Viral! 144 Penyakit Tak Bisa Dirujuk ke Rumah Sakit, Ini Penjelasan BPJS Kesehatan
Taufik Fajar January 01, 2025 03:29 PM

Viral di media sosial ada 144 penyakit diklaim tidak bisa langsung dirujuk ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL) menggunakan BPJS Kesehatan.

 

Di mana peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang didiagnosis terkena penyakit tersebut sebisa mungkin mendapat penanganan dari fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP). Hal ini tersebar di media sosial TikTok, salah satunya oleh akun @dhan***, Rabu (1/1/2024).

"Pada intinya, 144 diagnosa itu tidak bisa langsung dirujuk ke faskes lanjutan dan harus tuntas di faskes 1," tulis pengunggah.

Kepala Humas BPJS Kesehatan, Rizzky Anugerah mengatakan pada Standar Kompetensi Dokter Indonesia Tahun 2012 yang diatur dalam Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 11 tahun 2012, terdapat 144 penyakit yang dapat dikuasai penuh oleh dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama secara mandiri dan tuntas.

Berdasarkan hal tersebut, 144 penyakit tersebut termasuk dalam pelayanan kesehatan yang dapat dijamin dalam Program JKN secara mandiri dan tuntas oleh dokter di FKTP.

“144 penyakit tersebut juga tetap dapat dirujuk ke FKRTL sesuai indikasi medis dan kondisi peserta,” ujarnya kepada Okezone, Rabu (1/1/2025).

Ketentuan mengenai tata laksana 144 penyakit tersebut termasuk kriteria rujuk dan rujuk balik mengacu pada Kepmenkes Nomor HK.01.07/Menkes/1186/2022 tentang panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasyankes Tingkat Pertama.

“Sehingga kesimpulannya, 144 penyakit tersebut tetap dapat dirujuk ke FKRTL sesuai indikasi medis dan kondisi peserta sesuai hasil pemeriksaan dokter di FKTP,” pungkasnya.

Daftar 144 penyakit yang tak bisa langsung dirujuk karena perlu ditangani di FKTP terlebih dahulu yang dirangkum Okezone, Rabu (1/1/2025):


1. Tetanus

2. Kejang demam

3. HIV/AIDS tanpa komplikasi

4. Migrain

5. Sakit kepala tegang (tension headache)

6. Bell's Palsy

7. Vertigo posisi paroksismal jinak (Benign Paroxysmal Positional Vertigo)

8. Gangguan somatoform

9. Insomnia

10. Benda asing di konjungtiva

11. Konjungtivitis

12. Perdarahan subkonjungtiva

13. Mata kering

14. Blefaritis

15. Hordeolum

16. Trikiasis

17. Episkleritis

18. Hipermetropia ringan

19. Miopia ringan

20. Astigmatisme ringan

21. Presbiopia

22. Buta senja

23. Otitis eksterna

24. Otitis media akut

25. Serumen prop

26. Mabuk perjalanan

27. Furunkel pada hidung

28. Rhinitis akut

29. Rhinitis alergika
30. Rhinitis vasomotor

31. Benda asing di hidung

32. Epistaksis

33. Influenza

34. Pertusis

35. Faringitis

36. Tonsilitis

37. Laringitis

38. Asma bronkial

39. Bronkitis akut

40. Pneumonia, bronkopneumonia

41. Tuberkulosis paru tanpa komplikasi

42. Hipertensi esensial

43. Kandidiasis mulut

44. Ulkus mulut (aftosa, herpes)

45. Parotitis

46. Infeksi pada umbilikus

47. Gastritis

48.  Gastroenteritis (termasuk kolera, giardiasis)

49. Refluks gastroesofagus

50. Demam tifoid

51. Intoleransi makanan

52. Alergi makanan

53. Keracunan makanan

54. Penyakit cacing tambang

55. Strongiloidiasis

56. Askariasis

57. Skistosomiasis

58. Taeniasis

59. Hepatitis A

60. Disentri basiler, disentri amuba

61. Hemoroid grade 1/2

62. Infeksi saluran kemih

63. Gonore

64. Pielonefritis tanpa komplikasi

65. Fimosis

66. Sindrom duh (discharge) genital (gonore dan non-gonore)

68. Infeksi saluran kemih bagian bawah

69. Vulvitis

70. Vaginitis

71. Vaginosis bakterialis

72. Salpingitis

73. Kehamilan normal

74. Aborsi spontan komplit

75. Anemia defisiensi besi pada kehamilan

76. Ruptur perineum tingkat 1/2

77. Abses folikel rambut/kelenjar sebasea

78. Mastitis

79. Puting susu pecah-pecah (cracked nipple)

80. Puting susu terbalik (inverted nipple)

81. Diabetes mellitus tipe 1

82. Diabetes mellitus tipe 2

83. Hipoglikemia ringan

84. Malnutrisi energi protein

85. Defisiensi vitamin

86. Defisiensi mineral

87. Dislipidemia

88. Hiperurisemia

89. Obesitas

90. Anemia defisiensi besi

91. Limfadenitis

92. Demam dengue, DHF

93. Malaria

94. Leptospirosis (tanpa komplikasi)

95. Reaksi anafilaktik

96. Ulkus pada tungkai

97. Lipoma

98. Veruka vulgaris

99. Moluskum kontagiosum

100. Herpes zoster tanpa komplikasi

101. Morbili tanpa komplikasi

102. Varicella tanpa komplikasi

103. Herpes simpleks tanpa komplikasi

104. Impetigo 105. Impetigo ulceratif (ektima)

106. Folikulitis superfisialis

107. Furunkel, karbunkel

108. Eritrasma

109. Erisipelas

110. Skrofuloderma

111. Lepra

112. Sifilis stadium 1 dan 2

113. Tinea kapitis

114. Tinea barbe

115. Tinea facialis

116. Tinea corporis

117. Tinea manus

118. Tinea unguium

119. Tinea cruris

120. Tinea pedis

121. Pitiriasis versikolor

122. Kandidiasis mukokutan ringan

123. Cutaneus larva migran

124. Filariasis

125. Pedikulosis kapitis

126. Pedikulosis pubis

127. Skabies

128. Reaksi gigitan serangga

129. Dermatitis kontak iritan

130. Dermatitis atopik (kecuali recalcitrant)

131. Dermatitis numularis

132. Napkin eczema

133. Dermatitis seboroik

134. Pitiriasis rosea

135. Acne vulgaris ringan

136. Hidradenitis supuratif

137. Dermatitis perioral

138. Miliaria

139. Urtikaria akut

140. Eksantemapous drug eruption, fixed drug eruption

141. Vulnus laceratum, punctum

142. Luka bakar derajat 1 dan 2

143. Kekerasan tumpul

144. Kekerasan tajam 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.