WASHINGTON - Serikat Pekerja Starbucks mengatakan pada Selasa (24/12/2024) bahwa mereka memperkirakan lebih dari 5.000 orang akan mogok kerja, yang menyebabkan penutupan 300 gerai di 45 negara bagian Amerika Serikat (AS).
Pada saat yang sama, muncul laporan surat kabar USA Today yang menyebut setidaknya 170 gerai Starbucks tutup di AS akibat aksi mogok kerja.
Aksi mogok kerja dimulai Jumat lalu di Seattle, Los Angeles, dan Chicago. Pada Senin, media melaporkan aksi mogok kerja meluas ke 10 negara bagian AS.
Para pekerja perusahaan dilaporkan meningkatkan aksi mereka di seluruh AS pada Selasa, yang menyebabkan penutupan 170 gerai.
“Karyawan Starbucks menuntut kenaikan gaji, penambahan staf, dan jadwal kerja yang lebih fleksibel,” ungkap pernyataan serikat pekerja.
CNN melaporkan aksi mogok kerja dapat meluas ke seluruh Amerika Serikat jika manajemen dan serikat pekerja gagal mencapai kesepakatan.
Sementara itu, sekelompok aktivis di New York City menyebarkan pesan gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) selama musim liburan ini, untuk mengingatkan para pembeli tentang perang dan kehancuran yang sedang berlangsung di Gaza oleh Israel.
Dalam video yang diunggah di platform media sosial Instagram oleh saluran New Jersey Palestine Action, berjudul "Tis the season to end genocide", para aktivis terlihat menempelkan stiker pada perusahaan-perusahaan target BDS seperti Starbucks, McDonald's, dan Zara di seluruh lingkungan di Manhattan.
BDS adalah gerakan yang dipimpin Palestina untuk kebebasan, keadilan, dan kesetaraan. Gerakan ini terinspirasi dari gerakan boikot terhadap Apartheid Afrika Selatan dan berupaya menekan Israel agar mengakhiri pendudukan dan pelanggarannya dengan cara damai.
Para aktivis menarik perhatian pembeli dengan stiker warna-warni dan kode kupon, yang menawarkan diskon dan barang gratis.
Namun setelah memindai kode QR, pelanggan dihadapkan pada gambar dari Gaza di mana perang Israel terus membunuh, membuat kelaparan dan mengungsi warga Palestina, dalam perang yang telah berlangsung selama lebih dari satu setengah tahun dan telah disebut sebagai genosida oleh organisasi-organisasi hak asasi manusia terkemuka dunia.