Renungan Harian Kristen 31 Desember 2025 - Identitas yang Valid
December 30, 2025 04:48 PM

Renungan Harian Kristen 31 Desember 2025 - Identitas yang Valid

Bacaan ayat: Yohanes 1:19 (TB)  Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: "Siapakah engkau?"

Oleh Pdt Feri Nugroho

 

Dalam dunia modern, identitas diri sangat penting. Coba buka dompet, banyak terselip kartu-kartu dengan identitas diri demi kepentingan masing-masing.

Bahkan demi menjaga keamanan, sebuah nama tidak boleh berubah sampai pada level  huruf. Ini bisa dipahami sebab dunia digital akan merekam semua data untuk saling mengkonfirmasi.

Apalagi marak tindak kejahatan dengan memalsukan identitas diri. 

Minimal ruang gerak pelaku kejahatan dapat dipersempit dengan antisipasi pemalsuan identitas diri. Tentu budaya ini tidak dikenal di masa abad pertama.

Kala itu sebuah namapun bisa diubah berdasarkan bahasa sasaran.

Itu sebabnya kita menemukan nama Yohanes, Jhon, Johanes dan Yahya; padahal orangnya sama. 

Tampilnya Yohanes di area publik cukup mengemparkan. Tampilannya yang eksentrik membuat banyak orang bertanya-tanya tentang identitasnya.

 Apalagi seruan lantangnya tentang pertobatan bergema, membuat banyak orang datang berduyun-duyun untuk dibaptiskan sebagai tanda pertobatan.

 Pada sisi yang berbeda, ada pengharapan besar akan tampilnya Mesias, seorang yang diurapi Allah.

Muncul banyak dugaan bahwa ia lah Mesias itu. Maka wajar jika banyak orang bertanya, "Siapakah engkau?".

 Sebuah kesempatan emas jika Yohanes fokus pada dirinya sendiri. Kesempatan yang mungkin hanya akan datang sekali seumur hidup.

Kesempatan untuk menjadi tenar dan terkenal terbuka lebar.

 Apalagi terhubung dengan keadaan dirinya yang mulai mempunyai banyak pengaruh. Orang-orang sudah menyematkan kata Pembaptis di belakang namanya.

Itu sebabnya, ia berbeda dengan Yohanes yang lain ia Yohanes Pembaptis. Cukup menyatakan, "Benar, aku Mesias!", maka segala penghormatan dan penghargaan akan secepat kilat tertuju kepadanya. 

Tidak! Yohanes bukan tipe orang yang haus kehormatan dan gila kekuasaan. Ia bukan pula orang yang meletakkan keberhargaan dirinya pada status yang disematkan orang lain kepadanya.

Ia ialah seorang yang rendah hati namun berani ketika berkata, "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya."

Sebuah jawaban yang membuatnya konsisten dengan perannya sebagai pembuka jalan untuk mempersiapkan hadirnya Mesias.

Meskipun pada akhirnya, keberaniannya tampil mengkritik, pada  menghantarkannya ke penjara dan harus tewas dengan kepala terpenggal. 

Sebagai seorang percaya, penting untuk meneladani sikap hidup Yohanes Pembaptis. Kita perlu paham bahwa setiap orang mendapat peran penting dalam sejarah karya penyelamatan Allah.

Masing-masing kita hidup dengan sebuah tugas penting yaitu menjadi saksi. 

Saksi untuk bercerita tentang Mesias pada porsi masing-masing. Tidak perlu melampaui identitas yang telah Allah sematkan dalam diri masing-masing.

Dunia akan menyaksikan dan dan melihat bahwa kita ialah murid Yedus saat menemukan identitas yang valid: hidup sebagai orang-orang yang telah mendapatkan jaminan keselamatan. Amin

    Renungan Kristen oleh Pdt Feri Nugroho, GKSBS Siloam Palembang

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.