PKM Undana Kembangkan Inovasi Sistem Irigasi Tetes Berbasis Internet di Desa Oematnunu
Edi Hayong December 29, 2024 06:32 PM

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Rosalia Andrela

POS-KUPANG.COM, KUPANG- Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang diinisiasi oleh Universitas Nusa Cendana (Undana) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) menerapkan inovasi teknologi di bidang pertanian. 

Inovasi tersebut yakni penerapan sistem irigasi tetes otomatis berbasis Internet of Things (IoT) di Desa Oematnunu, Kecamatan Kupang Barat, Kelompok Tani Imanuel tidak hanya mampu mengelola lahan pertanian mereka secara lebih efisien tetapi juga meningkatkan hasil panen secara signifikan. 

Program yang dipimpin oleh Kalvein Rantelobo, dosen dan peneliti dari Undana Kupang, tidak hanya berfokus pada instalasi perangkat tetapi juga pemberdayaan petani melalui pelatihan intensif. 

Pada 30 November 2024, proses pemasangan perangkat dilakukan bersama 5 anggota Kelompok Tani Imanuel. 

Para petani dilatih untuk memahami cara kerja teknologi ini, mulai dari pengoperasian perangkat hingga pemecahan masalah.

“Melalui pelatihan ini, kami memastikan para petani mampu mengelola teknologi secara mandiri. Tujuan utama kami bukan hanya peningkatan hasil panen, tetapi juga meningkatkan kapasitas para petani untuk memanfaatkan teknologi dalam jangka panjang,” ujarnya Minggu, 29 Desember 2024.

Kalvein juga mengungkapkan wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) selama ini menghadapi permasalahan serius dalam hal pengelolaan sumber daya air. 

Curah hujan yang tidak menentu dan kondisi tanah yang cenderung kering menjadi tantangan besar bagi para petani. 

Masalah ini berimbas pada rendahnya produktivitas pertanian dan sulitnya menjaga keberlanjutan panen.

“Melalui penerapan teknologi berbasis jaringan sensor nirkabel (Wireless Sensor Network/WSN) dan IoT, Kelompok Tani Imanuel kini dapat memanfaatkan air secara efisien. Sensor-sensor yang dipasang, seperti sensor kelembaban tanah dan suhu, terhubung ke sistem monitoring berbasis internet, memungkinkan pengaturan irigasi secara otomatis berdasarkan data real-time. Sistem ini memastikan tanaman mendapatkan jumlah air yang sesuai dengan kebutuhannya tanpa pemborosan,” ungkapnya.

Hasil awal dari penerapan teknologi ini menunjukkan potensi peningkatan produktivitas yang signifikan. 

Dengan sistem irigasi otomatis, petani dapat memanen dua kali dalam setahun, sesuatu yang sebelumnya sulit dicapai. 

Tidak hanya itu, pengelolaan air yang lebih efisien berkontribusi pada penurunan biaya operasional.

Selain memberikan manfaat ekonomi langsung, program ini juga membuka peluang untuk keberlanjutan di sektor pertanian. 

Dengan dukungan teknologi IoT, ancaman hama dan gangguan lainnya dapat dideteksi lebih dini melalui sensor keamanan yang terintegrasi. 

Hal ini memungkinkan petani untuk mengambil tindakan pencegahan secara cepat.

“Undana juga berencana memperluas cakupan program ini melalui kolaborasi dengan pemerintah daerah dan lembaga penelitian lainnya. Langkah ini diharapkan dapat memastikan keberlanjutan program sekaligus memperluas adopsi teknologi ke wilayah pedesaan lain yang menghadapi tantangan serupa,” jelasnya.

Program ini juga memiliki nilai edukasi yang besar. Adanya teknologi IoT di bidang pertanian, generasi muda di pedesaan didorong untuk melihat sektor ini sebagai bidang yang menarik dan berpotensi. 

Kombinasi antara teknologi dan tradisi dapat menciptakan peluang baru, baik dalam bentuk kewirausahaan maupun inovasi yang berkelanjutan.

“Harapan kami adalah agar program ini tidak hanya menjadi solusi jangka pendek, tetapi juga inspirasi bagi generasi muda untuk terlibat dalam pertanian berbasis teknologi,” ujar Kalvein.

Penerapan IoT dan jaringan sensor nirkabel membuka jalan bagi pertanian presisi di wilayah lahan kering seperti NTT. Dengan dukungan dari berbagai pihak, program ini menjadi bukti bahwa sinergi antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan masyarakat dapat membawa perubahan yang signifikan ke arah yang lebih baik.

Ketua Kelompok Tani Imanuel, Q. Mesakh Kollo, mengatakan memperoleh banyak manfaat dari penerapan teknologi tersebut.

“Kami sangat terbantu dengan adanya teknologi ini. Tidak hanya mengurangi kerja manual, tetapi hasil panen kami juga lebih terjamin. Kami berharap teknologi ini dapat terus dikembangkan dan menjangkau lebih banyak petani di wilayah lain,” imbuhnya. (cr19).

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.