Upus Ni Mama, Renungan W/KI GMIM 28 Desember 2025 - 3 Januari 2026, Terdahulu Jadi yang Terakhir
December 29, 2025 09:22 PM

TRIBUNMANADO.CO.ID - Upus Ni Mama, renungan Wanita Kaum Ibu (W/KI) GMIM dalam sepekan mulai 28 Desember 2025 - 3 Januari 2026.

Pembacaan alkitab terdapat pada Matius 20:1-16.

Tema perenungan adalah yang terakhir menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu menjadi yang terakhir.

Khotbah:

Ibu-ibu yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,

Wanita, terutama ibu sering menjalankan peran yang banyak sekaligus: Mengurus rumah tangga, mendidik anak, mendukung suami, melayani di gereja, bahkan bekerja di luar rumah.

Namun semua ini terkadang dianggap "biasa" atau "sudah sewajarnya". 

Lalu muncullah perasaan tidak dihargai atau diabaikan, Banyak ibu merasa jerih lelahnya di rumah tangga, di gereja, dalam keluarga dan bekerja di luar rumah tidak diperhatikan atau tidak dihargai. 

Ibu-ibu yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,

Perenungan Firman Tuhan Allah pada sepanjang minggu yang berjalan ini, dalam Matius 20:1-16, kisahnya sangat menarik dan menginspirasi dalam memaknai hidup dalam kaitannya dengan hal Kerajaan Allah.

Di mana manusia menilai hal-hal berkaitan dengan kehidupan, pekerjaan dan apa yang dilakukan menunit ukuran manusiawi, sedangkan Tuhan Allah tidak demikian.

Hal Kerajaan Allah dikisahkan dalam sebuah perumpamaan berikut. 

Pemilik kebun anggur ke luar rumah mencari para pekerja pada berbagai jam dalam sehari.

Di mulai pada pagi-pagi benar, lalu menemukan pekerja, sepakat dengan upah sedinar sehari. 

Kira-kira jam sembilan tuan kebun kembali ke luar rumah, ia melihat orang menganggur di pasar lalu disuruhnya pergi bekerja di kebun anggur.

Dijanjikan bayaran dengan upah yang pantas, tidak ada kesepakatan seperti dengan pekerja yang bekerja dari pagi-pagi benar.

Kemudian hal yang sama dilakukan pada pukul dua belas dan tiga petang. 

Bahkan pada pukul lima petang tuan kebun kembali ke luar rumah dan melihat orang-orang dan berkata mengapa kamu 
menganggur seharian?

Lalu disuruhlah mereka pergi bekerja di kebun anggur. Ketika tiba waktunya menerima upah, semua pekerja diberi upah yang sama, termasuk mereka yang bekerja hanya kira-kira satu jam.

Ini menimbulkan protes dari para pekerja yang datang paling awal. Tetapi sang tuan kebun berkata: "Tidakkah aku bebas 
 mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku?

Atau iri hatikah engkau, karena Aku murah hati?" (ay 15). Manusia memakai ukurannya, tetapi Tuhan Allah tidak memakai ukuran manusia. 

Terkadang manusia iri, karena lupa bahwa kasih karunia Tuhan Allah itu bukan karena hasil kerja manusia, tetapi pemberian Tuhan Allah.

Kita diajak untuk bersyukur atas bagian masing-masing, bukan membanding-bandingkan. Setiap orang dipanggil di waktu 
yang berbeda.

Pemilik kebun memanggil pekerja mulai dari pagi pagi benar hingga sore hari. Ini menggambarkan bahwa Allah 
memanggil orang pada waktu yang berbeda dalam hidupnya: Ada yang dari muda sudah setia melayani.

Ada yang baru bertobat dan aktif di usia senja. Ada yang dulu jauh dari Tuhan Allah, tetapi kembali di akhir hidupnya.

