Ada Bukti Baru yang Kredibel, Misteri Tragedi Malaysia Airlines MH370 Segera Terpecahkan
KUALA LUMPUR - Geoffrey Thomas, seorang analis penerbangan terkenal, percaya bahwa misteri 10 tahun di balik tragedi
Malaysia Airlines Penerbangan 370 (MH370) akan segera terpecahkan. Dia mengeklaim sudah memiliki bukti yang kredibel.
Pernyataan Thomas muncul setelah pemerintah Malaysia setuju untuk melanjutkan pencarian penerbangan MH370 yang hilang jika diberikan bukti baru yang kredibel.
Thomas—penerima Lifetime Achievement Award dari Royal Aeronautical Society di London dan juga Decade of Excellence Award atas liputannya tentang tragedi MH370—mengatakan peluang yang paling mungkin sudah dekat dengan teknologi baru yang menyediakan bukti baru yang penting.
Pesawat Boeing 777 yang dioperasikan Malaysia Airlines itu menghilang dari radar tak lama setelah lepas landas pada 8 Maret 2014.
Penerbangan itu membawa 239 orang—termasuk beberapa warga negara Indonesia (WNI)—dari Ibu Kota Malaysia, Kuala Lumpur, menuju Beijing, China.
Data satelit menunjukkan pesawat itu menyimpang dari jalur penerbangannya untuk menuju Samudra Hindia bagian selatan, tempat pesawat itu diyakini telah jatuh ke laut.
Upaya pencarian multinasional gagal menemukan pesawat itu tetapi puing-puingnya terdampar di pantai Afrika Timur dan pulau-pulau di Samudra Hindia.
Pencarian pribadi pada tahun 2018 oleh Ocean Infinity juga tidak membuahkan hasil.
Namun, Thomas mengatakan kepada
1News, Minggu (22/12/2024): "Kami memiliki bukti baru yang kredibel dalam bentuk teknologi yang telah dikembangkan oleh Richard Godfrey—seorang insinyur kedirgantaraan Inggris—yang disebut Weak Signal Propagation Reporter."
Thomas telah bekerja dengan Godfrey selama empat setengah tahun terakhir pada teknologi tersebut.
"Sederhananya, operator radio amatir mengirimkan sinyal ke seluruh dunia setiap hari, jumlahnya jutaan. Ketika sebuah pesawat terbang melewati sinyal-sinyal tersebut, ia mengganggu sinyal tersebut. Sejak 2009, semua sinyal gelombang radio ini telah disimpan dalam basis data internasional yang dapat diakses oleh siapa saja,” paparnya.
Dengan teknologi ini, Godfrey telah mampu melacak kembali penerbangan MH370 dari lokasi terakhirnya yang diketahui dan menciptakan jalur penerbangan baru.
"Sekarang jalur penerbangan itu memiliki titik akhir—1.560 km di sebelah barat Perth di Australia Barat,” ujarnya.
Dengan ditemukannya area pencarian tertentu, perusahaan riset lain seperti Ocean Infinity, dapat menggunakan kapal untuk menyisir area tersebut dengan teknologi pemindaian baru.
Karya Godfrey telah ditinjau sejawat oleh sejumlah organisasi. Dia juga telah melakukan pekerjaan merancang bagian dari Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Thomas mengatakan kemungkinan kesalahan dalam karyanya "hampir nol" karena hampir tidak ada lalu lintas udara lain di area tersebut pada saat hilangnya MH370.
"Saya pikir sangat pasti bahwa kita akan menemukannya,” paparnya.
Pertanyaan berikutnya bagi Thomas adalah apa yang akan terjadi jika mereka melakukannya. “Malaysia memiliki kewajiban sebagai negara berdaulat untuk mencari tahu penyebab kecelakaan ini," katanya.
“Kita perlu turun ke bawah dan menemukan kotak hitam, memeriksa reruntuhan, memeriksa kokpit, dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi,” imbuh dia.
Thomas mengatakan bahwa dengan banyaknya kecelakaan pesawat, negara dan maskapai penerbangan tidak ingin membuktikan tanggung jawab atas kecelakaan mereka dan sering kali penyelidikan mereka cacat.
Namun bagi orang-orang terkasih yang ditinggalkan, dia berharap akhirnya menemukan jawaban akan mengakhiri "perjalanan naik turun yang mengerikan" dari teori konspirasi.
"Ada lebih dari 120 buku yang ditulis tentang hilangnya MH370 dan sebagian besar dari buku-buku itu hanyalah sampah. Itu sangat traumatis bagi mereka,” kata Thomas.