Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto bicara soal pemberdayaan desa agar tidak terjadi urbanisasi yang masif. Ia mengatakan jangan sampai Indonesia seperti Jepang yang desanya kosong akibat urbanisasi.
Hal ini disampaikan Yandri saat acara penandatanganan MoU antara Kemendes PDT dengan Kementerian Sosial (Kemensos) soal kolaborasi program pemberdayaan masyarakat miskin, khususnya di desa. Menurutnya, pemberdayaan menjadi kunci menahan arus urbanisasi.
"Pemberdayaan itu kata kunci, salah satu untuk menahan arus urbanisasi ini semakin tajam ke kota," ujar Yandri seusai acara.
Yandri kemudian mencontohkan kasus Jepang yang mengalami masalah urbanisasi. Masalah urbanisasi Jepang berpengaruh pada pertumbuhan ekonominya yang minus.
"Kita menahan urbanisasi yang bergerak ke kota. Jangan sampai kejadian seperti Jepang. Di Jepang itu 97% orang tinggal di kota, 7 persen tinggal di desa. Akhirnya ekonomi Jepang sekarang kan tersisih, minus 2," katanya.
Yandri mencontohkan bagaimana urbanisasi menyebabkan desa menjadi kosong. Hal ini menyebabkan kebutuhan lapangan kerja di kota menjadi semakin tinggi.
"Kemudian, desa-desa menjadi kosong. Di kota terjadi himpitan pekerjaan yang luar biasa. Nah, kita tidak mau itu," sebutnya.
Oleh karena itu, Kemendes PDT akan berkoordinasi dengan beberapa kementerian lain. Yandri mengungkap rencana koordinasi 20 lembaga untuk mengupayakan pemberdayaan masyarakat desa.
"Kami dengan Kemensos, dengan Kementerian Pertanian, dengan Kemendagri, mungkin ada lebih kurang 20 Kementerian Lembaga yang akan kami kumpulkan. Salah satunya untuk pemberdayaan tadi," katanya.