Kecurigaan Terhadap Suami Tidak Terbukti, Polisi Tak Temukan DNA Ayah di TKP Anak Bunuh Ibu
December 30, 2025 10:27 AM

 

TRIBUN-MEDAN.com - Suami dari korban pembunuhan oleh anaknya yang berusia 12 tahun tak terlibat dalam kejadian dan dinyatakan tidak menemukan DNA sang Bapak.

Selama kasus kematian anak bunuh ibu ini, mengarah kepada sang suami yang tuai kecurigaan.

Warganet bahkan mengira ada sangkut-pautnya dengan suami. Apalagi keluarga korban sebelumnya merasa janggal dengan pembunuhan yang dilakukan anak 12 tahun.

Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Sumatera Utara menyatakan telah memeriksa DNA di lokasi kasus AL (12), yang diduga membunuh ibunya, F (42), di Kota Medan. 

"Sudah kita periksa semua DNA di lokasi, tidak ada mengarah ke si bapak," kata Kasubbid Kimia Biologi Bid Labfor Polda Sumut AKBP Hendri Ginting saat konferensi pers di Polrestabes Medan, Senin (29/12/2025).

Baca juga: Kencan Musa Berujung Tikam Wanita Open BO di Kamar Kos, Emosi Diancam Karena Tak Mampu Bayar

Hendri menjelaskan, pihaknya hanya mendapati DNA kakak AL dan korban pada pisau. DNA ibu ditemukan karena pisau tersebut sering digunakan di dapur. 

Sementara itu, DNA kakak ditemukan karena tangannya sempat tersayat saat berupaya merebut pisau dari genggaman AL. 

"Selanjutnya darah dari lantai 1 menuju lantai dua, itu adalah DNA kakak. Di dalam kamar lantai dua tidak ditemukan DNA selain kakak," ucap Hendri.

Awal Mula Suami Dicurigai

Awal mula sang suami Alham Siagian dicurigai ikut terlibat dalam kasus siswi SD habisi ibu kandung di Medan, diungkapkan oleh Dimas, adik dari Faizah Soraya.

Menurut Dimas, Faizah Soraya ditemukan tergeletak bersimbah darah dalam kamar di lantai satu rumahnya, Jalan Dwikora, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, Sumatera Utara pada Rabu (10/12/2025).

Baca juga: Amal Said Resmi Dipecat Jadi Dosen, Kini Terancam Penjara 4 Bulan Imbas Ludahi Kasir Swalayan

Kala itu, suami Faizah, Alham Siagian langsung menelepon Rumah Sakit Colombia untuk meminta dikirimkan ambulans.

Dimas mengaku heran mengapa, Alham tidak memanggil tetangga terdekat terlebih dahulu.

"Yang masih didalamin polisi dari waktu pukul 03.00 WIB sampai Ambulan kok tidak ada panggil tetangga atau apa," kata Dimas saat diwawancara TribunnewsBogor.com, Selasa (16/12/2025).

Kata Dimas, saat menelepon rumah sakit,Alham berbohong.

Menurutnya Alham mengatakan ke rumah sakit bahwa Faizah Soraya mengalami pendarahan, bukan mengalami luka tusuk.

"Iya sudah berlumur darah," katanya.

Baca juga: Penanganan Kasus Korupsi Tahun 2025 tak Maksimal: Jumlah Kasus Naik, yang Ditindak Kategori Kecil

Dimas merasa janggal, terkait alasan Alham memilih memanggil ambulans dari Rumah Sakit Colombia, bukannya rumah sakit terdekat dari rumahnya.

"Rumah sakit banyak yang dekat. Makanya yang sedang didalamin dari pukul 3 pagi sampai ambulan datang mereka di rumah ngapain kenapa enggak ada panggil tetangga atau minta tolong malah nunggu ambulan dari Colombia," katanya.

Kronologi Lengkap

Polrestabes Medan mengungkap kronologi lengkap kasus anak 12 tahun diduga bunuh ibu, yang tega menikamnya sampai 26 tusukan.

Dalam kronologi itu, sang anak berinisial AL melakukan aksinya sendiri di dalam kamar. Sementara kakaknya berusaha melerai dan sang suami tidak terlibat dalam kejadian.

Sebelum peristiwa terjadi, korban bersama dua anaknya tidur di kamar lantai satu, sementara suami beristirahat di lantai dua. 

Sekitar pukul 04.00 WIB pada Rabu (10/12/2025), AL bangun dan mengambil pisau dari dapur, lalu melukai korban yang sedang tertidur. 

"Adik (AL) mengambil pisau, membuka bajunya, dan melukai korban," kata Kapolrestabes Medan Kombes Calvijn Simanjuntak Calvijn saat konferensi pers di Polrestabes Medan, Senin (29/12/2025). Korban mengalami 26 luka tikam. 

Kemudian, kakak korban sontak terbangun lantaran ditimpa AL dan melihat ibunya ditikam berulang kali. 

Melihat tindakan brutal adiknya itu, kakak berhasil merebut pisau dari AL dan membuangnya di dalam kamar, namun tangannya sempat tersayat. 

Tak puas sampai di situ, AL kemudian mengambil pisau kecil lagi di dapur.

Saat AL hendak masuk kembali ke kamar, kakak korban segera menutup pintu sehingga pisau yang dipegang AL terjatuh. 

Kakak korban yang panik melihat ibunya bersimbah darah, berlari ke lantai dua untuk membangunkan ayah. AL menyusul ke lantai dua dengan kondisi sudah mengenakan baju dan memeluk ayahnya. Ketiganya turun ke lantai satu. 

Kakak dan ayah mengecek kondisi korban, sementara AL duduk lemas di sofa ruang tamu. 

"Kondisi korban masih hidup dan meminta dipanggil ambulans," ucap Calvijn.

Korban sempat meminta minum yang dipenuhi oleh kakaknya.

Dalam kejadian itu, sang suami tak terlibat dalam proses pembunuhan. Si suami justru menghubungi rumah sakit Columbia Asia untuk mendatangkan pertolongan. 

Sekitar pukul 05.40 WIB, ambulans datang, namun korban ditemukan sudah meninggal dunia.

Kapolrestabes Medan Kombes Calvijn Simanjuntak menyatakan bahwa DNA korban dan AL ditemukan pada gagang pisau. 

"Hasil investigasi pisau itu memang sudah ada di rumah untuk kepentingan dapur," ucap Calvijn.

"Jadi bukan dipersiapkan pelaku untuk melukai korban," sambungnya. Selain itu, DNA korban dan kakak AL ditemukan pada bilah pisau. 

Kakak AL sempat tersayat saat berusaha menghentikan tindakan AL. Darah di kamar lantai satu seluruhnya milik korban, sementara darah di lantai dua adalah DNA kakaknya yang membangunkan ayah. 

"Kemudian, kelima, di celana dalam adik (AL) terdapat darah korban," ucapnya.

(tribun-medan.com)

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.