Pesta Miras Berujung Maut di Jember Tewaskan 4 Orang, Istri Ketua RT Sebut Korban Warga Luar Kampung
December 30, 2025 10:32 PM

 

SURYA.CO.ID - Tragedi pesta minuman keras (miras) oplosan memakan korban jiwa di Kabupaten Jember, masih terus diselidiki polisi. 

Sebanyak empat orang dilaporkan tewas dan empat lainnya harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Diduga sebelumnya mereka menggelar pesta miras di sebuah gazebo di Jalan Bungur, Kelurahan Jember Lor (berbatasan dengan Gebang), Kecamatan Patrang, Jember, Jawa Timur. 

Identitas Korban 

 

MIRAS MAUT - Salah satu korban minuman keras (miras) dishalatkan di masjid Jalan Bungur Kelurahan Gebang, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember, Senin (29/12/2025). Dalam kejadian ini tiga pria dan satu wanita tewas diduga kebanyakan mengonsumsi miras.
MIRAS MAUT - Salah satu korban minuman keras (miras) dishalatkan di masjid Jalan Bungur Kelurahan Gebang, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember, Senin (29/12/2025). Dalam kejadian ini tiga pria dan satu wanita tewas diduga kebanyakan mengonsumsi miras. (Surya.co.id/Imam Nahwawi)

Empat orang yang meregang nyawa dalam insiden ini diidentifikasi sebagai: 

  • Mery Novitasari (30), warga Kelurahan Gebang, Patrang.
  • Susanto (40), warga Kelurahan Gebang, Patrang.
  • P, seorang anggota TNI.
  • AM, warga Kecamatan Kaliwates.

​Empat orang lainnya saat ini masih dalam perawatan medis akibat overdosis.

Baca juga: Anggota TNI Diduga Jadi Korban Tewas Pesta Miras di Patrang, Dandim 0824 Jember: Masih Kami Selidiki

Kapolsek Patrang, AKP Suparman, mengungkapkan bahwa pesta miras tersebut diikuti oleh delapan orang, terdiri dari tujuh laki-laki dan satu perempuan. 

Berdasarkan penyelidikan, para pelaku mulai berkumpul di warung gazebo milik Dony Agus Prihatno pada Sabtu (27/12/2025) sore sekitar pukul 16.00 WIB hingga dini hari. 

"Sampai dini hari, mereka diduga mengonsumsi miras jenis arak sebanyak 25 botol," ujar AKP Suparman. 

Di lokasi kejadian, polisi menemukan puluhan botol bekas miras yang kini telah diamankan sebagai barang bukti. 

Kasus ini baru dilaporkan ke pihak berwajib pada Minggu (28/12/2025) malam pukul 23.00 WIB. 

Kesaksian Warga Setempat 

Tukirah, istri dari Ketua RT 02 RW 12 Lingkungan Tegal Rejo, mengaku awalnya tidak mengetahui detail insiden tersebut. Ia baru menyadari ada peristiwa luar biasa saat melihat kerumunan petugas di lokasi. 

"Gak tau kejadiannya, siang itu banyak polisi sama tentara. Iya kemarin (Senin), setelah ada banyak polisi sama tentara, di situ kok ada kejadian, ada orang meninggal katanya. Yang habis minum-minum di situ katanya, gak tau di mana pokoknya katanya minumnya di situ," ujar Tukirah saat memberikan keterangan. 

Meski dikabarkan ada korban jiwa, Tukirah menegaskan bahwa tidak ada korban yang meninggal langsung di lokasi kejadian. 

"Gak ada, gak ada yang meninggal di sini. Di rumah sakit katanya. Udah pulang semua itu mas," tambahnya. 

Bukan Warga Setempat 

Pihak pengurus RT memastikan bahwa orang-orang yang terlibat dalam aksi minum-minum tersebut bukanlah warga lingkungan setempat. 

Warga sekitar pun jarang beraktivitas di gazebo tersebut untuk sekadar nongkrong atau minum kopi. 

"Bukan, bukan warga sini. Iya, warga luar, RW luar," tegasnya. 

Ia juga menambahkan bahwa selama ini gazebo tersebut sepi dari warga sekitar. 

"Enggak ada yang ngopi di sana. Paling yang suka-suka minum gitu mungkin. Rata-rata orang luar yang ngopi di situ," tambahnya. 

Aktivitas di Lokasi Kejadian 

Menurut keterangan saksi, gazebo tersebut sebenarnya berfungsi sebagai tempat berjualan rujak dan minuman ringan. 

Namun, pemilik tempat sering diingatkan karena aktivitas yang dianggap berisiko. 

"Yang punya ya jualan rujak itu mas, sama minum-minuman. Minuman kayak jas-jus, rujak itu. Ya cuman dulu diperingatin sama anaknya Pak Doni itu, hati-hati gitu, waduh sampe ada keributan gitu," jelas Tukirah. 

Mengenai operasional tempat, pemilik gazebo menyebutkan bahwa tempatnya biasanya tidak buka hingga larut malam. 

"Tutup. Bukan tutup, saya yang larang istri saya sampai jam 8, jam 9 malam," ungkap pemilik tempat dalam kesempatan yang sama. 

Ia juga mengklaim bahwa para pengunjung datang membawa minuman sendiri dari luar. 

"Jadi anak-anak bawa minuman dari luar. Bila situ ada alkohol, sama apa itu, kayak jas-jus lagi," tambahnya. 

Harapan Warga 

Kejadian ini merupakan yang pertama kalinya terjadi di wilayah tersebut. 

Pihak RT berharap ada tindakan tegas agar kejadian serupa tidak terulang kembali, terutama larangan membawa minuman keras ke lingkungan mereka. 

"Kalau bisa ya jangan dibuat minuman-minuman. Kalau orang keluar masuk ke sini harus dilarang. Kalau jualan-jualan biasa ya gak apa-apa, biar gak terjadi kejadian lagi kayak gini," harap Tukirah.

Hingga saat ini, pihak kepolisian dilaporkan telah mengumpulkan alat bukti di lokasi kejadian untuk penyelidikan lebih lanjut. 

Babinsa Kelurahan Jember Lor juga telah berkoordinasi dengan pengurus wilayah setempat terkait insiden ini.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.