Sejarah Hari Batik Nasional 2 Oktober: Pertama Kali Diperkenalkan Soekarno di Konferensi PBB
Sartika Rizki Fadilah September 20, 2024 01:30 PM

TRIBUNCIREBON.COM - Berikut ini sejarah Hari Batik Nasional yang dirayakan setiap tanggal 2 Oktober.

Pada tahun ini, Hari Batik Nasional akan jatuh pada Rabu (2/10/2024).

Batik merupakan warisan budaya Indonesia yang masih terjaga sampai saat ini.

Karenanya, penting untuk melestarikan Batik terutama di kalangan anak muda.

Terlebih di era gempuran budaya-budaya barat, Batik diharuskan menjadi hal yang utama bagi kalangan muda

Untuk menjaga kelestarian Batik, maka diperingati Hari Batik.

Batik pertama kali diperkenalkan kepada dunia internasional oleh Presiden Soeharto saat mengikuti konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Hal tersebut, membuat batik sebagai pusat perhatian.

Lantas, bagaimana sejarah Hari Batik Nasional?

Sejarah Hari Batik Nasional

Salah satu toko batik yang berada di kawasan batik di Desa Weru Lor, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon ramai dikunjungi wisatawan, Senin (2/10/2023). Diketahui hari ini merupakan peringatan Hari Batik Nasional.
Salah satu toko batik yang berada di kawasan batik di Desa Weru Lor, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon ramai dikunjungi wisatawan, Senin (2/10/2023). Diketahui hari ini merupakan peringatan Hari Batik Nasional. (Tribuncirebon.com/Eki Yulianto)

Melansir laman kemlu.go.id, pada tanggal 4 September 2008, batik Indonesia didaftarkan untuk mendapat status intangible cultural heritage (ICH) atau warisan budaya takbenda melalui kantor UNESCO di Jakarta.

Pada 9 Januari 2009, pengajuan batik untuk Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi diterima secara resmi oleh UNESCO.

Kemudian, pada 2 Oktober 2009, batik akhirnya dikukuhkan pada dalam keempat Komite Antar-Pemerintah tentang Warisan Budaya Nonbendawi yang diselenggarakan UNESCO di Abu Dhabi.

Pada sidang tersebut, batik secara resmi terdaftar sebagai Warisan Kemanusiaan Karya Agung Budaya Lisan dan Nonbendawi di UNESCO.

Lalu, penetapan Hari Batik Nasional diatur dalam Kepres No 33 Tahun 2009.

Dalam Kepres tersebut disebutkan bahwa Hari Batik Nasional ditetapkan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap upaya perlindungan dan pengembangan batik Indonesia.

Selain itu, pemerintah Indonesia juga menetapkan ketentuan pemakaian baju batik dalam rangka Hari Batik Nasional.

Hal tersebut tercantum dalam Surat Edaran Nomor 003.3/10132/SJ tentang Pemakaian Baju Batik dalam Rangka Hari Batik Nasional 2 Oktober 2019 yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Menteri Dalam Negeri, Hadi Prabowo.

Berdasarkan surat edaran tersebut, seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan pemerintah daerah provinsi serta kabupaten/kota diimbau untuk menggunakan baju batik setiap hari Rabu.

Sejarah Batik Indonesia: Ada Sejak Masa Majapahit

Dikutip dari dpmptsp.cianjurkab.go.id, sejarah batik di Indonesia harus dirunut sampai ke masa kerajaan.

Batik jaman dulu menjadi pakaian atau busana khas kerajaan, dan dikenakan hanya oleh keluarga kerajaan atau para pegawai kerajaan.

Dalam sejarah Batik Indonesia, dituliskan sejarah pembatikan di Indonesia, sudah dimulai sejak masa kerajaan Majapahit.

Bukti bahwa kerajaan Majapahit menerapkan teknik pembatikan untuk menciptakan busana terlihat pada sisa-sisa peninggalan batik yang ada di wilayah Mojokerto dan Bonorowo (sekarang Tulungagung) yang merupakan kawasan bekas Kerajaan Majapahit.

Di masa modern, batik Indonesia mulai dikenal orang luar negeri sejak Soeharto memberikan batik sebagai cinderamata untuk tamu-tamu negara mulai pertengahan tahun 80-an.

Presiden Soeharto sendiri kerap mengenakan batik untuk menghadiri konferensi PBB.

Hal tersebut secara otomatis membuat batik, pakaian yang dikenakannya sebagai pusat perhatian.

Sementara itu, motif batik dulu lebih banyak dikenal bernuansa tradisional Jawa, Islami, Hinduisme, dan Budhisme.

Namun seiring perkembangan jaman, motif batik pun beragam.

Selain itu, cara pembuatannya tidak sebatas ditulis menggunakan canting yang makan waktu lama.

Untuk memenuhi permintaan pasar, kini batik dapat dibuat dengan teknik printing, cap, dan lain sebagainya.

Motif-motif batik dicap dengan alat stempel tertentu sehingga terciptalah produksi massal.

Meskipun begitu, hanya batik tulis yang dibuat dengan canting yang dibanderol harga paling mahal.

 

 

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.