Makan Kenyang, Kantong Tenang: Rahasia Popularitas Ampera Bukan Dia
Ghufran Rabbir Rahman October 03, 2024 08:20 AM
Terletak di Jl. Dr. Moh. Hatta No.90, Ampera Bukan Dia adalah rumah makan khas Minang yang memancarkan suasana tenang dan sederhana dengan dekorasi klasik berupa meja kayu, kursi plastik, dan poster-poster jadul yang tertempel di dinding. Aroma masakan khas Minang yang kuat menyatu dengan kehangatan rumah makan ini, menciptakan pengalaman unik yang memberikan rasa nyaman tersendiri bagi pengunjung. Ampera Bukan Dia didirikan pada tahun 2014 oleh Pak Erwin bersama istrinya.
Pak Erwin menjelaskan apa makna dari Ampera Bukan Dia, “Biasanya rumah makan Minang memberikan nama dengan unsur Minang yang kuat seperti ‘Talago Ateh’, ‘Sari Bundo’, dan lain sebagainya. Sedangkan saya sendiri ingin memberikan nuansa yang berbeda dan kesan yang kuat, jadi ketika orang-orang mendengar tentang Ampera ini akan bertanya-tanya dan akhirnya mampir untuk makan.”
Ampera Bukan Dia dalam sehari dapat menyediakan 12 menu berbeda yang terdiri dari ayam, ikan, dan telur. Biasanya dalam sehari Ampera Bukan Dia mampu menghabiskan 120 ekor ayam dan 100 ekor ikan yang menjadi bagian dari menunya, “kurang lebih ada seribu seratus sampai seribu dua ratus potong ayam dalam sehari yang kami sediakan,” ucap Pak Erwin. Ampera Bukan Dia mulai buka dan beroperasi mulai dari pukul 8.30 pagi hingga pukul 10 malam. Untuk persiapan produksi dan memasak untuk menunya dimulai dari pagi dini hari hingga jam 2 siang terus menerus secara berkala hingga stok menu untuk hari itu habis.
Ragam Menu Ampera Bukan Dia Sumber : Ghufran Rabbir Rahman, Ampera Bukan Dia (Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Andalas
Lantas apa yang membuat Ampera Bukan Dia begitu digandrungi masyarakat? Terutama mahasiswa? Hal ini dikarenakan Ampera Bukan Dia memberikan harga yang murah untuk standar masakan Minang. Dengan harga yang murah serta terjangkau, menarik minat masyarakat terkhususnya mahasiswa untuk mengunjungi tempat ini. Berbeda dari kebanyakan rumah makan Minang pada umumnya, Ampera Bukan Dia menerapkan konsep prasmanan dan boleh mengambil nasi sepuasnya untuk makan di tempat, “ya kita tahu karena berada di lingkungan mahasiswa, kami menawarkan konsep yang berbeda dari yang lain sehingga akan banyak orang yang berkunjung,” ucap Pak Erwin.
Selain dengan konsep makan yang unik, Ampera Bukan Dia juga menyediakan kerupuk gratis untuk makan di tempat yang boleh diambil sepuasnya. Tak heran jika tempat ini penuh dengan mahasiswa yang datang silih berganti dari pagi hingga malam. “Dengan uang yang kurang dari dua puluh ribu, saya sudah bisa makan kenyang dan mendapatkan minuman es teh dalam ukuran cup yang besar,” ucap Muhammad Salsabil, salah satu pelanggan tetap Ampera Bukan Dia sejak mulai berkuliah di Universitas Andalas.
Melalui nama yang unik, menu makanan yang murah, serta konsep prasmanan yang tidak biasanya, memberikan kesan tersendiri tentang Ampera ini.
Dengan memanfaatkan menu makanan yang murah dan lingkungan yang banyak ditinggali oleh mahasiswa, serta promosi yang unik, dapat menarik perhatian pelanggan yang lebih luas. Di sisi lain, Ampera ini tidak hanya menyediakan harga yang murah tetapi dengan kualitas dan keotentikan masakan Minang yang terjaga.
Lalu strategi apa yang dilakukan oleh Ampera Bukan Dia untuk tetap eksis di tengah gempuran kuliner baru dan tetap menjadi pilihan mahasiswa?
Untuk memulai sebuah bisnis, harus diobservasi tempat di mana bisnis akan didirikan. Mengapa demikian? Salah satu strategi Ampera Bukan Dia dikunjungi banyak pelanggan karena letaknya yang strategis, terutama di lingkungan kampus yang tentunya banyak mahasiswa. “Masyarakat terutama mahasiswa ketika lapar bisa singgah di sini,” kata Pak Erwin.
Strategi kedua, harus menentukan target pasar terlebih dahulu. Ampera Bukan Dia menarik target pasar secara umum, namun Ampera Bukan Dia lebih spesifik menargetkan mahasiswa di lingkungan kampus. Dengan lokasi yang dekat dengan tempat tinggal mahasiswa, menjadikan Ampera ini menjadi pilihan utama untuk berbelanja makanan.
Lalu, apa yang membedakan Ampera Bukan Dia dengan Ampera lainnya?
Ampera Bukan Dia menetapkan harga yang murah untuk makanannya. Tidak sama dengan Ampera lainnya yang mematok harga makanan yang lumayan, Ampera Bukan Dia dengan berani mematok harga yang murah, untuk nasi bungkus beserta lauknya baik ayam, ikan, dan telur hanya dipatok Rp10.000 per bungkusnya. Sedangkan untuk makan di tempat dipatok harga Rp12.000 di mana nasi dan kerupuk dapat diambil sepuasnya.
Strategi ketiga, menyediakan konsep yang unik. Hal ini membuat perbedaan dengan rumah makan lainnya. Ampera Bukan Dia menyediakan konsep prasmanan di mana nasi dapat diambil sepuasnya dan tentunya begitu disukai oleh mahasiswa. Mulai pagi hingga malam hari, Ampera Bukan Dia biasanya akan penuh oleh mahasiswa terutama di jam makan siang hingga menjelang sore hari.
Muhammad Salsabil, salah satu pelanggan yang sering makan di sini, berpendapat strategi yang terpenting adalah konsisten dengan rasa masakan dan pelayanan yang baik.
Ampera Bukan Dia selalu mengevaluasi kinerja karyawan agar bisa melayani konsumen dengan lebih baik, dan selalu konsisten dengan kualitas rasa agar konsumen bisa senang dengan layanan jasa dan rasa yang diberikan.
“Dampaknya, dulu baru-baru buka belum banyak saingan. Ketika pandemi Covid-19, bisnis kami sempat menurun, dan mulai banyak usaha makanan kuliner yang baru. Sejak itu kami mulai berbenah dengan meningkatkan jumlah menu, pelayanan konsumen, dan konsistensi rasa sehingga orang itu akan lebih senang dan tetap betah dengan masakan kita,” ucap Pak Erwin.
Begitulah strategi dan rahasia popularitas dari Ampera Bukan Dia yang efektif untuk dapat bertahan dan tetap eksis di tengah banyaknya kompetitor. Dimulai dari rancangan lokasi, harga, target pasar, pelayanan, serta konsep yang unik membuat Ampera Bukan Dia dapat tetap bertahan, eksis, dan semakin maju.
© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.