2 Kali Megawati Tantang Penyidik KPK AKBP Rossa: Saya Nggak Tahan Juga Akhirnya!
GH News January 10, 2025 08:06 PM

Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, kembali menantang penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), AKBP Rossa Purbo Bekti.

Dalam pidato HUT ke52 PDIP, Megawati mendesak AKBP Rosaa agar tak bertindak sebagai pengecut dan datang menghadapnya.

"Siapa Rossa itu? Sini. Datang ke saya, jangan pengecut! Saya nggak tahan juga loh akhirnya!" kata Megawati di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2025).

Megawati lantas menuding KPK hanya membidik PDIP. Ia juga mempertanyakan mengapa lembaga antirasuah hanya berfokus mengincar partainya.

Karena itu, Megawati menegaskan kepada kadernya untuk tidak takut pada ancaman kasus hukum.

"Masak sih yang lain enggak dibegitukan (diproses hukum)? Hanya kita saja digebakgebuk, dengan cara sepertinya ini adalah situasi yang sah."

"Mana sahnya? Mana sini ahli hukum (beri komentar)? Tuh, ada Pak (Yasonna) Laoly, tinggi. Jangan takut!" tutur Megawati.

Momen pidato HUT ke52 PDIP ini menjadi kali kedua Megawati melayangkan tantangan terhadap AKBP Rossa.

Pada 5 Juli 2024 ketika pengucapan sumpah janji jabatan pengurus DPP PDIP masa bakti 20192024 diperpanjang hingga 2025, Megawati juga menantang AKBP Rossa untuk mendatanginya.

"Saya berani kalau umpamanya suruh datang Rossa, ngadepin aku," ujar dia saat itu, dikutip dari Kompas.com.

Dalam kesempatan itu, Megawati juga menyinggung pangkat AKBP yang disandang Rossa, setara dengan Letkol.

Sementara, Rossa bekerja sebagai penyidik di KPK yang dibentuk Megawati saat menjabat sebagai Presiden.

"Gile, orang KPK yang bikin itu saya. Panggil dia aja, pangkatnya apa? Baru Letkol saja, belum Jenderal," sindir Megawati.

"Saya panglima tertinggi (sebagai Presiden saat mendirikan KPK). Yang misahin polisi (dari ABRI), itu saya. Keren lho, saya ini," imbuhnya.

Sebagai informasi, tantangan Megawati terhadap AKBP Rossa terkait kasus Harun Masiku yang saat ini telah menjerat Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto.

Hasto diketahui telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus dugaan suap penetapan pergantian antar waktu (PAW) anggota DPR RI 20192024 dan perintangan penyidikan (obstruction of justice) yang melibatkan mantan caleg PDIP, Harun Masiku.

KPK Jadwalkan Ulang Pemeriksaan terhadap Hasto

Sebelumnya, Hasto Kristiyanto diketahui tak hadir dalam pemeriksaan yang dijadwalkan KPK pada Senin (6/1/2025).

Kepada KPK, Hasto berkirim surat, mengatakan tak bisa menghadiri pemeriksaan karena ada kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan.

"Penyidik menginfokan bahwa Saudara HK mengirimkan surat pemberitahuan ketidakhadiran dikarenakan ada kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan."

"Untuk selanjutnya, penyidik akan menjadwalkan pemanggilan ulang kepada yang bersangkutan," ungkap Juru Bicara KPK, Tessa Mahardhika Sugiarto, Senin malam.

Atas hal itu, KPK lantas menjadwalkan ulang pemanggilan terhadap Hasto pada Senin (13/1/2025) mendatang.

Kendati demikian, KPK tak ingin berandaiandai terkait kehadiran Hasto.

Tessa hanya meminta publik untuk menunggu, apakah Hasto akan menghadiri pemeriksaan atau tidak.

"Saya tidak akan berandaiandai apakah yang bersangkutan akan hadir atau tidak dan bagaimana kalau tidak hadir," ujar Tessa, Jumat (10/1/2025).

"Kita tunggu saja samasama di tanggal tersebut," imbuhnya.

Terpisah, Hasto memastikan dirinya bakal memenuhi panggilan KPK.

Sambil berkelakar, Hasto mengaku telah menyemur rambutnya menjadi hitam, sebagai bentuk persiapan diri menghadap penyidik lembaga antirasuah.

Menurut Hasto, rambutnya yang kini berwarna hitam, menunjukkan kejelasan tak ada abuabu dalam hukum.

"Saya sudah menerima surat panggilan dari KPK untuk hadir pada 13 Januari 2025, pada jam 10.00 WIB."

"Kalau ada yang nanya persiapan seperti apa? Setidaknya rambut saya sudah saya semir hitam."

"Seperti lambang, tidak ada yang abuabu dalam hukum," kata dia bercanda dalam konferensi pers persiapan HUT ke52 PDIP di Kantor DPP Partai, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis.

Di kesempatan yang sama, Ketua DPP PDIP, Ronny Talapessy, mengungkapkan Hasto telah menyiapkan pembelaan atau pledoi dalam tujuh bahasa.

Pledoi itu disiapkan Hasto untuk menghadapi kemungkinan terburuk, jika dirinya harus menjalani persidangan buntut status tersangka dalam kasus Harun Masiku.

Ronny mengatakan, pledoi itu sengaja disiapkan dalam tujuh bahasa agar bisa disaksikan dunia.

"Mas Hasto sampaikan ke saya. Nanti pledoinya akan disampaikan dalam tujuh bahasa agar bisa disaksikan dunia," ujar Ronny, Kamis.

"Kami persiapkan segala sesuatunya terhadap kasus ini. Kami akan sampaikan perkembangan dalam tujuh bahasa agar diketahui dunia internasional," imbuh dia.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.