7 Bencana Alam Sepanjang 2025, Terparah Banjir Bandang Sumatera Renggut 1.140 Jiwa
December 30, 2025 09:03 AM

 

BANGKAPOS.COM - Sepanjang tahun 2025 terjadi bencana alam di sejumlah daerah di Indonesia.

Bencana besar yang jadi sorotan setidaknya ada tujuh kejadian mulai dari banjir dan tanah longsor Pekalongan, banjir Demak, banjir Jabodetabek, gempa Bengkulu, longsor Banjarnegara, erupsi Gunung Semeru dan banjir bandang Sumatera.

Dari tujuh bencana alam tersebut, banjir bandang disertai tanah longsor di tiga provinsi wilayah Pulau Sumatera yakni Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Aceh adalah bencana paling besar tahun ini.

Data terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat mencatat 1.140 orang meninggal dan 163 orang lainnya masih hilang akibat banjir bandang dan longsor Sumatera.

Berikut bencana alam yang besar yang terjadi sepanjang tahun 2025:

1. Banjir dan Longsor Pekalongan

Tiga wilayah di Provinsi Jawa Tengah dilanda bencana banjir dan longsor pada Selasa (21/1/2025).

Baca juga: Kisah Pilu Sepasang Calon Pengantin Jadi Korban Longsor di Pekalongan, Habis Sidang Mau Nikah

Tiga daerah tersebut yaitu Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Kendal, dan Kabupaten Sragen.

Kabupaten Pekalongan dilanda bencana longsor dan banjir bandang, tepatnya di Kecamatan Petungkriyo.

Dikutip dari Tribun Jateng, bencana tersebut diawali hujan deras yang mengguyur Kecamatan Petungkriyono sejak Senin (20/1/2025) kemarin.

Desa Kasimpar di Kecamatan Petungkriyono menjadi wilayah yang paling parah dilanda longsor.

Kejadian tersebut dibenarkan oleh Sekda Kabupaten Pekalongan, M Yulian Akbar.

Selain Desa Kasimpar, ada desa lain di Kecamatan Petungkriyono yang turut dilanda longsor dan banjir bandang.

Kepala Pelaksana BPBD Jawa Tengah, Bergas Catursasi mengatakan akibat dari bencana yang terjadi, tercatat ada 16 orang tewas.

Korban tewas di antaranya Sekretaris Desa (Sekdes) Kasimpar beserta keluarganya yang turut meninggal dunia akibat bencana tersebut.

Banjir juga terjadi di Kabupaten Sragen dan Kendal tapi tidak ada korban jiwa.

Banjir di Sragen pada Senin (20/1/2025) merendam enam kecamatan, yaitu Kecamatan Sukodono, Tanon, Sidoharjo, Sambungmacan, Sragen, dan Jenar.

Dikutip dari Tribun Solo, banjir tersebut mengakibatkan 311 warga harus mengungsi.

"Total yang terdampak banjir di Kabupaten Sragen ada 6 kecamatan, 9 desa, dan merendam 243 rumah, 2 tempat peribadatan, dan 1 unit pertokoan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sragen, R. Triyono Putro, Selasa (21/1/2025).

Bencana juga terjadi di Kabupaten Kendal ketika tanggul Sungai Bodri jebol pada Senin (20/1/2025).

Dikutip dari Tribun Jateng, titik jebolnya tanggul berada di Dukuh Babadan, Desa Kebonharjo, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal.

Akibat jebolnya tanggul, sejumlah rumah warga di empat kecamatan yaitu Gemuh, Patebon, Pegandon, dan Cepiring terendam.

Adapun wilayah terparah terdampak tanggul jebol adalah Desa Kebonharjo Patebon karena ketinggian air mencapai 2 meter.

2. Banjir Demak

Demak Jawa Tengah sudah beberapa kali dilanda banjir dan longsor sepanjang 2025.

