11 Dosen IAI TABAH Lamongan Sukses Presentasi dalam Acara 6th AnCoMS
SEVIMA October 22, 2024 08:22 PM
Sebanyak 11 dosen IAI TABAH Lamongan mengikuti acara Annual Conference for Muslim Scholars (AnCoMS) keenam yang mengusung tema “Enhancing Islamic Values through Local Wisdom in Keeping Harmony and Tolerance”. Konferensi tahunan ini diselenggarakan oleh Koordinator Perguruan Tinggi Agama Islam wilayah IV Surabaya di amphitheater UIN Sunan Ampel dan Hotel Santika Premiere Gubeng Surabaya (15-16/10).
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag. selaku Direktur Diktis Kemenag RI hadir via daring. Prof. Inung, sapaan akrabnya, mengapresiasi agenda strategis ini yang diselenggarakan oleh Kopertais bersama PTKI Swasta di wilayah Kopertais IV. Beliau juga menyampaikan bahwa local wisdom dan agama menjadi satu yang menarik untuk dikaji oleh para peneliti dan akademisi muslim.
“Kegiatan AnCoMS ini sangat penting diselenggarakan selain sebagai ajang silaturahmi juga untuk mewadahi bapak/ibu dosen di bawah naungan Kopertais wilayah IV. Selaku Direktur Pendidikan Tinggi Kementerian Agama, saya berharap Kopertais lain di Indonesia untuk mengadakan acara serupa dengan apa yang sudah digelar oleh Kopertais wilayah IV,” ungkapnya.
Opening Speech disampaikan oleh Dr. H. M. Hasan Ubaidillah, M.Si., Plt. Sekretaris Kopertais IV Surabaya. Dalam laporannya, ada sejumlah 200 paper yang lolos dari 400 lebih pengirim. Acara ini juga dihadiri oleh pimpinan perguruan tinggi islam dari 187 PTKIS. Beliau juga berharap melalui acara ini bermunculan intelektual muslim yang mampu berkontribusi untuk bangsa dan negara.
Selanjutnya, Prof. Akhmad Muzakki, M.Ag., Grad.Dip. SEA., M.Phil., Ph.D. rektor UIN Sunan Ampel Surabaya sekaligus Koordinator Kopertais wilayah IV Surabaya dalam sambutannya menyampaikan bahwa AnCoMS keenam ini mengusung top topic yang sangat penting di mana mengandung tiga kata kunci, yaitu islamic values, local wisdom, harmony and tolerance. Ketiganya kalau disatukan merupakan komponen dari religious moderation.
Foto: Istimewa
Hari pertama AnCoMS 6 ini diawali dengan seminar dengan mengundang beberapa narasumber antara lain Prof. Dr. Zaid Ahmad dari Felo Penyelidik Utama Institut Islam Hadhari, Universiti Kebangsaan Malaysia, Dr. (HC) KH. Zulfa Mustofa Wakil Ketua PBNU, dan Prof. Dr. KH. Ali Maschan Moesa, M.Ag. Ketua BAZNAS Provonsi Jawa Timur. Pada seminar yang dimoderatori oleh Dr. Nabiela Naily, S.Si., M.H.I., M.A. Kepala International Office (IO) UINSA ini berlangsung sekitar dua jam.
Prof. Zaid dalam paparannya mengenai “Enhancing Islamic Values trough Local Wisdom in Keeping Harmony and Tolerance” menjelaskan bahwa agama Islam dan local wisdom tidak dapat dipisahkan karena di dunia ini Islam datang dihadapkan dengan diversity, plurality, multiculture, multiracial, multiethnic, multreligious, dan majority-minority. Melalui Fiqh al-Ta’ayush perlu dijadikan pedoman dalam menghadapi isu tersebut. Karena Fiqh al-Ta’ayush berorientasikan prinsip wasatiyyah dalam membina keharmonian masyarakat majmuk.
Sementara Yai Zulfa Mustofa sebagai Wakil Ketua Umum PBNU bercerita tentang “Konsep Islam Nusantara, Perspektif Fiqhud Dakwah di Wilayah NKRI”. Istilah Islam Nusantara pertama kali muncul saat muktamar NU di Jombang tahun 2015. Ulama-ulama Nusantara bisa sukses berdakwa di daerahnya karena menggunakan pendekatan budaya, sehingga bisa diterima dan dipahami dengan mudah. Syariat Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dulunya adalah sangat humanis, anti kekerasan, menggembirakan, membawa hikmah, dan mengakomodir budaya.
Senada dengan itu, Kyai Ali Maschan Moesa menegaskan bahwa local wisdom ada hubungannya dengan agama Islam. Dalam makalahnya yang berjudul “Meningkatkan Nilai Nilai Keislaman melalui Kearifan Lokal untuk menjaga Harmoni dan Toleransi, Perspektif Sayyid Sunan Ampel” mengungkapkan cara berdakwah Sunan Ampel yang sangat local wisdom. Sunan Ampel tidak pernah mengubah budaya masyarakat setempat. Covernya tetap sama, isinya saja yang diubah karena isi lebih penting daripada kulit.
Foto: Istimewa
Agenda AnCoMS dilanjutkan dengan sesi presentasi artikel ilmiah dipanel di masing-masing ruangan sesuai scope masing-masing. Dalam hal ini sebanyak 11 dosen dari IAI Tarbiyatut Tholabah Lamongan yang menjadi presenter, di antaranya Dr. Alimul Muniroh, M.Ed., Siti Fahimah, MA., Intihaul Khiyaroh, M.I.Kom., Khurul Aimmatul Ummah, M.E.I., Dini Amalia, MA., Eny Latifah, S.E.Sy., M.E.I., Fiqih Aisyatul Farokhah, M.Hum., Moh. Khoirul Fatih, M.Ag., Muhammad Nashihin, M.Pd., Akhmad Syah Roni, M.Pd., dan Muhammad Nur Hasan, S.Si., M.Sc. Pada sesi panel ini, para peserta diminta mempresentasikan hasil peneliitiannya di depan peserta lain dan direview atau diberi masukan oleh reviewer sekaligus merangkap moderator.
Hari kedua sebelum acara penutupan, peserta AnCoMS dibekali skill melalui workshop tips dan trik untuk lolos dan publish pada jurnal maupun konferensi internasional. Adapun pemateri dalam kegiatan ini yaitu Dr. Ari Kartiko, M.Pd. dan Dr. Muhammad Arif, M.Pd.I. Keduanya merupakan dosen PTKIS di bawah Kopertais IV yang sudah menjadi reviewer jurnal terindeks Scopus. Beberapa peserta bertanya terkait teknik penggalian ide, nasib jurnal discontinue, dan cara menghindari jurnal predator.
Foto: Istimewa
Kemudian di penghujung acara, yaitu acara penutupan yang dimoderatori oleh Prof. Dr. Sri Warjiyati, MH. ini dihadiri oleh Dr. KH. Ilhamullah Sumarkan, M.Ag. (Wakil Koordinator Kopertais Wilayah IV Surabaya) dan Dr. Ahmad Fauzi, M.Pd. (perwakilan Tim Ahli). Kegiatan AnCoMS sebagai salah satu ritual ilmiah sebagai seorang dosen agar tetap istiqomah meneliti dan menulis. Semoga kegiatan ini tetap terus dilaksanakan dan sampai jumpa di AnCoMS tahun depan.
Sumber:
© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.