TRIBUN-MEDAN.COM,- Di tengah kondisi bencana yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, pemerintah mulai membangun jembatan Bailey.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak mengungkapkan, pemerintah akan membeli 100 jembatan Bailey dari luar negeri.
Baca juga: Sejarah Roti O, yang Kini Heboh Soal Pembayaran Uang Tunai
Jembatan Bailey adalah jenis jembatan sementara yang biasanya terbuat dari panel logam yang mudah dipasang dan dipindahkan.
Jembatan Bailey merupakan jenis jembatan rangka baja portabel yang dirancang untuk pemasangan cepat di situasi darurat seperti bencana alam atau perang.
Dilansir dari berbagai sumber, termasuk dari Politeknik PU, jembatan Bailey ini sebenarnya sudah ada sejak Perang Dunia II.
Baca juga: Memaknai Sejarah Hari Ibu: Rayakan Kasih dan Perjuangan Perempuan lewat Prosesi Basuh Kaki Ibu
Jembatan ini ditemukan oleh insinyur Inggris Donald Coleman Bailey pada 1940-1941.
Awalnya jembatan ini digunakan untuk keperluan militer Inggris, Kanada, dan AS, sehingga menjadi solusi cepat membangun infrastruktur sementara di medan perang.
Desain modularnya memungkinkan pasukan teknisi merakitnya tanpa alat berat khusus, dan hingga kini tetap digunakan secara global termasuk di Indonesia untuk pemulihan pascabencana.
Baca juga: Asal Usul Nama Jembatan Kabanaran yang Awalnya Jembatan Pandansimo, Dikaji Atas Nilai Sejarah
Dilansir dari Famous Steel Engineering Company, struktur utama jembatan Bailey ini terdiri dari panel-panel baja prefabrikasi berukuran standar (panjang per panel sekitar 3,048 meter), dihubungkan dengan baut, pin, dan pengikat, membentuk rangka truss simetris dengan kekuatan tarik minimal 345 MPa untuk beban maksimal sesuai AASHTO atau SNI.
Baca juga: Sejarah Sekolah Pahoa Gading Serpong yang Berdiri Sejak Penjajahan Belanda
Jembatan ini ringan, mudah dibongkar-pasang, dan dapat disesuaikan bentang hingga 200 kaki (sekitar 60 meter) untuk satu atau dua lajur, dengan komponen seperti balok longitudinal, dek jembatan, dan kursi penyangga yang memastikan kekakuan tinggi serta umur lelah panjang.
Karena sangat mudah dibongkar pasang, jembatan Bailey ini kerap dijadikan jembatan sementara untuk menggantikan yang rusak akibat banjir, gempa, atau renovasi, serta proyek sipil darurat di daerah terpencil; kelebihannya meliputi transportasi mudah, pemasangan cepat (hanya butuh personel terlatih), biaya rendah, dan dapat digunakan berulang.
Baca juga: Sejarah Masjid Syekh Zainal Abidin, Masjid Terua di Kota Padangsidimpuan
Di Indonesia, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional sering menerapkannya, dengan varian seperti tipe kabel untuk bentang hingga 88 meter yang mendekati permanen.
Meskipun sifatnya sementara, jembatan Bailey biasanya cukup kuat untuk menanggung beban lalu lintas kendaraan berat selama beberapa tahun.(ray/tribun-medan.com)