TRIBUNJATENG.COM, MAGELANG - Empat dari sembilan kecamatan di Kabupaten Magelang dalam kasus penyebaran demam berdarah dengue (DBD) merupakan wilayah endemik.
Data tersebut disampaikan Dinkes Kabupaten Magelang dalam kaitannya update data kasus DBD yang terjadi pada periode Januari hingga Oktober 2024.
Total sudah ada 222 kasus yang ditemukan dimana dua di antaranya meninggal.
Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Magelang, mencapai 222 kasus hingga Oktober 2024.
Ada dua orang yang dinyatakan meninggal seusai menderita penyakit ini.
Data Dinkes Kabupaten Magelang mencatat, 222 kasus DBD terjadi mulai Januari sampai Oktober 2024, dengan dua kematian.
Catatan ini melebihi angka perolehan pada 2023 sebanyak 142 kasus dengan dua kematian.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Magelang, Budi Suprastowo mengatakan, 222 kasus DBD terdata di sembilan kecamatan
Yakni Kecamatan Salam, Muntilan, Borobudur, Mungkid, Mertoyudan, Secang, Candimulyo, Bandongan, dan Grabag.
"Dua orang meninggal yakni warga Kecamatan Muntilan dan Tempuran," ungkapnya seperti dilansir dari Kompas.com, Selasa (19/11/2024).
Menurut dia, kebanyakan kasus DBD ditemukan di wilayah sepanjang jalur Yogyakarta-Semarang.
Setidaknya ada empat kecamatan endemik DBD yakni Kecamatan Salam, Muntilan, Mungkid, Mertoyudan, dan Secang.
"Karena mobilitas penduduk yang luar biasa (tinggi), kasus DBD jadi menyebar ke mana-mana," ucapnya.
Terjadinya El Nino yang bersuhu panas dan kering diikuti dengan La Nina yang disertai hujan seperti saat ini akan berdampak pada perkembangan tempat perindukan nyamuk dan penetasan telur nyamuk.
Hal tersebut menyebabkan risiko penularan DBD menjadi tinggi.
Budi Suprastowo menyatakan, pihaknya telah menggencarkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di seluruh wilayah.
Warga diminta untuk rutin melakukan gerakan 3M yakni menguras tempat penampungan air dan menutupnya, serta membersihkan barang-barang yang dapat menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus dengue.
"Kami siagakan layanan fogging," imbuhnya.
Selain itu, warga didorong untuk menggiatkan gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik) nyamuk.
Warga juga diimbau segera melaporkan atau membawa keluarga yang mengalami gejala DBD ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Sejumlah gejala itu ditandai dengan di antaranya nyeri kepala, nyeri otot dan tulang, ruam kulit atau nyeri belakang bola mata. (*)