JAKARTA - Rapper OG Maco meninggal dunia pada usia 32 tahun. Kabar ini diumumkan pihak keluarga di Instagram, di mana dua minggu sebelumnya dia mengalami luka tembak dan ternyata ditimbulkan oleh dirinya sendiri.
"Dengan berat hati, kami sampaikan berita yang memilukan tentang meninggalnya Ben tercinta kami, yang dikenal dunia sebagai OG Maco," tulis postingan tentang rapper tersebut, yang nama aslinya adalah Benedict Chiajulam Ihesiba Jr, dikutip newsweek.
"Hidupnya adalah bukti ketahanan, kreativitas, dan cinta yang tak terbatas. Melalui musik, gairah, dan semangatnya yang tak tergoyahkan, ia menyentuh banyak kehidupan dan meninggalkan dampak yang abadi," tulisnya lagi.
Keluarga OG Maco tidak mengungkapkan penyebab resmi kematiannya, tetapi memberi tahu penggemar pada 16 Desember bahwa penduduk asli Georgia tersebut dalam kondisi kritis, tetapi stabil sambil menerima perawatan terbaik.
OG Maco sendiri dilarikan ke rumah sakit di Los Angeles dengan luka tembak di kepala pada 12 Desember lalu.
Siapa OG Maco?
OG Maco lahir di College Park, Georgia. Dia mulai merekam musik di sekolah menengah dan mendirikan OGG. Ia memperoleh ketenaran pada 2014 dengan mixtape-nya Live Life dan singel hit "U Guessed It," yang memuncak di No. 90 di Billboard Hot 100 setelah di-remix dengan 2 Chainz. OG Maco kemudian menandatangani kontrak dengan Quality Control Music, yang menjadi label Capitol Music Group/Motown pada 2015.
OG Maco Alami Mecrotizing Fasciitis?
Pada Maret 2019, OG Maco mengungkap di Instagram bahwa dia telah mengalami necrotizing fasciitis setelah "tidak diobati dengan tepat untuk ruam ringan."
Necrotizing fasciitis, yang umumnya dikenal sebagai penyakit pemakan daging adalah infeksi bakteri langka, namun parah yang dengan cepat menghancurkan jaringan lunak.
"Saya tidak diobati dengan tepat untuk ruam ringan dan akhirnya menderita penyakit pemakan kulit selama beberapa bulan terakhir," ungkapnya dalam unggahan Instagram yang kini telah dihapus, menurut Complex.
"Ini adalah tampilan terbaiknya. Saya harap ini memberi harapan bagi seseorang. Saya telah melalui ini sendirian 90 persen dari waktu, tanpa dukungan dari orang yang saya cintai, tanpa sebagian besar 'teman' saya, tanpa apa pun kecuali kekuatan saya sendiri dan Tuhan," tulisnya.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, penyakit ini disebabkan oleh bakteri Streptococcus Grup A yang menular. Meski sebagian besar kasus terjadi secara acak, infeksi streptokokus grup A yang tidak terlalu parah dapat berkembang menjadi kondisi serius ini.
Gejala awal necrotizing fasciitis meliputi area kulit yang merah, hangat, atau bengkak yang menyebar dengan cepat, nyeri hebat di luar area yang terkena, dan demam. Seiring perkembangan kondisi, gejalanya dapat meliputi perubahan warna kulit, bisul, lepuh, bintik hitam, nanah atau cairan yang keluar dari area yang terinfeksi, kelelahan, pusing, dan diare atau mual.
Perawatan medis segera sangat penting karena infeksi dapat menyebabkan kegagalan organ, sepsis, syok, dan bahkan kematian. Perawatan biasanya melibatkan pengangkatan jaringan yang terinfeksi melalui pembedahan dan pemberian antibiotik intravena.
Perjuangan OG Maco Melawan Depresi
OG Maco juga memberi tahu penggemar dalam sebuah video Instagram bahwa ia menjadi depresi setelah menerima diagnosis necrotizing fasciitis. "Semua orang yang saya kira akan ada di sini, yang saya kira dapat saya andalkan, tidak ada di sana," katanya.
"Saya takut; saya tidak tahu apa yang akan terjadi; saya tidak tahu apakah saya akan kehilangan seluruh wajah saya... Saya hampir saja kehilangannya. Teman saya mengatakan kepada saya tempo hari bahwa mungkin saya harus berbagi apa yang telah saya alami alih-alih menyalahkan diri sendiri karena merasakan apa yang saya rasakan tentang hal itu, yang mana saya ingin mati beberapa hari lagi." tulisnya.
Kolaborasi Doja Cat dan OG Maco
Pada 2015, Doja Cat sempat menandatangani kontrak dengan label OG Maco, OGG (Originality Gains Greatness). Mereka kemudian berkolaborasi dalam lagu "Monster," yang ditampilkan dalam mixtape Maco tahun 2017 Children of The Rage.
"Saya membuat lagu rock lagi," cuit OG Maco saat lagu tersebut dirilis, menurut XXL. "Ini sama sekali bukan rap, tetapi blog-blog akan mengatakan demikian karena saya seharusnya menjadi 'rapper'."
"Monster adalah salah satu rekaman yang dibuat untuk arena. Dibuat agar Anda dapat menikmati lagu itu bersama 20.000 orang lain dengan korek api dan ponsel. Ini benar-benar bintang rock," katanya dalam wawancara tahun 2015 dengan DJBooth.