TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Camba di Kelurahan Mario Pulana, Kecamatan Camba Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan resmi beroperasi penuh, Senin, (29/12/2025).
Rumah sakit ini diresmikan langsung Bupati Maros, Chaidir Syam didampingi Wakilnya, Muetazim Mansyur serta unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
Peresmian ditandai dengan menekan tombol merah secara bersamaan.
Rumah sakit tipe D ini memiliki kapasitas 50 tempat tidur dan diperkuat dokter spesialis serta 130 tenaga kesehatan.
Rumah sakit ini menjadi fasilitas rujukan baru bagi masyarakat di wilayah dataran tinggi Kabupaten Maros, khususnya Kecamatan Camba, Cenrana, dan Mallawa.
RSUD Camba dirintis sejak 2021 dan menjadi salah satu realisasi janji politik Bupati Maros, Chaidir Syam, dalam mendekatkan akses layanan kesehatan ke daerah terpencil.
Bupati Maros, Chaidir Syam, mengatakan kehadiran RSUD Camba menjawab kebutuhan masyarakat yang selama ini harus menempuh jarak jauh ke pusat Kota Maros untuk mendapatkan layanan kesehatan.
“Sesuai janji awal saya, RSUD Camba ini dihadirkan untuk mendekatkan layanan kesehatan bagi masyarakat Camba, Cenrana, dan Mallawa,” kata Chaidir usai peresmian Rumah Sakit, Senin (29/12/2025).
Baca juga: Chaidir Syam Belajar Pengelolaan Rumah Sakit di Bandung Jelang Pengoperasian RSUD Camba Maros
Ia menyebut RSUD Camba kini sudah mulai menerima pasien dan menjadi rumah sakit rujukan bagi fasilitas kesehatan tingkat pertama di tiga kecamatan tersebut.
“Kami sudah menyampaikan ke puskesmas bahwa rujukan pasien sudah bisa langsung ke RSUD Camba,” jelasnya.
Selain melayani warga Maros, RSUD Camba juga terbuka bagi masyarakat dari daerah sekitar seperti Bone, Sinjai, dan Soppeng.
“Jika ada warga dari luar daerah yang membutuhkan penanganan darurat, bisa langsung masuk dan ditangani di sini,” ujarnya.
Untuk mendukung pelayanan, RSUD Camba memiliki 50 tempat tidur dan diperkuat 130 tenaga kesehatan, termasuk dokter umum dan dokter spesialis.
Tenaga kesehatan tersebut direkrut dari puskesmas di wilayah Camba, Cenrana, dan Mallawa, serta dari RSUD dr La Palaloi.
“Penugasan tenaga kesehatan ini tidak mengganggu pelayanan di fasilitas kesehatan sebelumnya,” tambahnya.
Meski telah beroperasi penuh, RSUD Camba belum melayani pasien pengguna BPJS Kesehatan pada tahap awal operasional.
“BPJS belum bisa digunakan. Perkiraan tiga sampai enam bulan ke depan baru diberlakukan,” ungkapnya.
Baca juga: RSUD Camba Layani Pasien Mulai 29 Desember, 3 Bulan Pertama Gratis Dibayarin Pemda
Namun demikian, Chaidir menegaskan seluruh layanan kesehatan tetap diberikan secara gratis.
“Untuk sementara, seluruh biaya pelayanan ditanggung pemerintah daerah melalui APBD,” tegasnya.
Ketua DPRD Maros, Muh Gemilang Pagessa, meminta agar kualitas pelayanan RSUD Camba terus ditingkatkan.
Ia menegaskan DPRD akan rutin melakukan pengawasan terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut.
“Kami juga akan menerima dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat terkait pelayanan rumah sakit,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Maros, dr Muhammad Yunus, menjelaskan RSUD Camba mulai dirintis sejak 2021 melalui pembebasan lahan dan penyusunan studi kelayakan.
Pada 2022 dilakukan pematangan lahan, disusul pemasangan turap pada 2023.
Pembangunan gedung inti dilakukan pada 2024 dan ditandai dengan peletakan batu pertama pada 29 Januari.
Pada tahun yang sama dilakukan pengadaan alat kesehatan, pembangunan instalasi pengolahan air limbah, serta pengurusan izin lingkungan.
Pada 29 Mei 2025, RSUD Camba menjalani visitasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan dan Perhimpunan Rumah Sakit se-Sulselbar.
Izin operasional RSUD Camba resmi terbit pada 19 Juni 2025.
Struktur organisasi dan tata kerja ditetapkan pada 17 Oktober 2025.
Penugasan tenaga kesehatan dilakukan mulai 1 November 2025 dengan melibatkan tenaga dari 14 puskesmas.
“Ke depan, pada 2026 akan dilanjutkan dengan persiapan akreditasi, penetapan BLUD, dan kerja sama dengan BPJS Kesehatan,” jelas Yunus.
Selain penguatan rumah sakit, Dinas Kesehatan Maros juga menyalurkan 47 kendaraan roda dua di enam kecamatan.
Kendaraan tersebut digunakan untuk mendukung program satu bidan satu desa.
Sebanyak 26 paket puskesmas pembantu atau Pustu Kit juga telah diserahkan untuk memperkuat layanan kesehatan dasar.(*)