Menkes Beri Penghargaan ke Mendiang Mahasiswi PPDS Undip Aulia Risma
kumparanNEWS January 09, 2025 02:00 PM
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan penghargaan Ksatria Bakti Husada Arutala kepada Alm. Dokter Aulia Risma Lestari, mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro, yang bunuh diri diduga akibat dibully seniornya.
“Jadi hari ini kita ketemu ibu kandung dari Risma, kita Kemenkes ingin mengucapkan terima kasih beliau sudah berkorban untuk bertahan selama ini dari berbagai macam tekanan. Untuk bisa memperbaiki sistem pendidikan dokter spesialis yang ada di rumah sakit pendidikan kita,” ujar Budi usai pemberian penghargaan di kantor Kemenkes RI, Jakarta pada Kamis (9/1).
Kepada Budi, sang ibunda Aulia yang menerima penghargaan, Nuzmatun Malinah, mengucapkan terima kasih. Sambil menahan isak tangisnya, Nuzmatun berharap kasus ini akan diselesaikan hingga tuntas.
“Harapan kami semuanya tidak hanya berhenti di tsk (tersangka). Hukum di Indonesia sudah jelas siapa pun yang bersalah harus bertanggung jawab di hadapan hukum,” ucapnya.
“Untuk itu kami mohon siapa pun nanti yang akan bertugas sebagai kelanjutan dari penetapan tersangka mohon untuk bisa didoakan, mohon untuk bisa diberikan kekuatan sehingga benar-benar mereka akan melaksanakan keadilan yang seadil-adilnya sebagaimana yang telah mereka lakukan terhadap almarhumah,” sambungnya.
Ia juga berharap, apa yang terjadi kepada anaknya adalah yang terakhir, tidak ada lagi yang mengalami hal yang dirasakan anaknya.
“Kami mohon doa yang setulus-tulusnya untuk perbaikan pendidikan PPDS di Indonesia supaya tidak ada lagi kejadian (seperti) yang menimpa anak saya,” ucapnya.
Aulia yang merupakan dokter RSUD Kardinah Tegal, juga mahasiswa PPDS program studi anestesi Undip ditemukan meninggal dunia pada Senin (12/8/2024) di kamar kosnya. Diduga ia bunuh diri karena tak kuat dibully dan diperas saat menjalani pendidikan dokter spesialis.
Polda Jateng sudah menetapkan tiga orang tersangka dalam kasus ini. Mereka adalah Kepala Program Studi (Prodi) Anestesiologi di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (UNDIP) dr Taufik Eko Nugroho, Kepala Staf Medis Prodi Anestesi Undip Sri Maryani dan dokter residen yang juga senior korban berinsial ZYA.