PROHABA.CO, TAKENGON – Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh mengerahkan puluhan alat berat untuk memulihkan akses Jalan Lintas Nasional yang terputus akibat bencana hidrometeorologi di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah.
Sebanyak 38 unit excavator serta belasan alat berat lainnya disiagakan di sejumlah titik kritis guna mempercepat pemulihan konektivitas antarwilayah, yang ditargetkan kembali fungsional secara bertahap mulai awal Januari 2026.
Kepala Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah III Aceh, Azis, mengatakan penanganan difokuskan pada pembersihan material longsor dan perbaikan badan jalan yang rusak parah.
Jalur Takengon–Ise-Ise, yang saat ini hanya dapat dilalui kendaraan roda dua, ditargetkan bisa dilalui kendaraan roda empat pada 2 Januari 2026.
Selain penanganan jalan, BPJN Aceh juga melakukan pembersihan material longsor di Lampahan Timur, khususnya di area Meunasah KMAP, agar aktivitas ibadah masyarakat dapat kembali berjalan normal.
“Setelah pembersihan di Lampahan selesai, awal Januari tim akan bergeser untuk pemasangan box culvert dan penimbunan di Jamur Ujung,” kata Azis.
Ia menambahkan, Jembatan Jamur Ujung saat ini masih terputus dan ditargetkan kembali fungsional pada 15 Januari 2026, dengan pengalihan arus sementara melalui jalur alternatif di Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah.
BPJN Aceh mencatat titik penanganan terberat berada di lintasan Kemerleng–Isaq, Kecamatan Linge, yang hingga kini belum dapat dilalui kendaraan roda empat akibat kondisi badan jalan yang kritis.
Sementara itu, jalur Ise-Ise–Blangkejeren hingga perbatasan Sumatera Utara telah kembali fungsional bagi kendaraan roda empat.
Secara keseluruhan, di wilayah kerja PJN Wilayah III, BPJN Aceh mengerahkan 38 unit excavator, 7 unit wheel loader, 17 unit dump truck, 5 unit motor grader, serta sejumlah alat berat lain untuk menangani 342 titik longsor dan 16 jembatan putus di Provinsi Aceh.