Kisah Natal Terakhir Penghuni Panti Werda Damai Manado: "Kami Bahagia, Sangat Meriah"
December 29, 2025 04:15 PM

 

TRIBUNMANADO.COM - Tidak ada yang tahu kapan musibah datang. 

Begitu juga dengan para penghuni panti Werda Damai di Kelurahan Ranomuut, Kecamatan Paal Dua, kota Manado, provinsi Sulut. 

Baru saja merayakan Natal, mereka tak menyangka tamu tak diundang yakni kebakaran, datang maut pun merenggut banyak jiwa di panti itu. 

Ci Hoa, salah satu penghuni panti saat ditemui Tribunmanado di RSUD Manado, Senin (29/12/2025), mengenang ibadah Natal mereka beberapa hari jelang kebakaran adalah yang terindah. 

Baca juga: Mujizat di Balik Kebakaran Panti Werdha, Pasien Stroke Terobos Asap: Saya Berjalan dan Selamat

"Sangat meriah, kami kumpul bersama, ibadah, nyanyi, makan bersama," kata dia. 

Tapi yang utama baginya bukan hal hal seremonial itu. 

Natal adalah momen memuliakan Tuhan. 

"Kami memuliakan Tuhan dalam Natal," katanya. 

Oma Rolin menuturkan, Natal mereka dimulai sejak beberapa hari jelang 25 Desember 2025.

Banyak yang datang dan Natalan bersama. 

Saat 25 Desember 2025, ia bercerita, suasana sangat meriah. 

"Kami kumpul ibadah, nyanyi dan lainnya, sangat bahagia" kata dia. 

Larut dalam kemeriahan membuatnya tidak menyangka maut menanti beberapa hari kemudian. 

"Sama sekali tidak ada firasat atau apapun," kata dia. 

Rolin mengaku perbedaan situasi yang nak jurang, dari bahagia Natal ke nestapa kebakaran membuatnya shock. 

Oma teringat pada rekan rekannya yang masih kumpul bersama saat Natal, dan kini telah terbaring kaku.

"Sedih sekali, saya kini masih shock," katanya. 

Mujizat itu nyata.

Hal ini dengan lantang dikumandangkan oleh Rolin (64). 

Ia salah satu korban kebakaran di Panti Werda Damai di Kelurahan Ranomuut, Kecamatan Paal Dua, kota Manado, provinsi Sulut, Minggu (28/12/2025). 

Ditemui Tribun manado.com di ruang lantai 6 RSUD Manado, Senin (29/12/2025), oma Rolin tengah beristirahat.

Ia berbaring di ranjang rumah sakit dengan dijagai keponakannya. 

"Saya tak apa apa, hanya shock," kata dia kepada Tribun manado. 

Selain Oma Rolin, ruangan itu diisi dua penghuni panti lainnya. Keduanya, sebut dia, pikun. 

Oma Rolin terlihat sangat peduli dengan keduanya. "Ini ada makanan," kata dia kepada keduanya saat dibawakan makanan oleh pengantar makanan dari Pemkot Manado. 

Oma Rolin bercerita, saat kejadian tersebut, ia sedang hendak tidur.

Obat baru saja ditelannya. 

"Kamar saya berada dekat dapur, tiba tiba saja ada api," katanya. 

Oma Rolin segera bergegas keluar kamar. 

Sesungguhnya oma dalam keadaan stroke. 

Ia berjalan dengan dibantu tongkat. 

Jalannya sangat lambat. 

Karena itulah, cerita selamatnya Oma seperti di luar nalar. 

Oma berjalan keluar di tengah kobaran api dan semburan asap dan berhasil selamat. 

Oma menyebutnya mujizat. "Ini semua karena pertolongan Tuhan, saya tak tahu dapat kekuatan apa, tapi saya berjalan dan selamat," katanya. 

Namun teman oma tak beruntung. Sebut dia, sang teman tak selamat. 

Oma menyebut ia teman sehatinya. "Biasanya kami sering main gaple," katanya. 

Ci Hoa, penghuni panti lainnya mengaku selamat saat pintu kamarnya diketuk seseorang. 

Ia keluar dan mendapati api sudah merajalela hebat. 

"Saya tidak bisa lagi berjalan, hanya bisa jalan pakai alat bantu," kata dia. 

Segera oma coba meloloskan diri. Sambil berjalan ia berdoa. 

Tahu tahu datang seseorang dan menolongnya.

"Ia membopong saya, hingga saya bisa selamat," katanya. 

Meski kena musibah, oma tetap memuliakan Tuhan. 

"Karena Tuhan masih menyelamatkan saya, maka hidup ini saya akan pakai untuk kemuliaannya," katanya. (Art)

-

WhatsApp Tribun Manado: Klik di Sini

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.