ALASAN Utama Anak 12 Tahun Bunuh Ibu Demi Bela Kakak, Korban Terlalu Tempramental
December 30, 2025 12:09 PM

 

TRIBUN-MEDAN.com - Alasan utama siswi kelas 6 SD berinisial SAS alias AL (12) tega membunuh ibu kandungnya sendiri, Faizah Soraya lantaran demi bela sang kakak.

Kepada penyidik kepolisian, AL membongkar tiga alasan dirinya menghabisi nyawa sang ibu kandung pada Rabu (10/12/2025) lalu.

Ternyata AL terinspirasi melakukan pembunuhan terhadap sang ibu setelah menonton kartun dan game online.

Seperti diketahui, Faizah Soraya tewas setelah ditikam sang putri bungsu, Al di rumahnya di Jalan Dwikora, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara.

Kasus anak bunuh ibu di Medan itu sontak memicu perhatian se-Indonesia.

Baca juga: Kecurigaan Terhadap Suami Tidak Terbukti, Polisi Tak Temukan DNA Ayah di TKP Anak Bunuh Ibu

Pasalnya di media sosial, korban yakni Faizah selalu menampilkan citra harmonis dengan dua anak perempuannya.

Belakangan diungkap sang pelaku, ia menyimpan dendam kepada ibunya karena tiga alasan.

Pertama, AL kesal karena sang ibu pernah mengancam dia, sang kakak, dan bapaknya menggunakan pisau.

"Perlakuan korban terhadap bapak, kakak, dan adik, mengancam dengan menggunakan pisau," ungkap Kapolrestabes Medan Kombes Pol Jean Calvijn Simanjuntak dalam konferensi pers hari ini, Senin (29/12/2025).

Alasan kedua, AL dendam dengan Faizah karena kakaknya, SAS alias Az (16) sering dimarahi sang ibu.

Baca juga: Intip Spesifikasi dan Harga Oppo A6 Pro, Cek Kamera dan Baterainya

Hal yang membuat pelaku gusar karena pernah melihat kakaknya dipukul menggunakan sapu hingga ikat pinggang.

Bukan cuma sang kakak, pelaku juga mengaku pernah dimarahi dan dicubit korban.

Dari sanalah AL punya niatan untuk melukai ibunya.

"Kakak sering dimarahi, dimaki dan dipukul menggunakan sapu dan tali pinggang. Adik sering dimarahi dan dicubit. Adik terlintas berpikir untuk melukai korban tapi tidak ada kesempatan," pungkas Kombes Pol Jean Calvijn Simanjuntak.

Alasan ketiga, pelaku nekat menghabisi nyawa sang ibu karena marah game online-nya dihapus.

Setelah kejadian itu, AL pun melihat game online lainnya dan juga kartun anime, sehingga terinspirasi untuk membunuh sang ibu.

Baca juga: PSMS Medan Rawan Kalah dari Persikad Depok, Kas Hartadi Ogah Kecolongan, Soroti Serangan Balik

"Si (pelaku) sakit hati karena game online dihapus. Korban melihat game murder mistery pada season kills others menggunakan pisau. Dan menonton serial anime DC pada saat adegan pembunuhan menggunakan pisau," kata Kombes Pol Jean Calvijn Simanjuntak.

Demi Bela Kakak

Selain tiga faktor yang membuat AL bunuh ibunya, tak terlepas membela kakaknya. AL merasa terganggu dengan perlakuan kasar Ibu terhadap sang kakak.

AL ternyata lebih dekat hubungan dengan kakaknya dibandingkan dengan Ibu atau Ayahnya.

Hal itu diungkap Psikolog Forensik, Irna Minauli di Polrestabes Medan.

"Perlu diketahui, hubungan antara kakak dengan adik ini lebih dekat dibanding dengan orang tuanya.

"Kakak dalam hal ini menjadi role model buat adiknya, dan kakak lah yang selalu mendampingi dalam berbagai situasi. Sehingga kesedihan yang dialami kakaknya itu menjadi satu hal yang mengganggu si adik,' ungkapnya.

Irna juga melakukan pendekatan terhadap sang kakak. Dalam pengakuan sang kakak, ternyata tidak sakit hati perlakuan kasar oleh Ibunya. 

Hanya saja, AL justru yang merasa sakit hati sang kakak diperlakukan kasar, apalagi sudah berlangsung bertahun-tahun.

"Sebenarnya si kakak tidak terlalu sakit hati terhadap perlakukan ibunya. Karena dia berusaha memaklumi apa yang dilakukan ibunya. Kejadian kekerasan ini sudah terlalu lama," tambahnya.

Puncak kekerasan korban terhadap sang kakak dalam tiga tahun belakangan semenjak pisah kamar dengan suaminya. Amarah yang harusnya kepada suami justru teralihkan kepada sang anak.

"Kejadian kekerasan ini sudah lama terutama setelah pisah ranjang. Jadi kira-kira 3 tahun yang lalu Ibu semakin temperamental. Ini pengalihan amarah, yang mungkin amarahnya sama ayah atau suami tapi akhirnya dialihkan kepada anak," bebernya. 

Irna menyampaikan, pihaknya akan bekerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Kelurahan Berencana (P3AKB) Sumut untuk memulihkan psikologis kakak AL.

Di lain pihak, Kepala Dinas P3AKB, Dwi Endah Purwanti menegaskan, pihaknya akan terus melakukan pendampingan terhadap kakak AL dan AL.

"Kami akan terus melakukan assesmen maupun konsulting kepada kakak dan adik ini. Itu komitmen kami," ucap Dwi.

(Tribun-Medan.com)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.