Pria Malaysia Terkait Jaringan Penipuan Kamboja Ditangkap Saat Masuk Singapura
December 30, 2025 10:38 AM

Kasus Penipuan Lintas Negara: Pria Malaysia Diduga Terlibat Jaringan Scam yang Rugikan Warga Singapura

TRIBUNTRENDS.COM - Seorang pria Malaysia yang terkait dengan kelompok kriminal terorganisir di Kamboja yang menipu warga Singapura ditangkap pada hari Minggu (28 Desember 2025). 

Pria berusia 24 tahun itu diduga terlibat dengan 27 warga Singapura dan tujuh warga Malaysia yang dicari oleh Kepolisian Singapura (SPF) atas dugaan keterlibatan mereka dengan kelompok tersebut.

Pihak kepolisian menyatakan dalam siaran pers pada 29 Desember 2025 bahwa Eugene Goh ditangkap saat mencoba memasuki Singapura melalui Pos Pemeriksaan Woodlands.

Pengecekan yang dilakukan oleh AsiaOne terhadap daftar 34 orang yang dicari oleh SPF menunjukkan bahwa nama Goh tidak termasuk di antara mereka yang terdaftar.

Baca juga: Bobrok Miss Universe Makin Kelam: Anne Jakrajutatip Kini Buron, Petinggi Terjerat Penipuan Rp 13,5 M

Menurut pernyataan polisi, keterlibatan Goh terbukti melalui penyelidikan yang sedang berlangsung terhadap kelompok kejahatan terorganisir beranggotakan 34 orang tersebut . 

Goh adalah warga Malaysia kedua yang ditangkap terkait dengan jaringan penipuan tersebut. 

Bernard Goh Yie Shen , yang juga warga negara Malaysia, dituduh mengawasi pusat panggilan di Phnom Penh. 

Pada tanggal 18 November 2025, ia didakwa dengan memfasilitasi terjadinya tindak pidana serius, dan membantu tujuan ilegal kelompok kejahatan terorganisir yang terkait secara lokal berdasarkan Undang-Undang Kejahatan Terorganisir. 

Eugene Goh akan didakwa di pengadilan pada hari Selasa atas satu tuduhan memfasilitasi terjadinya tindak pidana serius, untuk mendukung tujuan ilegal dari kelompok kejahatan terorganisir yang terkait secara lokal. 

Jika terbukti bersalah, ia bisa dipenjara hingga lima tahun, didenda hingga $100.000 (Sekitar Rp1,6 miliar), atau keduanya.

Identitas ke-34 orang tersebut terungkap melalui penyelidikan dan pengumpulan bukti di Kamboja, setelah operasi gabungan dengan Kepolisian Nasional Kamboja di Phnom Penh pada tanggal 9 September 2025. 

Perintah larangan pembuangan aset telah dikeluarkan terhadap mereka. Aset mereka, yang terkait dengan kelompok kejahatan terorganisir, juga telah disita.

Dalam pernyataannya, polisi mengatakan bahwa kelompok tersebut diyakini bertanggung jawab atas setidaknya 438 kasus penipuan penyamaran pejabat pemerintah yang dilaporkan, dengan kerugian setidaknya $41 juta (Sekitar Rp656 miliar).

Tribuntrends/asiaone/Elisa Sabila Ramadhani

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.