Pada Januari 2025 sebanyak 9.177 jiwa menjadi korban banjir yang merendam ratusan rumah di Kabupaten Demak.

Baca juga: Sosok Suwardi Pria Tua di Demak yang Pilih Hidup Menyepi di Pemakaman

Banjir tersebut disebabkan oleh jebolnya tanggul Sungai Tuntang dan Sungai Cabean pada Selasa (21/1/2025).

Pada Senin (19/5/2025), hujan deras dan tanggul jebol membuat Desa Kembangan dan Desa Karangrejo, Kecamatan Bonang Kabupaten Demak, terendam banjir.

Bencana banjir yang melanda Kabupaten Demak terus meluas hingga Rabu (21/5/2025).

Berdasarkan pembaruan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak, sebanyak 13 desa di lima kecamatan kini terdampak.

Oktober, banjir yang melanda Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, selama lebih dari sepekan belum juga surut.

Genangan air bahkan meluas hingga ke jalur pantura Demak–Semarang dan menyebabkan kemacetan panjang di perbatasan dua wilayah tersebut.

Kondisi banjir semakin parah akibat hujan deras yang mengguyur wilayah Demak pada Selasa (28/10/2025) pagi.

November, 4.794 jiwa warga Desa Kalisari, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, terdampak banjir yang merendam wilayah tersebut.

Banjir turut menggenangi 750 unit rumah, ratusan hektare sawah, serta 22 tempat ibadah.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak mencatat, banjir yang terjadi sejak Rabu (29/10/2025) malam, juga merendam empat bangunan sekolah dan delapan area pemakaman.

3. Banjir Bekasi

Banjir besar di Bekasi terjadi pada 4 Maret 2025, melanda 8 kecamatan dengan ketinggian air mencapai hingga 3 meter di beberapa titik.

Baca juga: Sosok Istri Wali Kota Bekasi Minta Maaf Usai Ditegur Dedi Mulyadi Nginap di Hotel Saat Banjir

Pemerintah menetapkan status tanggap darurat banjir selama 14 hari.

Sejumlah sungai utama, seperti Kali Bekasi dan anak-anak sungainya, dilaporkan meluap.

Selain faktor curah hujan, kondisi drainase yang tidak optimal serta alih fungsi lahan turut memperparah genangan di beberapa titik.

Wilayah terdampak 8 kecamatan di Kota Bekasi, termasuk Jatirasa, Kemang IFI, dan Babelan.
Ketinggian air 20 cm hingga 3 meter di titik terparah.

Penyebab utama curah hujan ekstrem, luapan sungai, dan tanggul yang tidak lagi mampu menahan debit air.

Tidak ada korban jiwa, namun ribuan rumah warga terendam.

4. Gempa Bengkulu 6,3 SR

Gempa magnitudo 6,3 mengguncang wilayah Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu pada Jumat dini hari (23/5/2025) pukul 2.52 WIB.

Gempa berpusat di kedalaman 10 kilometer, dengan koordinat 4.17 Lintas Selatan dan 102.17 Bujur Timur.

Baca juga: FAKTA -FAKTA Anak Bunuh Ibu Kandung di Bengkulu Pakai Cobek saat Salat, Pelaku Baru Pulang dari RSJ

Dikutip dari Tribun Bengkulu, meski berpusat di laut, namun gempa ini tidak berpotensi tsunami.

Data yang dihimpun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 34 unit rumah di Kota Bengkulu mengalami kerusakan.

Tidak ada korban jiwa akibat bencana alam tersebut.

Bagi warga Bengkulu, merasakan getaran gempa merupakan hal yang lumrah.

Dalam satu bulan bisa terjadi hingga tiga kali gempa-gempa kecil.

Namu getaran gempa yang terjadi Jumat (23/5/2025) dini hari merupakan gempa besar yang sudah lama tidak dirasakan Warga Bengkulu bahkan dalam dua tahun terakhir ini.