Mungkin ada ibu-ibu yang baru mulai aktif dalam pelayanan, baru bertumbuh dalam doa, atau baru bergabung dengan Wanita/Kaum Ibu.

Jangan merasa kecil, Tuhan Allah tidak melihat "jam masuk", tetapi hati yang taat. Semua pekerja mendapat satu dinar, baik yang datang pagi maupun sore. 

Ini menunjukan keselamatan dan upah rohani bukan hasil usaha, tetapi anugerah. Kadang kita merasa, "Saya sudah ikut melayani bertahun-tahun, kenapa yang baru-baru langsung dipakai Tuhan Allah?" Ingat: Semua kita diselamatkan karena kasih karunia, bukan karena lama dan banyaknya kerja.

Tuhan Allah itu adil sekaligus murah hati. Para pekerja pertama merasa diperlakukan tidak adil, tetapi sebenarnya Tuhan Allah memberikan kepada mereka sesuai dengkut apa yang dijanjikan.

Kita sering salah mengerti keadilan Tuhan Allah. Kita ingin keadilan menurut versi kita, bukan menurut kasih-Nya. 

Ibu-ibu yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,

Mungkin kita juga pernah merasa: Kenapa saya yang rajin ke gereja justru mengalami masalah? Kenapa yang jarang 
beribadah, jarang melayani justru hidupnya enak?

Tuhan Allah melihat lebih dalam. Dia tahu waktu yang tepat untuk memberkati, mengangkat, dan memakai kita karena Ia tidak pernah terlambat. 

Yang terakhir bisa menjadi yang terdahulu, yang terdahulu bisa menjadi yang terakhir. Di sinilah intinya dari maksud perumpamaan ini.

Dalam semua proses mengikut Tuhan Allah, diperlukan hati  yang taat, setia, tanpa iri kepada sesama, tanpa protes kepada Tuhan Allah.

Yesus Kristus menutup perumpamaan ini dengan kata-kata menantang: "Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir."

Ayat ini mengajarkan bahwa di dalam Kerajaan Allah, urutannya bukan berdasarkan jam kerja atau status sosial, tapi berdasarkan kerendahan hati dan kesetiaan. Mungkin selama ini kita merasa "hanya ibu-ibu biasa."

Tetapi di mata Tuhan Allah, hati yang setia dan mau melayani, bisa membuat kita "menjadi yang terdahulu" dalam pandangan-Nya.

Yang terlihat besar di dunia, belum tentu besar di hadapan Tuhan Allah. Seorang ibu rumah tangga sederhana melayani dengan setia: menyediakan teh, kue di persekutuan ibadah, mendoakan anak-anaknya, mengunjungi teman yang sakit. 

Orang mungkin tidak memperhatikannya, tetapi di hadapan Tuhan Allah, dia besar. Dia tidak tampil di mimbar, dia cukup setia di tempat yang Tuhan Allah tempatkan.

Sebagai ibu-ibu Tuhan Allah, jangan berkecil hati jika merasa terlambat melayani atau tidak menonjol di depan. Tuhan Allah melihat hati, bukan urutan. 

Setialah, Karena yang terakhir bisa jadi yang terdahulu, dan yang terdahulu bisa tergelincir jika tidak menjaga hati.

Marilah kita setia, rendah hati, tanpa iri, tanpa kecewa dan bersyukur atas setiap kesempatan yang Tuhan Allah beri, entah sejak pagi atau menjelang senja kehidupan. Marilah kita tetap menjadi ibu-ibu yang taat dan 
setia kepada-Nya. Terpujilah Kristus. Amin. 

Pertanyaan Untuk Diskusi: 

1. Apa yang ibu-ibu pahami tentang "Yang Terakhir Menjadi  Yang Terdahulu dan Yang Terdahulu Menjadi Terakhir" 
 menurut Matius 20 : 1-17? 

2. Bagaimana menjadi Wanita/Kaum Ibu yang bebas dari iri hati?

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.