Menteri PU Ungkap Penyebab Sulitnya Air Bersih di Aceh, Dody Sebut Kemungkinan Bangun Bendungan
December 30, 2025 09:35 PM

Laporan Wartawan Serambi Indonesia Indra Wijaya | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengungkapkan bahwa pendangkalan dan pelebaran sungai pascabanjir menjadi penyebab utama terganggunya pasokan air bersih di sejumlah daerah di Aceh.

Menurut Dody, Kementerian PU telah bekerja hampir di seluruh wilayah Aceh dan bolak-balik turun ke lapangan untuk menangani dampak bencana.

Bahkan, tim khusus telah dikirim ke Kabupaten Pidie Jaya dan Gayo Lues yang dinilai sebagai wilayah dengan dampak paling parah, selain Aceh Tamiang.

“Kami sudah bekerja di hampir seluruh daerah di Aceh. Fokus utama memang di Aceh Tamiang dan Pidie Jaya karena dua daerah ini terdampak paling parah,” kata Dody dalam Rakor bersama Satgas Pemulihan Bencana di Banda Aceh, Selasa (30/12/2025).

Ia menjelaskan, di sejumlah wilayah terdampak, kawasan permukiman terendam lumpur setinggi satu hingga dua meter.

Kondisi tersebut membutuhkan penanganan besar-besaran, tidak hanya tenaga kerja, tetapi juga dukungan alat berat dan koordinasi lintas instansi.

Dody juga menyampaikan apresiasi kepada Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak beserta jajaran yang telah banyak membantu di lapangan, mulai dari pembangunan jembatan bailey hingga pembersihan material banjir.

“Kami bekerja 24 jam. Masyarakat yang bersedia membantu kami libatkan melalui program padat karya, dan mereka kami bayar. Ini bentuk kehadiran negara, sekaligus membantu warga terdampak,” ujarnya.

Baca juga: Kebut Pemulihan Pascabencana, Tito Fokus 7 Kabupaten, Dasco Beberkan Pembangunan Huntara & Huntap

Terkait penanganan jangka panjang, Dody menegaskan bahwa perbaikan di wilayah hilir tidak akan efektif tanpa pembenahan di hulu sungai.

Oleh karena itu, pihaknya akan melakukan kajian mendalam terkait usulan pembangunan bendungan, khususnya di Pidie Jaya.

“Apapun yang dikerjakan di hilir akan menjadi sia-sia, jika perbaikan di hulu tidak dilakukan,” tegasnya.

Ia memaparkan, pascabanjir hampir seluruh sungai di Aceh mengalami pelebaran dan pendangkalan yang signifikan, bahkan hingga dua sampai tiga kali lipat dari kondisi normal.

Akibatnya, banyak instalasi pengolahan air bersih atau water treatment plant (WTP) yang berada di tepi sungai tertutup lumpur.

“Kondisi ini menyebabkan kesulitan air bersih di hampir seluruh kabupaten yang terdampak,” jelasnya.

Saat ini, Kementerian PU tengah bekerja keras mengaktifkan kembali WTP secepat mungkin.

Sejumlah pekerjaan telah dilakukan melalui penunjukan langsung agar penyedia jasa dapat segera bekerja di lapangan.

Dody menargetkan dalam dua hingga tiga bulan ke depan, beberapa water treatment plant berkapasitas sekitar 50 liter per detik dapat dibangun dan beroperasi di sejumlah titik strategis.

Khusus di Pidie Jaya, Kementerian PU telah mengirimkan konsultan untuk mengkaji kondisi sungai, termasuk kemungkinan pembangunan bendungan.

Selain itu, kajian terhadap pembangunan sabo dam atau bendungan pengendali juga akan dilakukan di wilayah Gayo Lues.

“Langkah ini kita lakukan agar ke depan bencana serupa bisa diminimalkan dan tidak kembali terulang,” pungkasnya.(*)

Baca juga: VIDEO 3.690 Rumah Rusak di Samalanga, Empat Unit Rumah Hilang


 
 
 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.