TRIBUNTRENDS.COM - Motif kasus pembunuhan ibu kandung yang dilakukan anak di Medan pada Rabu (10/12/2025) akhirnya terungkap.
Terduga pelaku, SAS alias Al (12), diketahui menyimpan dendam mendalam terhadap ibunya, Faizah Soraya, sebelum peristiwa tersebut terjadi.
Rasa dendam itu kemudian memuncak dan berujung pada tindakan fatal yang mengguncang publik.
Baca juga: 3 Alasan Anak Tega Bunuh Ibu di Medan, Tak Terima Kakaknya Dapat Perlakuan Kasar & Terinspirasi Ini
Dikutip dari TribunnewsBogor.com, Kapolrestabes Medan Kombes Pol Jean Calvijn Simanjuntak menjelaskan bahwa terdapat dua pemicu utama yang membuat siswi kelas 6 SD tersebut nekat menghabisi nyawa ibunya.
Pemicu pertama adalah rasa kesal pelaku setelah berulang kali menyaksikan ibunya mengancam serta memarahi anggota keluarga lain, termasuk ayah dan kakaknya.
“Saya melihat ada motivasi dan obsesi di sini, motivasi tersebut muncul karena korban sering mengancam dan memarahi suami serta anak-anaknya,” ujar Kombes Calvijn dalam wawancara di Kompas TV, Selasa (30/12/2025).
Rasa dendam pelaku semakin kuat setelah melihat kakaknya mengalami kekerasan fisik yang menyebabkan luka di beberapa bagian tubuh.
Menurut Calvijn, peristiwa yang paling membekas terjadi pada 22 November, saat pelaku melihat ibunya memukul kakaknya menggunakan sapu dan ikat pinggang.
“Itu menjadi puncak kemarahan pelaku,” jelasnya.
Baca juga: Anak Bunuh Ibu di Medan Terobsesi dengan Game Kekerasan & Pembunuhan, Sering Dapat Perlakuan Ini
Pemicu kedua adalah pengaruh tontonan dan permainan yang dikonsumsi pelaku.
Polisi menemukan adanya unsur obsesi yang terbentuk setelah pelaku menonton serial anime Detective Conan episode 271, yang menampilkan adegan tindak kejahatan menggunakan pisau.
Dalam episode tersebut, detective Conan, Ran, dan Sonoko terlihat tengah menikmati waktu dengan berjalan-jalan di sebuah taman kota.
Situasi santai tersebut berubah ketika mereka bertemu Jodie, yang tampak sedang memantau seorang pria dengan gerak-gerik mencurigakan.
Jodie kemudian memperingatkan mereka untuk berhati-hati karena pria yang diawasi tersebut diduga terlibat dalam serangkaian tindakan pelecehan terhadap perempuan.
“Kami melihat ada obsesi terkait cara melakukan perbuatan tersebut, salah satunya setelah menonton anime yang memperlihatkan tindak pidana menggunakan pisau,” kata Calvijn.
Selain itu, pelaku juga memainkan game online bertema pembunuhan yang turut memperkuat dorongan tersebut.
“Ada juga game mystery murder yang memengaruhi cara pelaku memaknai tindak kekerasan,” imbuhnya.
Baca juga: Alasan Anak SD Buka Baju Sebelum Bunuh Ibu, Hampiri & Peluk Ayah Setelah Lihat Korban Berlumur Darah
Dalam pemeriksaan lanjutan, pelaku menyampaikan pengakuan mengejutkan kepada psikolog.
Ia mengakui bahwa perbuatannya dilakukan dalam kondisi sadar.
“Dalam proses penyidikan disebutkan bahwa pelaku melakukan perbuatannya dengan sadar. Hal ini kemudian kami sinkronkan dengan hasil pemeriksaan psikolog,” ujar Calvijn.
Psikolog telah melakukan pendalaman dan pendampingan secara berulang, dan hasilnya menunjukkan pengakuan pelaku konsisten.
Meski mengakui perbuatannya, pelaku disebut baru merasakan penyesalan mendalam setelah menyadari kondisi ibunya yang kritis.
“Pelaku menyampaikan penyesalan yang mendalam setelah melihat kondisi korban dan ambulans datang,” ungkap Calvijn.