Riwayat Pendidikan Mohammad Hatta, Wakil Presiden Pertama RI yang Pernah Kuliah di Belanda
GH News November 08, 2024 04:11 PM
JAKARTA - Mohammad Hatta merupakan salah satu tokoh penting dalam perjuangan bangsa Indonesia. Ia adalah wakil presiden RI pertama yang ikut memproklamasikan kemerdekaan bersama Soekarno pada 17 Agustus 1945.
Pemilik nama asli Mohammad Athar ini lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, 12 Agustus 1902. Sepanjang hidupnya, ia telah dikenal sebagai pemikir hebat yang jasa-jasanya akan terus abadi di dalam perjalanan bangsa Indonesia.
Terlepas dari statusnya itu, Hatta juga dikenal memiliki latar pendidikan yang mentereng. Ia tercatat pernah menimba ilmu di luar negeri, tepatnya Belanda.
Riwayat Pendidikan Mohammad Hatta
Jejak pendidikan Mohammad Hatta bisa ditelusuri sejak dirinya berusia lima tahun. Waktu itu, ia masuk ke sekolah rakyat di Bukittinggi.
Mengutip laman Kemdikbud, sayangnya Hatta belum dapat diterima karena usianya di bawah enam tahun. Pada akhirnya, orang tua Hatta memasukkannya ke sekolah milik temannya, Ledeboer, seorang mantan tentara yang memiliki sekolah Belanda swasta.
Setelah bersekolah sejak pagi, Hatta belajar mengaji di surau Inyik Djambek sesudah magrib. Tak hanya itu, ia juga mengikuti pelajaran tambahan bahasa Inggris sebanyak tiga kali dalam seminggu.
Pada pertengahan 1913, Hatta yang duduk di kelas 5 pindah sekolah ke Padang. Ia menyelesaikan pendidikan di sana hingga tuntas.
Menjelang pertengahan 1916, Hatta berhasil lulus ujian masuk HBS (Hogere Burger School), sekolah menengah Belanda untuk anak-anak Belanda, Tionghoa, elite Bumiputera. Akan tetapi, ibunya tidak memberi izin karena menganggap Hatta masih terlalu muda dan akan lebih baik melanjutkan pendidikan ke sekolah MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) di Padang.
Sempat keberatan dengan rencana ibunya, Hatta akhirnya bersedia bersekolah di MULO sampai tahun 1919. Di sini, ia aktif pula dalam organisasi seperti Jong Sumatranen Bond (JSB) cabang Padang dengan menjadi bendahara.
Lulus dari MULO sekitar Mei 1919, Hatta melanjutkan studi ke Sekolah Dagang Prins Hendrik School (PHS) di Batavia. Selama di sini, Hatta juga menjadi anggota Jong Sumatranen Bond (JSB) tingkat pusat.
Pada 1921, Hatta lulus dari Sekolah Dagang PHS dan meraih peringkat tiga terbaik. Sempat berkeinginan bekerja, tetapi ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke Belanda.
Rencana Hatta pergi ke Belanda sempat terhambat lantaran masalah biaya. Pada usahanya, ia mencoba mengajukan beasiswa dengan menghubungi Duyveter, pegawai Departemen Pengajaran dan Agama.
Kemudian, Hatta diminta menghubungi Z. Stokvis yang waktu itu menjadi Inspektur Perguruan Menengah dan perwakilan Van Deventer Stichting (Yayasan Van Deventer) Den Haag di Hindia. Stokvis pun menghubungi Yayasan Van Deventer dan bersedia memberikan beasiswa.
Hatta bertolak ke Belanda dari Teluk Bayur pada 3 Agustus 1921. Ia tiba di Belanda pada 5 September 1921 dan kuliah di Handels Hoogere School (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam.
Pada masa studinya ini, Hatta bertemu Nazir Datuk Pamuntjak, tokoh yang Hatta kenal saat mendirikan Jong Sumatranen Bond di Padang. Sejak September 1921, ia menjadi anggota Indische Vereeniging di Leiden.
Sekitar minggu ketiga bulan September 1921, Hatta mulai berkuliah di Rotterdam. Selain belajar, ia aktif menjadi pengurus Perhimpunan Indonesia dan mengasuh majalah Hindia Poetra.
Kemudian, di akhir Juni dan Juli 1932, Hatta menempuh ujian doktoral dan dinyatakan lulus. Sebelum kembali ke Indonesia, ia berpamitan dengan kawan-kawannya di sana dan meninggalkan Belanda pada 20 Juli 1932.
Demikian ulasan mengenai riwayat pendidikan Mohammad Hatta , wakil presiden pertama Indonesia yang pernah kuliah di luar negeri.