Bahlil Pamer Smelter Tembaga Amman Asli Lokal: No Asing, No Aseng!
kumparanBISNIS September 23, 2024 04:20 PM
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memamerkan fasilitas pengolahan mineral alias smelter tembaga dan logam mulia yang dibangun PT Amman Mineral Nusa Tenggara tidak ada campur tangan asing.
Kapasitas smelter tembaga Amman Mineral berada pada urutan kedua setelah Freeport. Smelter ini dirancang memiliki kapasitas input terpasang sebesar 900.000 ton konsentrat per tahun (ktpa).
Diresmikan Presiden Jokowi hari ini, Senin (23/9), smelter yang berada di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini akan menghasilkan produk akhir berupa 222.000 ton katoda tembaga per tahun (tpa), serta asam sulfat, emas batangan, perak batangan, dan selenium.
Bahlil membandingkan Amman dengan PT Freeport Indonesia, yang meskipun saham mayoritasnya sudah dimiliki pemerintah Indonesia, namun 49 persen masih dimiliki Freeport McMoRan (FCX).
"Ini pabrik terbesar kedua setelah Freeport, Pak. Kalau Freeport itu 49 persen saham luar negeri, 51 persen saham BUMN, kalau ini Pak, no asing, no aseng, maupun BUMN. Ini tanpa asing tanpa semua-semuanya pak, ini milik mereka sendiri," tegasnya saat peresmian smelter Amman Mineral, Senin (23/9).
Bahlil menjelaskan, smelter Amman tersebut merupakan buah komitmen pemerintah menggalakkan hilirisasi mineral sejak tahun 2021, dengan melarang ekspor mineral mentah termasuk tembaga.
Meski begitu, imbas beberapa hambatan termasuk pandemi COVID-19, Bahlil menyebutkan pembangunan smelter sempat terhambat sehingga pihak perusahaan meminta agar diizinkan kembali ekspor tembaga mentah sampai smelter beroperasi.
"Kita bantu pak, tax holiday kita kasih kan 20 tahun, kemudian masterlist kita bantu pak, semua izin-izin atas perintah Bapak Presiden sudah kita lakukan dengan baik," ungkapnya.
Suasana smelter milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara, Senin (23/9). Foto: Dok. YouTube Sekretariat Presiden
Bahlil mengatakan, meskipun diperbolehkan sementara mengekspor bijih tembaga, perusahaan menyelesaikan pembangunan smelter tersebut, menjadikannya sebagai smelter tembaga pertama milik perusahaan dalam negeri.
"Tapi saya harus bangga Bapak presiden, karena ini smelter pertama milik pengusaha nasional. Ini bukan asing. Saya harus mengatakan bahwa Amman adalah perusahaan yang meletakkan awal sejarah panjang untuk membangun hilirisasi di sektor tembaga," tuturnya.
Dia juga meminta agar perusahaan di sektor pertambangan lain juga mengikuti jejak Amman Mineral, sehingga tidak hanya mengelola konsesi tambang namun juga membangun fasilitas pengolahan yang terintegrasi.
"Harapan kita besok pengusaha-pengusaha nasional ini pak yang sudah dikasih izin-izin tambang, kalau tidak bangun smelter, saya izin saya akan tinjau saja pak. Jadi harus dipaksa dulu bangun smelter, kalau tidak izinnya dipakai untuk jual-jual saja," kata Bahlil.
© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.