"Ini pertama kalinya merasakan gempa besar di Bengkulu. Sempat panik dan takut. Langsung bawa anak-anak ke luar rumah," ujar Betty warga perantau asal Palembang.

5. Lonsor Banjarnegara

Bencana tanah longsor melanda Jawa Tengah setelah kejadian serupa di Cibeunying, Majenang, Cilacap.

Kali ini, pergerakan tanah terjadi di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah pada Minggu (16/11/2025) sekitar pukul 13.30 WIB.

Baca juga: Apa Itu Bencana Hidrometeorologi? Indonesia Siaga Banjir, Tanah Longsor Hingga Badai

Material tanah dari lereng bukit tiba-tiba meluncur menuju permukiman, memaksa warga meninggalkan rumah mereka dalam waktu singkat.

Dikutip dari Tribun Jateng, sebanyak 12 orang tewas dan 16 orang hilang akibat bencana alam ini.

20 rumah warga tertimbun longsoran sehingga ratusan warga terpaksa mengungsi.

6. Erupsi Gunung Semeru

Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, mengalami erupsi pada Rabu (19/11/2025).

Hingga 23 November 2025 aktivitas vulkaniknya masih tinggi, memaksa pemerintah menetapkan tanggap darurat bencana sampai 26 November.

Baca juga: Gunung Semeru Meletus Ternyata Bikin Seluruh Dunia yang Khawatir, Letusannya Bisa Bikin Bumi Gelap

Ratusan warga di lereng Semeru mengungsi, beberapa pendaki sempat terjebak sebelum berhasil dievakuasi.

Material panas mencapai kawasan vital seperti Jembatan Gladak Perak, jalur utama penghubung Lumajang–Malang.

Abu vulkanik menyelimuti permukiman, lahan pertanian, dan menimbulkan hujan abu di beberapa kecamatan.

Masyarakat yang berada di Desa Supiturang dan Desa Oro-Oro Ombo di kecamatan Pronojiwo, dan Desa Penanggal di Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang Jawa Timur dilaporkan terdampak erupsi tersebut.

Sejumlah upaya telah dilakukan instansi terkait termasuk mengevakuasi warga ke tempat pengungsian. 477 jiwa terpaksa mengungsi di dua titik pengungsian di Kecamatan Pronojiwo

Tim TNI mencatat sejumlah kerusakan yang terjadi pada 22 rumah warga, satu bangunan sekolah, dan satu gardu PLN.

7. Banjir bandang Sumatera

Serangkaian bencana hidrometeorologi parah berupa banjir bandang, luapan sungai, dan tanah longsor menerjang wilayah utara dan tengah Pulau Sumatra pada 25–30 November 2025.

Baca juga: Banjir di Aceh, Ongkos Hidup Warga Sebulan Habis dalam Sehari

Bencana ini utamanya berdampak pada tiga provinsi yakni, Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Melansir Kompas.com, data terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Senin (29/12/2025) jumlah korban meninggal sebanyak 1.140 orang tewas dan 163 orang lainnya masih hilang.

Kondisi cuaca ekstrem selama beberapa hari telah memicu banjir dan longsor, dengan wilayah yang paling terdampak yaitu Aceh Tamiang, Agam, Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan.

Curah hujan yang ekstrem memicu bencana ini, namun para ahli dan organisasi masyarakat sipil menilai tingkat kehancuran yang masif merupakan hasil dari kombinasi cuaca buruk dengan kerentanan ekologis akibat degradasi hutan di wilayah hulu.

Tempat dengan jumlah korban jiwa terbanyak adalah Kabupaten Aceh Utara dengan 205 korban jiwa.

Banyaknya korban jiwa akibat bencana ini menjadikannya sebagai bencana alam paling mematikan di Indonesia setelah bencana gempa bumi dan tsunami Sulawesi pada 2018, yang menewaskan 4.340 orang.

(Bangkapos.com/Tribunsolo.com/Tribunjateng.com/Tribunbengkulu.com/Tribunnews.com/Kompas.com)

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.