Diprediksi Sudah Bisa Dilewati Sore Hari

jalan putus di batu busuk padang 3 24/12/2025
JALAN PUTUS- Warga menyaksikan alat berat yang sedang bekerja di kawasan Batu Busuk, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat, Rabu (24/12/2025).

Zalhendri optimis jika pengerjaan berjalan lancar, sore ini akses minimal untuk kendaraan roda dua dan roda empat sudah bisa terbuka kembali.

"Melihat adanya bantuan alat berat yang bekerja sejak pagi, kami memprediksi sore ini jalan kemungkinan besar sudah bisa kembali dilewati warga secara terbatas," jelasnya optimistis.

Baca juga: Warga Batu Busuk Padang Minta Bantu Alat Berat untuk Percepat Perbaikan Jalan Putus

Namun, di balik upaya perbaikan jalan tersebut, terselip kekhawatiran yang lebih besar. 

Warga merasa cemas jika arus sungai yang masih deras tidak segera ditangani secara permanen, dampaknya bisa merembet ke Jembatan Batu Busuk.

Menurut Zalhendri, kerusakan pada jalan masih bisa diakali dengan perbaikan darurat. Namun, jika jembatan utama yang ikut terputus atau rusak parah, maka warga di kawasan tersebut akan benar-benar terisolir total dalam jangka waktu lama.

"Kalau jalan putus kami masih bisa upayakan, tapi kalau jembatan Batu Busuk yang kena, itu akan sangat fatal. Kami benar-benar akan terputus dari akses mana pun," tambahnya dengan nada khawatir.

Warga Desak Percepat Pemulihan Akses Batu Busuk

jalan putus di batu busuk padang 4 24/12/2025
JALAN PUTUS- Akses transportasi warga di Kawasan Batu Busuk, Kecamatan Pauh, Kota Padang, kembali lumpuh total, Rabu (24/12/2025).

Sementara itu, warga setempat bernama Hanif menekankan pentingnya percepatan pemulihan akses. 

Baginya, jalan tersebut bukan sekadar jalur transportasi, melainkan penentu keberlangsungan ekonomi masyarakat kecil di sana.

Baca juga: Jalan di Batu Busuk Padang Putus Akibat Tergerus, Warga Terpaksa Lewati Jalan Berlumpur dan Setapak

Mengenai opsi pengungsian, Hanif menjelaskan bahwa warga lebih memilih bertahan meski akses sulit. 

Jarak Hunian Sementara (Huntara) yang dianggap terlalu jauh menjadi alasan utama mengapa masyarakat enggan meninggalkan kediaman mereka.

"Kehidupan masyarakat ada di sini. Kalau pindah ke Huntara yang jauh, urusan ekonomi jadi susah. Itulah kenapa korban banjir tetap bertahan sambil berharap perbaikan jalan segera selesai," tutupnya. (TribunPadang.com/Arif Ramanda Kurnia)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.