TRIBUNMANADO.CO.ID - Kebakaran Panti Werdha Damai di Kelurahan Ranomuut, Kecamatan Paal Dua, Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut), masih menyisakan duka mendalam.
Berbagai kisah dan cerita pun terungkap di balik tragedi yang telah merenggut nyawa 16 lansia di panti tersebut.
Proses penyelidikan oleh kepolisian masih terus berjalan.
Satu per satu identitas korban mulai diketahui publik.
Tak hanya pada penyebab kebakaran, perhatian juga tertuju pada latar belakang para korban yang meninggal dunia.
Salah satunya adalah sosok H Maringka, mantan petinju yang menghabiskan masa tuanya di panti werdha dan ditemukan tak bernyawa di kamar mandi saat insiden terjadi.
Polda Sulut sudah memeriksa 10 saksi terkait insiden kebakaran Panti Werdha Damai yang terjadi pada Minggu (28/12/2025) malam.
Kabid Humas Polda Sulut, Kombes Pol Alamsyah P Hasibuan mengungkap, salah satu saksi merupakan penghuni yang melihat asal api.
Namun, hingga Selasa (30/12/2025), pihaknya masih menunggu hasil laboratorium forensik terkait penyebab kebakaran.
Selain itu, pengurus panti termasuk Pemilik Panti Werdha Olva Sumual, juga akan menjalani pemeriksaan lanjutan.
Polda Sulut juga rencananya akan memanggil saksi ahli terkait prosedur pengelolaan panti sosial, untuk memastikan apakah ada unsur kelalaian atau tidak.
Baca selengkapnya
Salah satu korban yang meninggal dalam kebakaran Panti Werdha Damai adalah Yansen Harry Maringka atau H Maringka (65).
Saat ditemukan di dalam kamar mandi panti, jasad Maringka masih utuh.
Seorang kerabatnya, bernama Roy, mengungkap bahwa H Maringka semasa mudanya adalah seorang petinju.
Ia juga pernah menjadi tukang parkir serta bertugas sebagai Panji Yosua di Gereja GMIM Bethesda Manado.
Baca selengkapnya
Empat jenazah korban kebakaran Panti Werdha Damai berhasil diidentifikasi Polda Sulut.
Hal itu terungkap dalam konferensi pers di RS Bhayangkara Manado, Selasa (30/12/2025).
Kabid Humas Polda Sulut Kombes Pol Alamsyah P. Hasibuan melalui Kabid Dokkes Kombes Pol Tasrif menuturkan, identifikasi berhasil dilakukan setelah pihaknya berhasil mencocokkan ante mortem dan post mortem.
"Kami bekerja sejak pukul delapan malam untuk mencocokkan data ante mortem dari keluarga dan pos mortem dari hasil penyelidikan dan selanjutnya dilakukan rekonsiliasi," katanya.
Keempat jenazah akan diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan di pekuburan Pemkot Manado.
Mereka adalah Herry Lombogia (70) warga Kelurahan Winangun Satu, Kecamatan Malalayang; Jansen Maringka (65) warga Kelurahan Ranotana, Kecamatan Sario; serta Oli Klara Kemur (85) dan Merry Baramuli Dengah (83) warga Kelurahan Ranomuut.
Baca selengkapnya
