Elektabilitas Tertinggi, Ini Hasil Survei LSI untuk Dedi Mulyadi - Erwan Setiawan di Pilgub Jabar
Muhamad Syarif Abdussalam November 09, 2024 02:39 AM

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat nomor 4, Dedi Mulyadi - Erwan Setiawan, diprediksi akan mencetak kemenangan fenomenal dalam pemilihan pada 27 November mendatang. Dengan dukungan partai terbanyak, pasangan ini mencapai tingkat elektabilitas sebesar 74,6 persen, jauh mengungguli tiga pasangan calon lainnya. 

Temuan ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah, pada konferensi pers di Bandung, Jumat (8/11/2024).

Berdasarkan survei LSI Network Denny JA yang dilaksanakan pada 31 Oktober - 4 November 2024, Dedi - Erwan terus memimpin dalam persaingan, mengukuhkan posisinya dengan dukungan mayoritas.

Survei ini menggunakan metode Multistage Random Sampling dengan wawancara tatap muka terhadap 800 responden dan margin of error ±3,5%.

Toto menyebut bahwa keunggulan Dedi - Erwan sebenarnya tidak mengejutkan karena hasil serupa sudah terlihat dalam survei Pilbup dan Pilwalkot di sejumlah wilayah Jawa Barat.

"Kami menemukan Dedi Mulyadi selalu unggul di rata-rata 70%, bahkan mencapai 80% di Purwakarta dan 90% di Subang. Hanya Kota Bekasi dan Kabupaten Ciamis yang berada di bawah 70%, masing-masing 62?n 67%. Namun, dibandingkan dengan tiga paslon lainnya, Dedi - Erwan tetap unggul jauh," ungkap Toto.

Pasangan calon lain, yaitu Ahmad Syaikhu - Ilham Akbar Habibie hanya memperoleh 12%, disusul Acep Adang Ruhiyat - Gitalis Dwi Natarina dengan 6,5%, dan Jeje Wiradinata - Ronal Surapraja di angka 5,3%. Ada pula swing voters sebesar 1,6%.

Menurut Toto, salah satu faktor keunggulan Dedi - Erwan adalah tingkat popularitas Dedi Mulyadi yang sangat tinggi, yaitu 92,1%, dengan tingkat kesukaan mencapai 88,6%. Popularitas ini sejalan dengan tingginya tingkat penerimaan terhadap pasangan ini.

"Dukungan pada Dedi - Erwan sangat merata di seluruh segmen demografis, mulai dari gender, suku, agama, usia, tingkat pendidikan, penghasilan, hingga profesi, pemilih parpol, dan ormas," ujar Toto.

Selain itu, fenomena menarik muncul dari pemilih partai lain yang justru mendukung Dedi - Erwan. Mayoritas pemilih PKS (47,9%), PDIP (71,8%), dan PKB (62,1%) justru memilih Dedi - Erwan, meski cagub mereka berbeda. 

Toto juga mengakui masih ada waktu sekitar 20 hari bagi para kandidat untuk mengoptimalkan elektabilitas mereka. Namun, berdasarkan pengalamannya, perubahan signifikan biasanya hanya terjadi jika ada "tsunami politik" atau praktik "money politic" besar-besaran.

"Masalahnya, sejauh ini belum terlihat adanya tsunami politik atau indikasi praktik money politic," katanya.

Jika pun ada kandidat yang mencoba menggunakan jurus money politic, menurut Toto, langkah tersebut tidak mudah.

"Pertama, biayanya sangat besar, bisa mencapai ratusan miliar. Kedua, sangat berisiko terkena diskualifikasi KPU karena termasuk pelanggaran TSM (Terstruktur, Sistematis, dan Massif)," tegas Toto.

Menurutnya, jika selisih elektabilitas sudah lebih dari 20% atau bahkan di atas 30%, penggunaan money politic biasanya dipertimbangkan ulang.

Lebih lanjut, Toto menjelaskan bahwa survei menunjukkan sekitar 31,2% pemilih termasuk dalam kategori soft supporter, yaitu mereka yang telah memilih namun masih mungkin berubah pilihan atau yang belum menentukan pilihan sama sekali. Pemilih kategori ini merupakan "lahan tak bertuan" yang masih dapat diperebutkan oleh semua kandidat.

Namun, pasangan Dedi - Erwan memiliki keunggulan di segmen strong supporter yang sangat fenomenal, mencapai 55,4%. Angka ini cukup langka dan menunjukkan tingkat loyalitas yang tinggi.

"Dengan bekal ini, meski terjadi money politic, Dedi - Erwan diprediksi tetap mempertahankan pendukung kuatnya. Mungkin uangnya diambil, tapi pilihannya tetap untuk Dedi - Erwan," tutup Toto.

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.