TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tingkat hunian hotel di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama periode 28–29 tercatat tinggi.
Kepala Dinas Pariwisata DIY, Imam Pratanadi, menyebut okupansi hotel di seluruh wilayah Yogyakarta berada di kisaran 80 persen, sementara khusus di Kota Yogyakarta mencapai sekitar 85 persen.
“Saya sampaikan bahwa sampai dengan tanggal 28, tingkat hunian hotel untuk seluruh wilayah Yogyakarta, mulai tanggal 28 hingga 29, berada di angka sekitar 80 persen. Sementara untuk Kota Yogyakarta sendiri mencapai sekitar 85 persen. Data tersebut saya peroleh dari PHRI,” ujar Imam Pratanadi.
Tingginya tingkat hunian tersebut, menurut Imam, tidak terlepas dari besarnya jumlah wisatawan yang datang ke Yogyakarta.
Bahkan, jumlah kunjungan tersebut dinilai melampaui perkiraan awal.
Kondisi ini berdampak pada konsentrasi wisatawan, terutama di wilayah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, yang menjadi lokasi utama wisatawan untuk menginap.
Meski demikian, Imam menegaskan bahwa secara umum persebaran kunjungan ke objek wisata mulai terlihat merata.
Wisatawan tidak hanya terpusat di satu atau dua destinasi tertentu, meskipun data rinci terkait pemerataan tersebut masih menunggu laporan resmi dari pemerintah kabupaten dan kota.
“Terkait pemerataan objek wisata yang dikunjungi, secara umum sudah terlihat. Hanya saja saya masih harus mendapatkan data yang pasti dari teman-teman di kabupaten dan kota. Karena data tersebut berasal dari kabupaten dan kota, kemudian disampaikan kepada kami setelah mereka memastikan seluruh data dari destinasi wisata di wilayah masing-masing sudah terkumpul,” kata Imam.
Baca juga: PHRI DIY Siapkan Sanksi hingga Pecat Anggota yang Nuthuk Harga saat Nataru
Ia menambahkan, secara garis besar, pola kunjungan wisatawan menunjukkan kecenderungan yang lebih tersebar.
Namun, karena aktivitas menginap berlangsung pada malam hari, konsentrasi wisatawan tetap tampak di Kota Yogyakarta dan Sleman.
“Namun secara garis besar, artinya kunjungan wisatawan tidak terpusat hanya di satu atau dua titik saja. Sepertinya tidak demikian, karena sudah cukup tersebar. Meski demikian, memang tidak bisa dimungkiri bahwa jumlah wisatawan yang datang cukup banyak, bahkan di luar perkiraan kita. Akibatnya, banyak wisatawan yang kemudian terkumpul di wilayah Kota Yogyakarta dan Sleman, terutama untuk menginap,” ujarnya.
Sementara itu, pelaksanaan kegiatan pariwisata secara umum dinilai masih berjalan dengan baik.
Imam menyebut, meskipun sempat terjadi kecelakaan di kawasan Pantai Parangtritis, insiden tersebut tidak menimbulkan korban jiwa berkat kesiapsiagaan petugas di lapangan.
“Untuk sejauh ini, pelaksanaan kegiatan pariwisata masih berjalan dengan baik. Alhamdulillah, memang sempat terjadi kecelakaan di Parangtritis, tetapi tidak mengakibatkan korban jiwa. Hal tersebut berkat antisipasi yang sangat baik dari teman-teman SAR dan pihak terkait,” kata Imam.
Adapun terkait kondisi lalu lintas, Imam menilai situasi masih relatif terkendali.
Menurut dia, belum banyak keluhan yang disampaikan masyarakat maupun wisatawan, meskipun kepadatan lalu lintas menjadi konsekuensi dari tingginya aktivitas pariwisata.
“Terkait kemacetan, kondisi lalu lintas masih terkendali dalam arti tidak banyak keluhan yang disampaikan. Masyarakat dan wisatawan juga cukup memahami bahwa kondisi seperti ini memang konsekuensi dari tingginya aktivitas wisata. Meski demikian, kelancaran lalu lintas tetap menjadi pekerjaan rumah bagi kita bersama, baik untuk masyarakat DIY sendiri maupun bagi wisatawan,” ujar Imam Pratanadi. (*)