SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) meluncurkan Baznas Microfinance Desa (BMD) di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur (Jatim), Jumat (15/11/2024).
BMD diproyeksikan memerangi kendala ekonomi masyarakat desa terkait permodalan.
Keberadaan BMD, diharapkan bisa menjadi solusi masyarakat agar tidak terjerat rentenir atau lintah darat dan pinjaman online (Pinjol).
Hal ini disampaikan Pimpinan Baznas RI Pembina Wilayah Jawa Timur, Kolonel (Purn) Nur Chamdani di Kantor BMD, Kompleks Perkantoran Pemkab Tulungagung Jalan Agus Salim Tulungagung.
“BMD adalah langkah strategis untuk mereka yang membutuhkan bantuan modal, serta terhindar dari kejahatan rentenir dan Pinjol,” ujar Nur Chamdani.
Mantan perwira TNI ini menyebut, Pinjol lebih kejam dari pembunuhan, karena orang bisa bunuh diri sebelum waktunya mati.
Selama ini, Baznas sering membantu korban Pinjol dari sisi kemanusiaan.
Baznas yang melakukan pendampingan permodalan dan usaha, sementara proses hukum Pinjol diserahkan ke Kepolisian.
“Ada yang pinjam Rp 5 juta dapatnya hanya Rp 3,5 juta. Bunganya mencekik, 2 bulan pinjamannya jadi Rp 25 juta,” ungkapnya.
BMD akan menjadi jawaban masyarakat yang terkendala permodalan usaha, agar punya pilihan selain Pinjol dan rentenir.
BMD memberikan modal Rp 3.000.000 tanpa bunga, untuk kegiatan usaha produktif.
BMD juga memberikan pendampingan usaha sehingga warga yang meminjam bisa mengembalikan pinjaman.
“Selama ini tidak ada yang macet, semua mengembalikan pinjaman tepat waktu. Karena ada pendamping usaha yang memastikan usaha warga bisa berputar,” papar Nur Chamdani.
Jangka waktu pinjaman modal bergilir dari Baznas ini selama 10 bulan.
Selain memastikan usaha bisa berjalan, pendampingan juga mengarahkan agar penerima bantuan permodalan ini bisa menabung.
Dengan metode yang selama ini dijalankan, banyak yang dari mustahik (penerima zakat) menjadi muzakki (pemberi zakat).
“Makanya rencana pengembangan sangat bagus. Ke depan akan ada institut microfinance,” katanya.
BMD Kabupaten Tulungagung adalah yang ke-4 di Jawa Timur, setelah di Malang, Sampang dan Ponorogo.
Sedangkan di seluruh Indonesia sebelumnya sudah ada 25 BMD di 17 provinsi.
Pj Bupati Tulungagung Heru Suseno menyatakan dukungannya ke BMD.
“Pasti kami dukung, karena kemanfaatan Baznas sudah kita rasakan. Baik di bidang sosial masyarakat, membantu kemiskinan, pendidikan dan yang terbaru BMD ini,” ujarnya.
Lanjut Pj Bupati, sebelum resmi diluncurkan sudah ada sekitar 200 pedagang di car free day (CFD) yang mengakses BMD.
Saat ini sudah ada antrean sekitar 500 pedagang yang berminat mendapatkan bantuan permodalan dari BMD.
Pemkab Tulungagung mendukung keberadaan MBD dengan pinjam pakai kantor yang ada di kompleks perkantoran Jalan Agus Salim, bekas Ruko Belga.
“Ke depan kami juga dukung institut microfinance BMD. Kami punya tenaga-tenaga yang bisa untuk membimbing,” pungkas Heru Suseno.