TRIBUNNEWSMAKER.COM - Tragedi memilukan terjadi di Medan, Sumatera Utara ketika seorang ibu meregang nyawa di tangan anak kandungnya yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
Di balik aksi keji tersebut, terungkap sederet pemicu yang membentuk luka batin sang anak, mulai dari sakit hati mendalam hingga paparan kekerasan berulang dalam lingkungan keluarga.
Kasus ini membuka fakta kelam tentang dampak kekerasan domestik terhadap psikologis anak yang berujung pada tindakan fatal.
Baca juga: Nasib Samuel Ardi Kristanto, Pembongkar Rumah Nenek Elina di Surabaya, Kini Ditetapkan Tersangka
Polrestabes Medan mengungkap kronologi dugaan pembunuhan seorang ibu berinisial F (42) oleh anaknya, AL (12), di Kota Medan.
Kapolrestabes Medan Kombes Calvin Simanjuntak menyampaikan, sebelum kejadian, korban bersama dua anaknya tidur dalam satu kamar di lantai satu.
AL dan korban tidur di kasur bagian atas, sementara kakak korban tidur di kasur bagian bawah. Suami korban beristirahat di lantai dua.
Pada Rabu (10/12/2025) sekitar pukul 04.00 WIB, AL terbangun dan mengambil pisau untuk melukai korban yang sedang tertidur.
"Adik (AL) mengambil pisau, membuka bajunya, dan melukai korban," kata Calvijn saat konferensi pers di Polrestabes Medan pada Senin (29/12/2025).
Akibatnya, korban menderita 26 luka tikam.
Sang kakak terbangun karena ditimpa oleh AL dan terkejut melihatnya menikam ibu mereka berkali-kali.
Kakak korban segera merampas pisau dari AL dan membuangnya di dalam kamar, namun tangannya sempat tersayat.
AL kemudian beranjak ke dapur untuk mengambil pisau kecil.
Saat AL hendak masuk kembali ke kamar, sang kakak langsung menutup pintu sehingga pisau yang dipegang AL terjatuh.
Panik melihat ibunya bersimbah darah, sang kakak berlari ke lantai dua untuk membangunkan ayah mereka.
AL menyusul ke lantai dua dengan kondisi sudah mengenakan baju dan memeluk ayahnya.
Selanjutnya, ketiganya turun ke lantai satu.
Kakak dan ayah mengecek kondisi korban, sementara AL terduduk lemas di sofa ruang tamu.
"Kondisi korban masih hidup dan meminta dipanggil ambulans," ucap Calvijn.
Korban sempat meminta minum yang segera dipenuhi oleh kakaknya.
Suami korban segera menelepon Rumah Sakit Columbia. Menunggu ambulans, korban kembali dibaringkan di tempat tidur.
Sekitar pukul 05.40 WIB, ambulans datang, namun korban didapati sudah meninggal dunia.
Calvijn menyampaikan ada beberapa motivasi atau hal yang mendorong AL melukai korban.
Pertama, melihat kekerasan yang dilakukan korban terhadap kakak dan ancaman menggunakan pisau terhadap ayah.
"Kedua, melihat kakak yang dipukuli korban menggunakan sapu dan tali pinggang," ujarnya.
"Ketiga, sakit hati game online dihapus," tambahnya.
Selain itu, AL kerap kali memainkan game yang menggunakan pisau serta menonton serial anime pada saat adegan menggunakan pisau.
(TribunNewsmaker.com/Kompas.com)