Teror Pager dan Walkie Talkie di Lebanon, Dibalas Serangan Rudal ke Israel
kumparanNEWS September 20, 2024 10:40 AM
Dalam dua hari berturut-turut, Lebanon diguncang oleh ledakan mematikan yang melibatkan perangkat komunikasi elektronik berteknologi sederhana, yaitu pager dan walkie-talkie.
Serangan mematikan itu menargetkan anggota kelompok Hizbullah yang merupakan musuh bebuyutan Israel, namun banyak korban sipil turut menjadi sasaran.
Insiden ini diduga sebagai sabotase besar-besaran yang melibatkan intervensi aktor negara. Banyak yang menuding Israel berada di balik operasi canggih ini, meskipun Israel belum memberikan komentar resmi.
Gelombang Ledakan dan Korban
Sebuah pemandangan menunjukkan sebuah lubang di mana tentara Lebanon melakukan ledakan terkendali dari perangkat walkie-talkie di luar American University of Beirut Medical Center, di Beirut, Lebanon, Rabu (18/9/2024). Foto: Anwar Amro/AFP
Pada Selasa (17/9) pukul 15.30 waktu setempat, ratusan pager yang digunakan oleh anggota Hizbullah meledak hampir bersamaan di beberapa wilayah Lebanon dan Suriah. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 12 orang, termasuk dua anak kecil, dan melukai lebih dari 2.800 orang.
Seorang veteran yang berbasis di Brussel dan analis risiko politik senior, Elijah J. Magnier, mengatakan bahwa ia telah melakukan percakapan dengan anggota Hizbullah dan para penyintas serangan itu.
Mereka bilang bahwa merek pager yang digunakan dalam ledakan hari Selasa diperoleh lebih dari enam bulan yang lalu. Bagaimana mereka sampai di Lebanon masih belum jelas.
Keesokan harinya (Rabu, 18/9), ledakan lebih lanjut terjadi di basis Hizbullah di Beirut, menewaskan 20 orang dan melukai 450 lainnya. Ledakan bahkan terjadi di pemakaman yang sedang berlangsung, menyebabkan kepanikan besar.
Sabotase Seperti Apa yang Menyebabkan Perangkat Meledak?
Para ahli menyebut bahwa sabotase ini kemungkinan melibatkan perangkat peledak kecil yang disembunyikan di dalam pager dan walkie-talkie sebelum perangkat tersebut dikirim ke Lebanon.
Seorang mantan perwira penjinak bom Angkatan Darat Inggris menjelaskan bahwa perangkat peledak memiliki lima komponen utama: Wadah, baterai, perangkat pemicu, detonator, dan muatan peledak.
"Sebuah pager sudah memiliki tiga komponen itu," katanya yang berbicara dengan syarat anonim karena saat ini ia bekerja sebagai konsultan dengan klien di Timur Tengah.
“Anda hanya perlu menambahkan detonator dan muatannya,” tambahnya, seperti dikutip dari AP.
Walkie-talkie Pemicu Ledakan Lebanon Berhenti Diproduksi 10 Tahun Lalu
Perusahaan Jepang, Icom pembuat walkie-talkie mengatakan pada tanggal 19 September bahwa mereka sedang melakukan investigasi setelah media melaporkan bahwa perangkat radio dua arah dengan logonya meledak di Lebanon. Foto: ATISH PATEL/AFP
Perusahaan Jepang, Icom, yang terkenal sebagai pembuat perangkat radio dua arah, mengumumkan tengah menyelidiki laporan ledakan di Lebanon yang diduga melibatkan perangkat mereka, Kamis (18/9).
Hal ini disampaikan setelah berbagai media melaporkan bahwa beberapa perangkat radio berlogo Icom meledak di Lebanon.
Perusahaan Jepang itu tidak dapat memastikan apakah mereka telah mengirimkan radio yang digunakan dalam serangan di Lebanon.
Mereka mengeklaim telah menghentikan produksi walkie talkie yang dilaporkan sekitar satu dekade lalu.
“IC-V82 adalah radio genggam yang diproduksi dan diekspor, termasuk ke Timur Tengah, dari tahun 2004 hingga Oktober 2014. Radio itu dihentikan produksinya sekitar 10 tahun lalu, dan sejak itu, radio itu tidak pernah lagi dikirim dari perusahaan kami,” kata perusahaan Jepang itu, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Usai Digempur Ledakan Pager, Hizbullah Kirim Serangan Bertubi ke Israel
Seorang anak laki-laki mengendarai keledai di dekat salah satu baterai sistem pertahanan rudal Iron Dome Israel di sebuah desa yang tidak diakui oleh otoritas Israel di Gurun Negev selatan Foto: AHMAD GHARABLI / AFP
Ketegangan di perbatasan Israel-Lebanon kembali memanas menyusul ledakan pager dan walkie-talkie yang menimpa anggota Hizbullah.
Setidaknya tiga serangan pesawat nirawak menghantam wilayah Kiryat Shmona dan Beit Hillel di Israel, yang dekat dengan perbatasan Lebanon. Militer Israel segera mengevakuasi korban menggunakan helikopter.
Hal itu dilaporkan media Israel Ynet pada Kamis (19/9). Serangan tersebut terjadi tanpa peringatan sirene udara.
Sementara itu, proyektil juga menghantam komunitas Ya'ara di Israel utara, menyebabkan sejumlah orang terluka.
Berdasarkan laporan The Times of Israel, serangan ini menyusul tembakan rudal yang menghantam Ramim Ridge di wilayah Galilea utara, mengakibatkan delapan korban luka, termasuk satu dalam kondisi kritis.
© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.