Tidak seperti Malaysia, Indonesia disebut masih nihil kasus human metapneumovirus (hMPV) walau virus sudah merebak di banyak negara sejak 2021. Malaysia sendiri mencatat temuan rutin kasus hMPV sejak 2023, yakni meningkat dari 225 kasus menjadi 327 pasien sepanjang 2024.
Pakar epidemiologi Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia menyebut kemungkinan besar hMPV juga sudah menyebar di Indonesia.
"Sekali lagi karena ini juga bukan virus baru, tapi sudah ada sejak 2021, artinya potensi bahwa itu sudah ada di Indonesia lama, ya sangat besar, ini yang seharusnya dipahami oleh semua, termasuk pemerintah. Nggak usah heran, nggak usah kaget," sorot Dicky saat dihubungi detikcom Senin (6/1/2025).
"Bahwa sampai saat ini kita belum menemukan, ini yang harus jadi kewaspadaan, apalagi di era globalisasi seperti ini di tengah juga bahwa negara tetangga sudah mencatat selama ini kasus itu ada, artinya kita harus tingkatkan kemampuan deteksi kita," lanjutnya.
Meski begitu, Dicky mengimbau masyarakat tidak perlu merasa khawatir berlebihan. Perlu dicatat, hMPV adalah penyakit musiman dengan gejala umum ringan seperti batuk pilek biasa.
Adapun peningkatan kasus penyakit pernapasan di China diduga akibat tingginya mobilitas penduduk menjelang tahun baru China. Terlebih, penggunaan masker dan menjaga jarak sudah tidak lagi wajib.
Faktor kedua yakni post pandemic, orang yang semula memiliki kekebalan atau imunitas terkait virus perlahan mulai menurun seiring berjalannya waktu. Virus kemudian bermutasi dan membuat dirinya lebih mudah menginfeksi manusia.
Ada dua kelompok rentan terkena hMPV yakni anak-anak dan lansia. Mengingat, keduanya selain memiliki masalah imunitas, juga menjadi kelompok dengan cakupan vaksinasi influenza maupun COVID-19 yang lebih rendah.
"Akhirnya berkontribusi pada peningkatan kasus, di sisi lain dua kelompok ini kalau sakit gejalanya lebih terlihat dan menimbulkan kekhawatiran keluarganya ini yang meningkatkan kunjungan RS," tandas dia.
Lebih Mudah Menular-Picu Masalah Saraf
Masyarakat Indonesia dinilainya tidak perlu heran bila hMPV sudah sudah menyebar di Indonesia. Dicky yang juga menjadi peneliti global health security menilai hMPV kecil kemungkinan menjadi pandemi. Walau begitu, tetap perlu diwaspadai.
"Karena mutasi hMPV saat ini lebih mudah menular dan bersifat neurotropik artinya memiliki kemampuan lebih tinggi berdampak pada sistem saraf, ini diperkuat dengan gejala-gejala yang timbul kaitannya dengan sistem saraf," beber dia.
"Seperti dizzy, goyang, pusing rasa berputar, ada gangguan kognitif dan juga ada beberapa kasus anak maupun lansia masuk RS dengan encephalitis ini yang dikaitkan dengan potensi mutasi baru hMPV ini lebih bersifat neurotropik," pungkasnya.