Bahlil Resmikan First Welding Pipa Cisem Tahap II, Konstruksi Rampung Awal 2026
kumparanBISNIS October 01, 2024 07:40 AM
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meresmikan pengelasan pertama (first welding), pertanda dimulainya konstruksi pembangunan Pipa Transmisi Gas Bumi Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap II Ruas Batang-Cirebon-Semarang-Kandang Haur Timur hari ini, Senin (30/9).
Bahlil mengatakan, pembangunan ini melanjutkan proyek Pipa Cisem Tahap I yang sudah rampung pada tahun 2023, mencakup ruas Semarang-Batang sepanjang 60 km. Untuk Tahap II ini panjangnya sekitar 245 km.
"Alhamdulillah, sekarang kita masuk ke fase kedua. Fase pertama 60 km. Fase kedua sebesar 200 km lebih," katanya dalam sambutannya di Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah, Senin (30/9).
Bahlil mengungkapkan, proyek ini memiliki kandungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 100 persen, sebab seluruh pipanya diproduksi di dalam negeri. Adapun empat produsennya yakni PT Krakatau Pipe Industries, PT Bakrie Pipe Industries, PT Indal Steel Pipe, dan PT Steel Pipe Industry of Indonesia (SPINDO).
"Saya tanya perusahaan yang mengerjakan semua pipanya dalam negeri ya. Jangan pakai luar negeri. Kita bicara ke perusahaan sekarang pipanya TKDN 100 persen. Dengan waktu yang ada saya pikir dibuat spot2 itu bagus, percepatan," tegas Bahlil.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia meresmikan pengelasan pertama (first welding) pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap II di KIT Batang, Senin (30/9/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Selain itu, lanjut dia, pelaksana proyek ini adalah swasta murni, alih-alih oleh BUMN. Berbeda dengan Pipa Cisem Tahap I yang dikerjakan oleh PT PP (Persero), untuk Tahap II ini pemenang tendernya adalah konsorsium KSO PT Timas Suplindo-PT Pratiwi Putri Sulung.
"Sekarang saya menganut mazhab kompetisi. BUMN penting diberikan proteksi tapi kita perlu akselerasi percepatan. Jangan karena kita berpihak ke BUMN terus, lambat, itu susah untuk membuat akselerasi sesuai tujuan negara. Jadi kita bikin aja fair. Siapa yang lebih murah, siapa lebih cepat, kualitas sama," jelas Bahlil.
Sementara itu, Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan proyek ini merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) ditetapkan oleh Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016, dengan tujuan untuk mendukung penguatan infrastruktur energi nasional.
Dadan menuturkan, salah satu manfaat utama dari proyek ini adalah menyediakan harga gas bumi yang semakin terjangkau, secara berkelanjutan baik itu untuk sektor komersial dan industri, serta untuk rumah tangga.
"Ini terutama penting bagi para pelaku usaha kecil dan menengah, serta yang lebih besar di sepanjang jalur pipa juga untuk kilang BBM Pertamina, baik itu yang di Cilacap maupun di Balongan. Tentunya ini juga akan membantu kepada penyediaan pupuk, misalkan pabrik pupuk Kujang di Cikampek, Jawa Barat," tuturnya.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia meresmikan pengelasan pertama (first welding) pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap II di KIT Batang, Senin (30/9/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Dia memaparkan anggaran proyek Cisem Tahap II disediakan melalui APBN secara multi years. Nilai kontrak proyek mencapai Rp 2,7 triliun mencakup seluruh aspek pekerjaan konstruksi terintegrasi, dari perancangan hingga pelaksanaan.
Selain itu, Dadan menargetkan proyek ini bisa rampung selama 18 bulan. Pengerjaannya terbagi menjadi 3 segmen, yakni Segmen 1 Batang-Pemalang, Segmen 2 Pemalang-Cirebon, dan Segmen 3 Cirebon-Kandang Haur Timur.
"Pekerjaannya sudah dimulai di beberapa tempat, ada 24 tempat yang dibagi, terdiri dari 3 segmen utama, ini dalam rangka untuk memastikan bahwa proyek ini bisa selesai selama 18 bulan," ungkap Dadan.
Dadan menuturkan pipa Cisem Tahap II ini memiliki kapasitas alir 233 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Pasokan gas yang disalurkan Pipa Cisem, baik itu Tahap I dan Tahap II, salah satunya dari Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru yang belum bisa memaksimalkan produksinya.
Selain berasal dari Lapangan Jambaran Tiung Biru, pasokan gas untuk pipa Cisem Tahap II ini juga merupakan Long Term Plan (LTP) yang berasal dari potensi seluruh WK yang ada di wilayah Jawa Timur (WK Agung dan WK Bulu).
"Karena pipanya tidak ada untuk menyalurkan sebagian, kadi ini baru diproduksinya sebagian untuk gasnya, jadi kalau ini jadi dan nanti MSCFD itu bisa dialirkan oleh tambahan ke sini untuk nanti kita lihat untuk wilayah Jawa Barat," tandasnya.
© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.