SURYAMALANG.COM, - Fenomena awan jatuh di Kalimantan Tengah viral dijawab oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
BMKG memastikan awan jatuh di Kabupaten Murung Raya tersebut bukan awan kinton seperti dalam animasi Jepang, Dragon Ball.
Awalnya dalam video yang dibagikan di akun Instagram @undercover.id, tampak sebuah gumpalan berwarna putih jatuh dari langit.
'Apakah ini awan kinton lurr? Kab. Murung Raya' bunti keterangan di postingan melansir TribunnewsBogor.com, Sabtu (16/11/2024).
Gumpalan putih itu lalu disebut mirip awan kinton yang jatuh di area pertambangan.
Terlihat sejumlah orang langsung menghampiri benda yang jatuh ke tanah itu.
Sejumlah buruh yang melihat itu berlarian dan melontarkan kalimat kocak.
"Awan kinton ini yang di dragonball," ucap seseorang terdengar dalam video.
"Langsung naikin awan kintonnya," sambungnya.
Hingga berita ini ditulis, video tersebut telah dilihat lebih dari 1 juta kali dan beragam komentar pun disampaikan warganet.
Lantas apa kata BMKG?
Menurut Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ida Pramuwardani, awan tidak pernah jatuh ke permukaan tanah sebagai gumpalan padat.
Ida mengatakan, awan adalah kumpulan partikel air atau kristal es yang berada di atmosfer dan terbentuk ketika uap air di udara mengembun atau mengkristal.
Menurut Ida, proses tersebut terjadi ketika uap air di udara dingin cukup untuk membentuk tetesan air atau kristal es yang sangat kecil, kemudian berkumpul menjadi awan.
Meski awan terlihat seperti objek padat mengambang, awan sebenarnya terdiri dari tetesan air atau kristal es kecil yang tersebar dalam jumlah besar.
"Awan tidak pernah jatuh ke Bumi sebagai gumpalan padat karena partikelnya sangat kecil dan ringan, tersebar dengan kerapatan rendah, dan arus udara" jelas Ida, Sabtu (16/11/2024) melansir Kompas.com.
"Gaya angkat atmosfer menjaga partikel tetap tersuspensi," sambungnya.
Adapun faktor lainnya adalah perubahan lingkungan, seperti suhu dan kelembapan hingga menyebabkan partikel-partikel tersebut, menguap sebelum mencapai tanah.
“Yang kita lihat sebagai jatuhnya awan sebenarnya adalah presipitasi seperti hujan dan hujan es, yang merupakan hasil penggabungan (koalesensi) tetesan atau kristal es menjadi cukup besar untuk mengatasi arus udara dan jatuh ke permukaan Bumi,” ucap Ida.
Ida mengatakan, awan seolah-olah bisa terlihat turun ke permukaan Bumi karena kondisi atmosfer dan mekanisme fisik yang memengaruhi posisi awan di atmosfer.
Hal tersebut, dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Pertama, perubahan atmosfer, seperti peningkatan kelembapan, pendinginan permukaan, atau inversi suhu
Kedua, topografi yang membawa awan ke area lebih rendah.
Ketiga, fenomena cuaca, seperti tekanan rendah, kabut, atau arus udara dalam awan.
Keempat, efek visual yang membuat awan terlihat lebih dekat.
Lebih lanjut, Ida mengatakan, peristiwa yang memperlihatkan awan seolah turun adalah hasil dari interaksi dinamis antara kelembapan, suhu, tekanan, dan gerakan udara dalam atmosfer.
Adapun terkait kemunculan benda yang disebut awan kinton di Kalteng, Ida mengatakan pihaknya memerlukan data dan informasi lebih detail untuk bisa memastikannya.
Benda Berbentuk Awan Kinton adalah Busa
Menurut Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Tbk, Febriati Nadira, benda berbentuk awan kinton yang jatuh di Muara Tuhup, Murung Raya, Kalteng, adalah busa.
Febriati Nadira membenarkan ada busa yang jatuh pada di tanah diambil pada Jumat (15/11/2024), sekitar pukul 06.00-07.00 Wita.
“Iya benar kejadiannya. Tapi, itu busa,” kata Nadira, saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (16/11/2024).
Apa itu awan kinton?
Melansir Tribunkalteng.com, sebutan awan kinton diadaptasi dari dua karya besar dunia, yakni Sun Wukong dan Dragon Ball.
Awan kinton merupakan item dari Kera Sakti atau Sun Wukong yang memiliki dasar dari cerita rakyat Tiongkok kuno terkait perjalanan ke Barat.
Selain itu, awan kinton juga diadaptasi ke dalam anime Dragon Ball.
Dimana sang tokoh utama mendapatkan awan kinton dari sang guru Kame-Sennin.
Kinton memiliki keunikan tersendiri, meskipun dapat digunakan untuk terbang dengan kecepatan tinggi, awan tersebut hanya menerima pengendara yang memiliki hati yang bersih.
Awan Kinton juga mampu menolak orang yang pernah diterimanya, seperti Kame-Sennin, yang memiliki Kinton tapi tidak lagi bisa mengendarainya di masa tuanya karena ketidakmurniannya yang semakin bertambah (lebih tepatnya, dia adalah seorang cabul).
Awan Kinton kemudian diberikan kepada Son Goku sehingga digunakana sebagai alat transportasi selama petualangannya mencari Dragon Ball.