Cerita Dongeng Pengantar Tidur Anak, Kisah Pemuda Tampan dan 7 Bidadari
galih permadi October 21, 2024 06:30 PM

Cerita Dongeng Pengantar Tidur Anak, Kisah Pemuda Tampan dan 7 Bidadari

TRIBUNJATENG.COM - Dahulu kala di sebuah desa dekat telaga, hiduplah seorang pemuda tampan dan gagah bernama Awang Sukma.

Meski masih muda, Awang Sukma sudah bergelar Datu.

Di suatu pagi buta, Awang Sukma tiba-tiba ingin menghirup udara segar di Telaga.

Begitu ayam berkokok, Awang Sukma langsung pergi ke Telaga.

Namun betapa terkejutnya ia saat melihat ada 7 wanita cantik mandi di telaga tersebut.

"Cantik sekali mereka? Siapakah mereka? Apakah mereka bidadari?" gumam Awang Sukma.

Tujuh gadis cantik itu tidak sadar jika Awang Sukma sedang mengintip.

Entah ada angin apa, Awang Sukma pun berniat mencuri salah satu selendang bidadari tersebut.

"Aku curi saja salah satu selendang mereka," tutur Awang Sukma.

Awang Sukma pun mengambil selendang putih.

Saat matahari mulai muncul, para bidadari pun mengakhiri mandinya.

Mereka segera pulang.

Namun salah satu bidadari itu terkejut selendangnya tidak ada.

"Di mana selendangku?" tangis salah satu bidadari.

Bidadari lainnya pun berusaha membantu. Namun karena matahari sudah mulai terbit, enam Bidadari lainnya segera pergi sebelum pintu kayangan ditutup.

"Matahari akan terbit. Kami tidak bisa berlama-lama di sini. Maafkan kami harus kembali ke kahyangan," tutur salah satu bidadari.

Bidadari pun menangis.

Awang Sukma segera keluar dari persembunyiannya.

"Jangan takut putri, aku akan menolong asalkan tuan putri sudi tinggal bersama hamba," bujuk Datu Awang Sukma.

Bidadari yang putus asa pun menerima tawaran Datu Awang Sukma. Lagipula Datu Awang Sukma memiliki wajah rupawan.

Keduanya pun menikah dan hidup bahagia. Setahun kemudian lahirlah seorang bayi perempuan yang cantik dan diberi nama Kumalasari.

Kehidupan keluarga Datu Awang Sukma semakin bahagia.

Namun suatu hari, saat beras di rumah habis, Bidadari Cantik itu pergi ke gudang beras untuk mengambil beras.

Awang Sukma lupa menaruh beras ke dapur, sehingga istrinya harus pergi sendiri ke Gudang yang selama ini tertutup rapat.

Namun saat ke gudang, ia melihat seekor ayam hitam sedang Mengais sebuah kain.

Betapa terkejutnya Bidadari Cantik itu saat ia mendapati selendangnya.

"Ini selendangku!" seru Bidadari Cantik.

"Kini saatnya aku harus kembali ke kahyangan," kata Bidadari Cantik.

Di tepi telaga, Bidadari Cantik mengepakkan selendangnya.

Datu Awang Sukma yang terpana segera mencegah. Ia menangis dan menyesali perbuatannya.

Bidadari pun sedih harus meninggalkan suami dan anak tercintanya.

Tetapi nalurinya sebagai Bidadari mengatakan ia harus kembali ke Kahyangan.

"Kanda, aku mohon jagalah putri kita dengan baik.

Jika ia merindukanku, panggillah aku dengan lantunan serulingmu, aku akan datang menjenguk," pamit Bidadari cantik.

Ia segera mengenakan selendangnya dan seketika terbang ke kahyangan.

Awang pun menyesal dan melarang keturunannya memelihara ayam hitam yang Dianggap nya membawa petaka.

(*)

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.