SURYA.co.id - Tiga hari operasi pencarian, Tim SAR Gabungan masih terus melakukan pencarian empat warga Spanyol yang hilang akibat Kapal Motor (KM) Putri Sakina tenggelam di perairan Selat Pulau Padar, Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (26/12/2025) malam lalu.
Di tengah upaya pencarian tersebut, Tim SAR Gabungan menemukan barang pelampung (life jacket) yang diduga milik KM Putri Sakinah.
Empat WNA Spanyol yang hilang itu adalah Martin Carreras Fernando, pelatih sepak bola Klub Valencia B, bersama tiga anaknya yakni Martin Garcia Mateo, Martinez Ortuno Maria Lia, dan Martinez Ortuno Enriquejavier.
Kepala Kantor SAR Maumere selaku SAR Mission Coordinator (SMC), Athur Rahman, mengatakan pencarian hari ketiga dimulai sejak pukul 06.30 Wita dengan melibatkan penambahan personel dan alat utama (alut).
“Kondisi arus laut saat penyelaman cukup kuat dan berpotensi membahayakan keselamatan tim penyelam. Selain itu, hujan deras sempat mengguyur perairan Pulau Padar sehingga jarak pandang menjadi terbatas,” ungkap Fathur kemarin.
Baca juga: Kronologi Pelatih Valencia Spanyol dan 3 Anaknya Tenggelam Di Pulau Pudar, Perahu Dihantam Ombak
Álvaro Ortuño, saudara ipar Martín Carreras, menyampaikan pesan emosional. Dia berterima kasih kepada tim penyelamat yang terus menjalankan operasi pencarian.
“Dari lubuk hati saya yang terdalam, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang dan kelompok yang terlibat dalam upaya penyelamatan. Tanpa kalian, tidak akan ada harapan. Teruslah berjuang,” kata Ortuño.
Satu anak merupakan putra Martín Carreras dari istri pertamanya dan dua anak lainnya dari pasangannya yang sekarang.
Istri Martin yakni Andrea Ortuño dan salah satu putrinya yang juga masih di bawah umur selamat dalam kecelakaan itu. Termasuk 5 kru kapal warga lokal.
Pasangan tersebut memiliki anak dari hubungan sebelumnya sehingga jumlah total anak dalam keluarga tersebut menjadi enam.
Dua diantaranya tetap berada di Valencia dan tidak berangkat ke Indonesia.
Gadis yang diselamatkan setelah kapal terbalik akan kembali ke Valencia dalam beberapa hari mendatang.
Hal ini dijelaskan kepada EFE oleh Enrique Ortuño, kakek dari pihak ibu gadis tersebut, yang menyatakan bahwa ayah dari anak yang selamat itu telah berangkat ke Indonesia untuk menjemputnya.
Ia sudah memiliki visa yang diperlukan untuk bepergian ke Spanyol.
Menurut sumber yang dekat dengan keluarga anak-anak yang hilang tersebut adalah seorang putra dari Fernando Martín dari hubungan sebelumnya.
Dan dua lainnya (seorang laki-laki dan seorang perempuan) hubungan dari Andrea Ortuño.
"Sejak awal, otoritas dan pasukan keamanan Indonesia telah sepenuhnya berkomitmen pada pencarian ini, yang membuat kami semua cemas, tidak hanya keluarga, tetapi seluruh Spanyol.
"Kami sangat berterima kasih atas hal ini. Kami juga menghargai dukungan yang diberikan oleh otoritas setempat di Indonesia dan terutama korps diplomatik Spanyol," demikian penjelasan pihak keluarga.
“Keluarga meminta agar upaya ini dilanjutkan sampai orang-orang terkasih kami ditemukan. Kami memohon kepada Anda untuk melanjutkan pencarian anggota keluarga kami. Kami percaya bahwa Anda akan terus bekerja sampai Anda menemukan mereka.”
Di Spanyol, Valencia CF mengkonfirmasi identitas ayah yang hilang, Fernando Martín (44), pelatih Valencia CF Wanita.
Manajemen menyatakan kesedihan mendalam atas apa yang terjadi, mengirimkan “dukungan dan belasungkawa” kepada keluarga dan teman-temannya.
Sumber dari Kementerian Luar Negeri Spanyol terus memberikan bantuan kepada dua warga Spanyol yang selamat dari kecelakaan tersebut serta untuk mengirim personel ke Labuan Bajo dan menghubungi keluarga para korban.
Labuan Bajo, di Nusa Tenggara Timur telah menjadi lokasi pariwisata populer di Indonesia karena merupakan pintu gerbang utama menuju Taman Nasional Komodo yang terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, yang terkenal dengan komodo dan lanskap pulaunya yang indah.
Labuan Bajo saat ini menjadi salah satu lokasi wisata favorit di Eropa.
Namun pertumbuhan pesat pariwisata maritim juga menimbulkan kekhawatiran tentang keselamatan dan pengawasan kapal.
Kecelakaan maritim yang melibatkan kapal wisata terjadi secara berkala terutama selama musim monsun ketika kondisi cuaca berubah tiba-tiba dan ombak yang membesar.